Rupanya tidak hanya di Indonesia yang keberatan dengan sistem pay-to-play . Kisah ini terjadi di Korea. Dengan berakhirnya masa Closed Beta test, Gravity Co. mengumumkan bahwa RO akan mengadopsi subscription sistem atau Pay-to-Play, yaitu player membayar untuk bermain, sebagaimana kebanyakan MMORPG lainnya di jaman itu.

Namun pengumuman itu direspon negatif oleh sebagian besar player. Parahnya beberapa player yang "tidak dewasa" namun memiliki kemampuan lebih di bidang IT yang kemudian meng-hack server RO. Serangan ini kabarnya benar-benar luar biasa sehingga biaya yang dikeluarkan oleh untuk menanggulangi hack ini sanggup membuat Gravity ambruk.

Sebagai usaha untuk menyelamatkan perusahaan dan RO, Samsung menawarkan untuk membeli Gravity. Untuk mengawasi investasi mereka, Samsung menunjuk sendiri manajer yang akan mengawasi perkembangan game ini. Sayangnya, dengan kekuasaannya, manajer ini ingin "mengubah" RO menjadi game yang sesuai dengan keinginannya sendiri. Hal ini menyebabkan beberapa programmer dan artis mengundurkan diri.

Akibatnya, hingga saat ini banyak fitur yang tidak diimplementasikan hingga saat ini. Ditambah lagi akhirnya banyak sekali error, bug dan log yang "diderita" oleh RO. Namun untungnya Gravity terus maju dan akhirnya jutaan player di seluruh dunia dapat menikmati RO dengan segala kelebihan dan kekurangannya...

Adapun beberapa fitur yang harus "dikorbankan" akibat hal ini adalah....