Prabowo: Pers Sudah Dijadikan Senjata Menjatuhkan Lawan
VIVAnews - Calon Presiden Prabowo Subianto, mengatakan banyak media massa yang memberitakan dirinya dari sisi negatif. Sebab, sejumlah media massa saat ini dimanfaatkan oleh pemiliknya yang terlibat dalam ranah politik praktis, sehingga mengabaikan kepentingan masyarakat.
"Di era modern sekarang ini, media juga menjadi senjata. Senjata itu bisa digunakan oleh orang lain," kata Prabowo dalam memaparkan visi misinya di hadapan para duta besar negara-negara asing di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin malam, 30 Juni 2014.
Penyataan itu disampaikan Prabowo ketika menjawab pertanyaan dari salah satu warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat di Indonesia. WNA itu merasa banyak pemberitaan media luar negeri menyudutkan Prabowo, khususnya dalam keberpihakan pada isu demokrasi.
"Tak hanya media luar, media dalam negeri kini juga sudah menjadi senjata. Bahkan, media luar itu mengambil konten dari media dalam negeri," jawabnya.
Prabowo menuturkan, sebagai capres dirinya kerap dirugikan oleh pemberitaan sebagian media massa yang memihak rivalnya, yakni pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Meski demikian, lanjut Prabowo, kubunya tak akan mempermasalahkan sejumlah media yang tidak berpihak padanya.
"Terkadang, keberpihakan media ini mengganggu saya. Tapi saya mengerti, ini adalah kenyataan yang saya hadapi," ungkapnya.
Mantan Danjen Kopassus itu menambahkan, sejumlah media yang tak berpihak padanya merupakan kenyataan politik yang terjadi. Hal itu merupakan risiko sebagai capres.
"Ya, itu risiko (sejumlah media yang tak memihak Prabowo). Tetapi, kami akan buktikan bahwa yang benar adalah benar," tegasnya.
Pers, kata Prabowo, memiliki peran signifikan dalam membangun proses demokrasi. Namun, tak jarang media tersebut digunakan oleh pemiliknya untuk menjatuhkan lawan.
"Ini kenyataan yang harus dihadapi dengan baik, hadapi dengan positif," katanya.
Sementara itu, peserta yang hadir dalam acara tersebut di antaranya duta besar Jerman, Belanda, Italia, Spanyol, Prancis, India, Tiongkok, Korea Selatan, Afrika Selatan, Polandia, Nigeria, Yordania, Sri Lanka, Turki, dan Sudan. Forum ini juga dihadiri oleh mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Dino Patti Djalal
http://politik.news.viva.co.id/news/...jatuhkan-lawan
Prabowo sendiri asalnya / pelaku hal negatif, contoh: mengirim surat ke guru dengan uang, ngata-ngatain Jokowi capres boneka, pembohonglah, ini-itu. Gimana minta orang memberitakan hal positif sedangkan situ berperilaku negatif, aneh capres ini, aya aya wae