- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kaget Puasa di Jepang Hampir 18 Jam


TS
ffadhillah
Kaget Puasa di Jepang Hampir 18 Jam
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lain ladang lain belakang. Begitulah ungkapan yangtepat untuk menunjukkan kebiasaan yang berbeda di setiap wilayah. Sebut saja soal ibadah puasa yang saat ini dilaksanakan oleh kaum muslim di seluruh dunia. Orang Jepang sampai saat ini masih bingung dan mempertanyakan puasanya orang Indonesia.
"Tidak salah tuh? Serius nih tidak makan tidak minum?". Itulah kata-kata yang mereka ungkapkan.
Seorang muslim Indonesia sahabat Tribunnews.com, sebutlah Dani, datang minggu lalu di Tokyo, pas dimulainya puasa. Menetap di rumah orang Jepang.
"Tidak salah kamu puasa, panas begini apa kuat?" tuan rumah tanya kepada Dani dan dijelaskan oleh Dani memang kewajibannya sebagai muslim untuk puasa mengikuti ajaran agama yang bersangkutan.
Kalau tadi tuan rumah orang Jepang yang bingung dan kaget, kini giliran Dani sendiri yang kaget karena baru pertama kali ke Jepang.
Betapa tidak. Saat makan sahur di Jepang jam 02.30 pagi dan waktu berbuka puasa sekitar jam 19.05 malam.
"Hah? Tidak salah tuh pak? Panjang sekali," tanyanya kepada Tribunnews.com.
Meskipun demikian Dani memang tetap mengiyakan dan menjalankan ibadahnya dengan baik. Sementara tuan rumah orang Jepang malah semakin bingung dan telepon ke Tribunnews.com.
"Tidak salah tuh Dani bangun pagi-pagi jam 02.30 sementara kita masih tidur kaget juga jadinya. Kami kira Dani sakit bangun pagi-pagi sehingga kami agak kaget juga dan terbangun," ungkap si Jepang tuan rumah kepada

Tribunnews.com, Selasa (1/7/2014).
Danjiki atau puasa di Jepang juga dilakukan dengan khusuk oleh para staf Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo. Setiap hari salat bersama sekitar jam 11.00 dan istirahat sampai jam 14.00 waktu Tokyo. Kantor Imigrasi baru buka kembali jam 14.00.
Seorang asing yang ingin mengurus Visa Indonesia karena biasanya mulai jam 13.30 sudah buka, terpaksa harus menunggu ekstra 30 menit.
"Tidak apa, saya mengerti karena bulan Ramadan, jadi saya tunggu saja deh sampai buka kembali kantor Imigrasi-nya," papar wanita asing tersebut.
Saat malam tiba salat tarawih di Tokyo juga dilakukan secara tenang dan tidak mengganggu masyarakat. Salat tarawih di berbagai tempat di Tokyo, baik masjid maupun aula, tidak menggunakan pengeras suara yang terdengar keluar. Pengeras suara hanya diperdengarkan di dalam ruangan saja.
Bentuk toleransi orang Indonesia yang ada di Jepang. Ada pula yang mengetahui jam salat dari setting jam salat di ponselnya, sehingga saat salat tiba, ponselnya otomatis mendengungkan suara panggilan untuk salat.
Sebuah perusahaan Indonesia yang ada di Tokyo, pimpinannya juga melakukan demikian. Akibatnya beberapa stafnya kadang sempat kaget, suara apa ya itu seperti orang berdoa?
Setelah mendengarkan sesaat dan dijelaskan staf Indonesia yang lain barulah si Jepang, staf perusahaan itu juga, akhirnya mengerti.

"Tidak salah tuh? Serius nih tidak makan tidak minum?". Itulah kata-kata yang mereka ungkapkan.
Seorang muslim Indonesia sahabat Tribunnews.com, sebutlah Dani, datang minggu lalu di Tokyo, pas dimulainya puasa. Menetap di rumah orang Jepang.
"Tidak salah kamu puasa, panas begini apa kuat?" tuan rumah tanya kepada Dani dan dijelaskan oleh Dani memang kewajibannya sebagai muslim untuk puasa mengikuti ajaran agama yang bersangkutan.
Kalau tadi tuan rumah orang Jepang yang bingung dan kaget, kini giliran Dani sendiri yang kaget karena baru pertama kali ke Jepang.
Betapa tidak. Saat makan sahur di Jepang jam 02.30 pagi dan waktu berbuka puasa sekitar jam 19.05 malam.
"Hah? Tidak salah tuh pak? Panjang sekali," tanyanya kepada Tribunnews.com.
Meskipun demikian Dani memang tetap mengiyakan dan menjalankan ibadahnya dengan baik. Sementara tuan rumah orang Jepang malah semakin bingung dan telepon ke Tribunnews.com.
"Tidak salah tuh Dani bangun pagi-pagi jam 02.30 sementara kita masih tidur kaget juga jadinya. Kami kira Dani sakit bangun pagi-pagi sehingga kami agak kaget juga dan terbangun," ungkap si Jepang tuan rumah kepada

Tribunnews.com, Selasa (1/7/2014).
Danjiki atau puasa di Jepang juga dilakukan dengan khusuk oleh para staf Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo. Setiap hari salat bersama sekitar jam 11.00 dan istirahat sampai jam 14.00 waktu Tokyo. Kantor Imigrasi baru buka kembali jam 14.00.
Seorang asing yang ingin mengurus Visa Indonesia karena biasanya mulai jam 13.30 sudah buka, terpaksa harus menunggu ekstra 30 menit.
"Tidak apa, saya mengerti karena bulan Ramadan, jadi saya tunggu saja deh sampai buka kembali kantor Imigrasi-nya," papar wanita asing tersebut.
Saat malam tiba salat tarawih di Tokyo juga dilakukan secara tenang dan tidak mengganggu masyarakat. Salat tarawih di berbagai tempat di Tokyo, baik masjid maupun aula, tidak menggunakan pengeras suara yang terdengar keluar. Pengeras suara hanya diperdengarkan di dalam ruangan saja.
Bentuk toleransi orang Indonesia yang ada di Jepang. Ada pula yang mengetahui jam salat dari setting jam salat di ponselnya, sehingga saat salat tiba, ponselnya otomatis mendengungkan suara panggilan untuk salat.
Sebuah perusahaan Indonesia yang ada di Tokyo, pimpinannya juga melakukan demikian. Akibatnya beberapa stafnya kadang sempat kaget, suara apa ya itu seperti orang berdoa?
Setelah mendengarkan sesaat dan dijelaskan staf Indonesia yang lain barulah si Jepang, staf perusahaan itu juga, akhirnya mengerti.

Diubah oleh ffadhillah 02-07-2014 13:30
0
3K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan