- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Outdoor Adventure & Nature Clubs
SMA di Jakarta Dilarang Gelar Ekskul Pecinta Alam


TS
cascu5
SMA di Jakarta Dilarang Gelar Ekskul Pecinta Alam
Quote:
Tewasnya Arfiand Caesar Al Irhami (16), siswa kelas 1 SMAN 3, menjadi pelajaran berharga bagi Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Agar kejadian serupa tidak terulang kembali, seluruh kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam di semua sekolah di DKI Jakarta dilarang dan telah berlaku mulai pekan lalu.
" Seluruh kepala sekolah sudah seminggu melarang kegiatan yang sama di sekolah masing-masing"
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Lasro Marbun, mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan semua kepala sekolah menyusul dengan tewasnya Arfriand. Salah satu kebijakan yang diambil yakni meniadakan ektrakurikuler serupa. "Seluruh kepala sekolah sudah seminggu melarang kegiatan yang sama di sekolah masing-masing," kata Lasro, di Balaikota DKI Jakarta, Senin (30/6).
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 3, Ni Ketut Diah Chaerani terancam dicopot dari jabatannya. Kepala Sekolah dianggap lalai dalam mengawasi siswanya. "Sanksi pasti ada. Contohnya, kalau saya tidak pantas jadi kepala dinas mungkin nanti akan dicopot. Kemudian dipindah ke tempat lain. Itu juga sama," tegas Lasro..
Menurut Lasro, pihaknya telah mendengar alasan dari pihak sekolah. Namun karena sudah jatuh korban jiwa, dirinya tidak mau lagi mendengarkan alasan yang diberikan, dan memilih untuk mengambil tindakan tegas.
"Alasannya banyak tapi aku tidak mau dengar itulah. Kita lihat fakta aja. Hampir semua orang bela diri. Kalau saya sih siap saja kalau dicopot, kalau saya ya," ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya masih menunggu hasil dari pihak kepolisian sebagai tindaklanjut dari kasus ini. "Kegiatannya sudah dihentikan. Minggu ini kita akan berkoordinasi dengan Polres Jakarta Selatan. Nanti hasil apa yang kita dapat, baru akan kita ambil kesimpulan," ujarnya.
Diakui Lasro, untuk sanksi kepada siswa diserahkan kepada pihak kepolisian. Pihaknya hanya akan memberikan sanksi kepada kepala sekolah dan guru, karena keduanya di bawah tanggung jawab Dinas Pendidikan.
Seperti diketahui Arfiand meninggal dunia pada Jumat (20/6) di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Sebelumnya ia diketahui telah mengikuti pelatihan ekstrakurikuler pencinta alam selama satu minggu di Tangkuban Parahu, Jawa Barat.
SUMBER
" Seluruh kepala sekolah sudah seminggu melarang kegiatan yang sama di sekolah masing-masing"
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Lasro Marbun, mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan semua kepala sekolah menyusul dengan tewasnya Arfriand. Salah satu kebijakan yang diambil yakni meniadakan ektrakurikuler serupa. "Seluruh kepala sekolah sudah seminggu melarang kegiatan yang sama di sekolah masing-masing," kata Lasro, di Balaikota DKI Jakarta, Senin (30/6).
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 3, Ni Ketut Diah Chaerani terancam dicopot dari jabatannya. Kepala Sekolah dianggap lalai dalam mengawasi siswanya. "Sanksi pasti ada. Contohnya, kalau saya tidak pantas jadi kepala dinas mungkin nanti akan dicopot. Kemudian dipindah ke tempat lain. Itu juga sama," tegas Lasro..
Menurut Lasro, pihaknya telah mendengar alasan dari pihak sekolah. Namun karena sudah jatuh korban jiwa, dirinya tidak mau lagi mendengarkan alasan yang diberikan, dan memilih untuk mengambil tindakan tegas.
"Alasannya banyak tapi aku tidak mau dengar itulah. Kita lihat fakta aja. Hampir semua orang bela diri. Kalau saya sih siap saja kalau dicopot, kalau saya ya," ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya masih menunggu hasil dari pihak kepolisian sebagai tindaklanjut dari kasus ini. "Kegiatannya sudah dihentikan. Minggu ini kita akan berkoordinasi dengan Polres Jakarta Selatan. Nanti hasil apa yang kita dapat, baru akan kita ambil kesimpulan," ujarnya.
Diakui Lasro, untuk sanksi kepada siswa diserahkan kepada pihak kepolisian. Pihaknya hanya akan memberikan sanksi kepada kepala sekolah dan guru, karena keduanya di bawah tanggung jawab Dinas Pendidikan.
Seperti diketahui Arfiand meninggal dunia pada Jumat (20/6) di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Sebelumnya ia diketahui telah mengikuti pelatihan ekstrakurikuler pencinta alam selama satu minggu di Tangkuban Parahu, Jawa Barat.
SUMBER
Quote:
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta secara remi menghapus dan melarang ekstrakulikuler (Ekskul) pencinta alam di semua sekolah yang ada di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kebijakan itu dilakukan sebagai tindak lanjut kasus tewasnya siswa kelas 1 SMAN 3, Setia Budi, Jakarta Selatan.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Lasro Marbun, mengatakan, tewasnya Arfiand Caesar Al Irhami (16), menjadi catatan hitam dunia pendidikan di Jakarta. Agar kejadian serupa tidak terulang, mulai saat ini semua sekolah di Jakarta dilarang menerapkan ekstrakulikulir pencinta alam.“Kami telah mengumpulkan semua kepala sekolah dan melarang kegiatan tersebut di sekolah masing-masing,” kata Lasro, Senin (30/6).
Kepala Sekolah SMAN 3, Ni Ketut Diah Chaerani, terancam dicopot dari jabatannya. Ia dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya mengawasi siswanya. "Sanksi pasti ada. Contohnya, kalau saya tidak pantas jadi kepala dinas mungkin nanti akan dicopot. Kemudian dipindah ke tempat lain. Itu juga sama,” katanya.
Menurut Lasro, pihaknya telah mendengar alasan dari pihak sekolah. Namun karena sudah jatuh korban jiwa, dirinya tidak mau lagi mendengarkan alasan yang diberikan, dan memilih untuk mengambil tindakan tegas. “Alasannya banyak, tetapi saya tidak mau dengar. Fakta membuktikan generasi muda kita tewas. Hampir semua orang berusaha membela diri, kalau saya mau copot jabatan mereka itu hak saya,” ujarnya.
Lasro mengklaim sudah melakukan koordinasi dengan pihak Polres Jakarta Selatan dan menunggu hasil penyelidikan. Semua laporan akan menjadi dasar pemecatan terhadap pejabat sekolah terkait yang terlibat. “Kegiatannya sudah dihentikan. Kami berkoordinasi dengan Polres Jakarta Selatan. Nanti hasil apa yang kita dapat, baru akan kita ambil kesimpulan,” katanya.
Sementara itu, untuk siswa yang terlibat kasus penganiayaan sepenuhnya diserahkan kepada pihak kepolisisan. Pihaknya hanya akan memberikan sanksi kepada kepala sekolah dan guru, karena keduanya dibawah tanggung jawab Dinas Pendidikan.
Seperti diketahui Arfiand meninggal dunia pada Jumat (20/6) di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Arfiand diketahui tewas dengan sejumlah luka lebab. Sebelumnya ia diketahui telah mengikuti pelatihan ekstrakurikuler pencinta alam selama satu minggu di Tangkuban Parahu, Jawa Barat.
SUMBER
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Lasro Marbun, mengatakan, tewasnya Arfiand Caesar Al Irhami (16), menjadi catatan hitam dunia pendidikan di Jakarta. Agar kejadian serupa tidak terulang, mulai saat ini semua sekolah di Jakarta dilarang menerapkan ekstrakulikulir pencinta alam.“Kami telah mengumpulkan semua kepala sekolah dan melarang kegiatan tersebut di sekolah masing-masing,” kata Lasro, Senin (30/6).
Kepala Sekolah SMAN 3, Ni Ketut Diah Chaerani, terancam dicopot dari jabatannya. Ia dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya mengawasi siswanya. "Sanksi pasti ada. Contohnya, kalau saya tidak pantas jadi kepala dinas mungkin nanti akan dicopot. Kemudian dipindah ke tempat lain. Itu juga sama,” katanya.
Menurut Lasro, pihaknya telah mendengar alasan dari pihak sekolah. Namun karena sudah jatuh korban jiwa, dirinya tidak mau lagi mendengarkan alasan yang diberikan, dan memilih untuk mengambil tindakan tegas. “Alasannya banyak, tetapi saya tidak mau dengar. Fakta membuktikan generasi muda kita tewas. Hampir semua orang berusaha membela diri, kalau saya mau copot jabatan mereka itu hak saya,” ujarnya.
Lasro mengklaim sudah melakukan koordinasi dengan pihak Polres Jakarta Selatan dan menunggu hasil penyelidikan. Semua laporan akan menjadi dasar pemecatan terhadap pejabat sekolah terkait yang terlibat. “Kegiatannya sudah dihentikan. Kami berkoordinasi dengan Polres Jakarta Selatan. Nanti hasil apa yang kita dapat, baru akan kita ambil kesimpulan,” katanya.
Sementara itu, untuk siswa yang terlibat kasus penganiayaan sepenuhnya diserahkan kepada pihak kepolisisan. Pihaknya hanya akan memberikan sanksi kepada kepala sekolah dan guru, karena keduanya dibawah tanggung jawab Dinas Pendidikan.
Seperti diketahui Arfiand meninggal dunia pada Jumat (20/6) di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Arfiand diketahui tewas dengan sejumlah luka lebab. Sebelumnya ia diketahui telah mengikuti pelatihan ekstrakurikuler pencinta alam selama satu minggu di Tangkuban Parahu, Jawa Barat.
SUMBER
berita sebelumnya :
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Arfiand Caesary Alirhami (17) siswa kelas X IPA A SMA 3 Setiabudi, Jakarta Selatan harus menghembuskan nafasnya yang terakhir sesaat hendak menjalani operasi di Rumah Sakit MMC, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (20/6/2014) sekira pukul 11.00 WIB.
Remaja yang akrab disapa Aca itu diketahui sebelumnya sempat mendapatkan perawatan akibat luka yang didapatkannya pasca kepulangannya dari kegiatan pencinta alam bernama Sabawarna di Tangkuban Perahu, Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang bertujuan untuk mengisi waktu libur sekolah selama delapan hari, Kamis (12/6/2014) lalu itu justru mengantarkannya ke pembaringannya yang terakhir. Pasalnya, seusai mengikuti kegiatan tersebut, para kakak kelas justru langsung mengantarkan anak pertama dari dua bersaudara itu ke rumah sakit.
Gary (17) salah seorang teman sekelas Aca yang berkunjung ke Rumah Sakit MMC membenarkan kalau Aca bersama beberapa temannya yang setingkat kelas X mengikuti kegiatan pecinta alam yang diadakan sekolahnya. Kegiatan yang merupakan pengenalan anak baru terhadap senior itu merupakan kegiatan wajib apabila siswa ingin bergabung di ekstrakurikuler Sabawarna.
"Kita baru tahu kabarnya tadi siang, habis sholat Jumat. Jadi saya sama temen-temen sekelas langsung ke sini," ungkapnya kepada Wartakotalive.com di Rumah Sakit MMC, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (20/6).
Gary pun menyebutkan tidak hanya Aca yang menderita luka usai kegiatan tersebut, tetapi beberapa rekannya juga dikabarkan mengalami hal serupa bahkan seorang diantaranya mengalami luka gigitan ular.
"Temen-temen yang ikutan pecinta alam juga pada 'tepar' semua, pada sakit, kabarnya juga ada yang digigit ular, " ceritanya.
SUMBER
Remaja yang akrab disapa Aca itu diketahui sebelumnya sempat mendapatkan perawatan akibat luka yang didapatkannya pasca kepulangannya dari kegiatan pencinta alam bernama Sabawarna di Tangkuban Perahu, Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang bertujuan untuk mengisi waktu libur sekolah selama delapan hari, Kamis (12/6/2014) lalu itu justru mengantarkannya ke pembaringannya yang terakhir. Pasalnya, seusai mengikuti kegiatan tersebut, para kakak kelas justru langsung mengantarkan anak pertama dari dua bersaudara itu ke rumah sakit.
Gary (17) salah seorang teman sekelas Aca yang berkunjung ke Rumah Sakit MMC membenarkan kalau Aca bersama beberapa temannya yang setingkat kelas X mengikuti kegiatan pecinta alam yang diadakan sekolahnya. Kegiatan yang merupakan pengenalan anak baru terhadap senior itu merupakan kegiatan wajib apabila siswa ingin bergabung di ekstrakurikuler Sabawarna.
"Kita baru tahu kabarnya tadi siang, habis sholat Jumat. Jadi saya sama temen-temen sekelas langsung ke sini," ungkapnya kepada Wartakotalive.com di Rumah Sakit MMC, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (20/6).
Gary pun menyebutkan tidak hanya Aca yang menderita luka usai kegiatan tersebut, tetapi beberapa rekannya juga dikabarkan mengalami hal serupa bahkan seorang diantaranya mengalami luka gigitan ular.
"Temen-temen yang ikutan pecinta alam juga pada 'tepar' semua, pada sakit, kabarnya juga ada yang digigit ular, " ceritanya.
SUMBER
Gimana pendapat penghuni OANC di mari, yang pernah ikut Pecinta Alam di sekolahnya apa benar beritanya?? kalo benar turut berduka untuk para pecinta alam di sekolah2 di Jakarta

Diubah oleh cascu5 01-07-2014 04:48




nona212 dan tata604 memberi reputasi
2
8.2K
Kutip
45
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan