‘Delapan hari menjelang Pilpres 2014, namun sampai saat ini masih sulit untuk menebak siapa yang akan menang dalam Pemilu 9 Juli nanti, kedua pasangan terus menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh suara sebanyak mungkiin.
Prabowo dan Jokowi adalah dua kandidat yang sangat berbeda,  hampir dari segala sisi kedua pasangan ini berbeda. Jika Prabowo adalah anak ningrat, ganteng,  berlatar belakang militer dan berkarakter keras. Jokowi adalah anak orang biasa, berparas ‘ndeso’, tukang mebel, dan berkarakter kalem cenderung pemalu.

Jika Jokowi memiliki masa lalu yang penuh prestasi yang terukur dalam kiprahnya di dunia politik, Prabowo memiliki masa lalu yang penuh misteri yang mungkin tidak akan pernah terungkap.

Jokowi menjanjikan Indonesia Baru, sementara Prabowo disinyalir menjanjikan kelanjutan dari Indonesia yang saat ini. Prabowo mengusung Ekonomi Kerakyatan, program yang berjanji merubah nasib rakyat kecil melalui berbagai bantuan dan tunjangan.  Sementara Jokowi mengusung Ekonomi Berdikari, program pemberdayaan rakyat kecil yang fokus pada peningkatan kemampuan setiap rakyat untuk dapat mandiri, dan memiliki daya saing baik lokal maupun international.

Dalam kampanye Jokowi jauh lebih populer di kalangan menengah ke atas dan terpelajar, karena program-programnya lebih masuk akal, dan mendatangkan perubahan. Prabowo tidak terlalu peduli dengan golongan tersebut, target kampanye-nya ditujukan pada rakyat kecil yang tidak mengerti, yang lebih memilih naik gaji daripada menjalani ‘revolusi mental’ , Prabowo juga lebih populer di kalangan politisi ‘pasca orde baru’ yang memegang banyak kepentingan yang kemungkinan akan mendapatkan kesulitan jika Jokowi yang menang.