Mari sejenak kita merenung, tanpa caci maki, tanpa sumpah serapah. Bayangkan saja beberapa bulan kedepan, kita telah mempunyai pemimpin baru, Prabowo dan Hatta Rajasa.

Mungkin hal-hal ini yang akan terhampar didepan mata kita, bangsa Indonesia :

Kaum pintar ( yang pintar sekali menipu rakyat ) akan tertawa terbahak-bahak, menyusun strategi untuk menggarong uang rakyat. Awal pertama mereka berkuasa, maka yang akan dilakukan adalah bagi-bagi jabatan. Tiap partai akan bersaing sengit, merasa paling berjasa, sehingga meminta jatah lebih pada posisi menteri, di lahan yang basah.

Partai-partai Islam akan memperebutkan jabatan menteri-menteri yang bisa meraup untung dari sana, seperti menteri Pendidikan, menteri Pertanian, menteri Agama.

Partai-partai Nasionalis akan memperebutkan jabatan-jabatan strategis dibidang sumberdaya alam, untuk mengisi kas partai yang habis-habisan.

Hatta Rajasa akan tenang menjalankan bisnisnya di bidang perminyakan yang dijalankan oleh anaknya, menggerogoti Pertamina. dia akan menggandeng teman-temannya yang membantunya habis-habisan di pilpres ini.

Orang per orang pendukung Prabowo seperti Mahfud MD, akan menduduki jabatan seputar hukum.

Abu Rizal Bakri akan makin semangat mengemplang pajak. Makin tidak perduli tentang rakyat yang menangis karena Lumpur Lapindo. Dan akan berusaha mempertahankan posisinya sebagai Ketua Umum Golkar dengan uangnya. Dengan jabatannya sebagai menteri utama, akan menekan pemerintah untuk mengucurkan dana APBN ke kasus Lapindo.

Anis Matta akan melawan KPK dibantu dengan Fachri Hamzah untuk mengkerdilkan KPK dan memobilisasi grass rootnya menggembosi KPK.

Harri Tanoe akan tertawa senang mencibir Wiranto, karena kini dia menempati jabatan baru sebagai Menkominfo, yang akan mengatur segala sesuatunya untuk mengamankan bisnisnya.

FPI akan makin leluasa menampakkan Islam yang angker, Islam yang bukan lagi sebagai Rahmatan Lil Alamin. Karena FPI sekarang didukung penuh oleh Pemerintah dan Kivlan Zen ( dengan catatan Hashim, adiknya Prabowo tidak protes kepada kakaknya yang kini jadi Presiden)

Pemuda Pancasila, Gerakan Indonesia Baru, Forkabi, dan FBR, akan makin petantang-petenteng menguasai lahan-lahan parkir, menjadi centeng lahan kosong. Tidak ada lagi gap diantara mereka, semua dibagi rata atas seijin Prabowo. Sukuisme dan sektarian yang mencederai Bhinneka Tunggal Ika akan makin berjaya ditahun-tahun mendatang.

Tanah abang, akan kembali morat-marit. Jagoan yang menguasai kawasan sana akan tertawa senang. Apalagi dia merasa mempunyai ormas yang baris berbarisnya lebih hebat dari Kopassus.

Menhankam akan dipegang oleh orang Prabowo, dan akan patuh pada Prabowo. Sementara panglima TNI, sampai tingkat bawah akan diisi oleh loyalis-loyalis Prabowo. Kita akan melihat seorang Jenderal bintang 4 memberi hormat pada pensiunan Jenderal bintang 3 yang kini jadi Panglima Tertinggi. Akan ada penyingkiran besar-besaran dan mutasi ditubuh TNI, juga ditubuh Kepolisian.

Fadli Zon dengan senyum simpulnya akan mengadali lagi Prabowo yang gemar menggelontorkan uang. Sama seperti halnya waktu dia memakan uang Prabowo di era 90an, sampai dia dihajar Prabowo.

Bagaimana rakyat yang memilihnya dan yang tidak memilihnya?
Nasibnya akan sama...Orde Baru jilid II akan tampil lagi dengan wajah baru, yang lebih tegas menekan rakyat.

Silakan pilih Nomor 1, demi Orde Baru jilid II.
Dukung kezaliman. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Maka, dengan cara apapun, Prabowo harus menang, karena ditangannyalah nasib petinggi-petinggi partai koalisi dipertaruhkan!