JAKARTA - Salah satu orang tua tersangka penganiyaan terhadap Arfiand Caesar Al Irhami (16), siswa SMAN 3 Setiabudi, Jakarta Selatan, berteriak histeris saat kelima tersangka akan dipindahkan dari sel Polres Jakarta Selatan ke Rutan Salemba, Rabu 2 Juli 2014.

Orang tua tersangka, PT (35), tak kuasa menahan air mata dan meronta-ronta. Dia khawatir putranya mendapat perlakuan kasar dari penghuni rutan lainnya.

"Saya khawatir kalau-kalau nanti anak saya akan mendapatkan perlakuan kasar saat di sel Salemba," ujarnya.

Dia mengatakan perbuatan anaknya tersebut akibat tindakan senior terdahulunya. "Mereka masih anak-anak, mereka juga adalah korban dari tindakan senior mereka yang mewariskan tradisi itu," tuturnya.

Pemindahan sel tahanan yang berlangsung sekira pukul 13.30 WIB dengan tujuan untuk meletakkan tahanan bersama tahanan yang masih anak-anak.

JAKARTA- Polisi terus menjajaki kasus tewasnya siswa SMAN 3 Setia Budi, Arfiand Caesar Al Irhami (16) usai mengikuti kegiatan pecinta alam di Tangkuban Perahu, Jawa Barat. Setelah menetapkan lima orang tersangka, polisi kemungkinan akan menetapkan tersangka baru.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan sampai saat ini memang ada atau ditemukan intervensi alumni dalam insiden tersebut. "Tapi kalau terlibat mereka harus siap menanggung risiko," katanya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/7/2014).

Rikwanto menuturkan, insiden yang menimpa korban merupakan dampak dari tradisi yang salah. Di mana bentuk pembinaan mental dengan kekerasan atau penganiayaan itu salah karena bisa berujung pada kematian itu.

Sementara itu, lima orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi, ujar Rikwanto sekarang sudah berada di dalam tahanan. Empat orang diantaranya DW, AM, TM, dan KR ditahan di Rutan Salemba, sementara PU sebagai tahanan perempuan ditahan di Rutan Pondok Bambu.