Kaskus

News

masmismusAvatar border
TS
masmismus
Twitter Fahri Bikin Blunder, Sinting = Agak Gila
Jakarta - Penyataan Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah, dikritik karena menyatakan bahwa Capres Joko Widodo (Jokowi) 'sinting' setelah menyetujui dan menandatangani pernyataan persetujuan akan menetapkan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional.

Ketua Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU), Sultonul Huda, menyatakan bahwa pernyataan demikian melecehkan kaum santri yang terbukti mempunyai peran besar terhadap berdirinya negara Indonesia.

"Pernyataan Fahri tersebut, membuktikan bahwa dia tidak paham peran sejarah berdirinya bangsa Indonesia yang melibatkan kaum santri dari prakemerdekaan dan mengisi kemerdekaan sampai sekarang," kata Sultonul di Jakarta, Senin (30/6) malam.

"Kami akan melawan sampai titik darah penghabisan atas ucapan jorok Fahri itu."


Dia menjelaskan di jaman kemerdekaan, para santri dikomandoi oleh KH Hasyim Asyari dan mencetuskan resolusi jihad sebagai awal embrio dari perjuangan dan kemerdekaan Indonesia.

"Jadi wajar jika Jokowi menghargai peran santri dengan menetapkan 1 Muharram sebagai hari santri nasional," tegasnya.

KBNU yang mempunyai jaringan santri di seluruh Indonesia, semakin yakin bahwa pasangan Prabowo-Hatta memang tidak mempunyai keberpihakan terhadap kelompok santri.

"Tim Prabowo-Hatta melalui Fahri Hamzah sudah jelas-jelas antisantri. PKS adalah penumpang gelap di dalam perjalanan bangsa kita dan penumpang gelap reformasi," tandanya.

Sumber : http://www.beritasatu.com/nasional/1...ri-hamzah.html

Twitter Fahri Bikin Blunder, Sinting = Agak Gila

Sebut "Jokowi Sinting", Fahri Juga Dianggap Hina Kalangan Santri
Senin, 30 Juni 2014 | 21:20 WIB



JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Ahmad Basarah, mengecam pernyataan anggota tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Fahri Hamzah, yang mengkritik rencana Jokowi menjadikan 1 Muharam sebagai hari santri nasional. Dalam pernyataannya melalui Twitter, Fahri menyebut "Jokowi Sinting" karena menyanggupi permintaan kalangan santri. Menurut Basarah, kritik Fahri telah melukai Jokowi dan perasaan santri di seluruh Indonesia.

"Pernyataan Fahri tidak menghormati keberadaan bahkan sudah menghina kaum santri Indonesia," kata Basarah, Senin (30/6/2014) di Jakarta.

Sekretaris Dewan Penasihat Baitul Muslimin Indonesia itu melanjutkan, pernyataan Fahri merupakan bukti bahwa dia tak memahami peran kalangan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Basarah bahkan menuding kritik Fahri itu merupakan cermin kubu Prabowo-Hatta yang tak menghargai keberagaman dan kerukunan bangsa.

Basarah khawatir, kicauan Fahri akan memancing kemarahan di kalangan santri. Oleh karena itu, ia mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengambil tindakan tegas agar menimbulkan efek jera dan tak terulang pada lain waktu.

"Bawaslu harus segera menindak pelanggaran pidana pemilu yang dilakukan Fahri," ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan tersebut.

Sebelumnya, Tim Advokasi Komite Pemenangan Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla melaporkan Fahri ke Bawaslu. Fahri adalah anggota Komisi III dari Fraksi PKS dan menjadi anggota tim pemenangan untuk Prabowo-Hatta. Fahri dilaporkan atas dugaan pelanggaran pemilu melalui akun Twitter pribadinya, @fahrihamzah. Ia dituding melanggar Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden (Pilpres) Pasal 41 ayat 1 huruf C bahwa pelaksana, peserta, dan petugas kampanye dilarang menghina seseorang, agama, suku, ras, dan golongan calon lain.

Ketua Komite Advokasi Pemenangan Jokowi-JK, Mixil Mina Munir, mengatakan, melalui akun Twitter-nya, Fahri menulis, "Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!"

Menurut Mixil, Fahri telah menghina Jokowi "sinting" lantaran akan menjadikan 1 Muharam sebagai hari santri nasional. Atas perbuatannya, Fahri diminta menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada semua santri di Indonesia.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Pilpres 2014 Jokowi-JK
Penulis : Indra Akuntono
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary


Bamusi: Pernyataan Fahri Hamzah Menghina Jokowi dan Kaum Santri

Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah (ANTARA/Wahyu Putro A). (sumber: Antara)
Jakarta - Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah telah membuat pernyataan yang menghina calon presiden Joko Widodo dan sekaligus melecehkan kaum santri indonesia.

Pelecehan itu terkait pernyataan Fahri Hamzah yang mengatakan Capres Joko Widodo (Jokowi) 'sinting' karena menyetujui dan menandatangani pernyataan persetujuan akan menetapkan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional.

"Pernyataan Fahri juga tidak menghormati keberadaan bahkan sudah menghina kaum santri Indonesia," tegas Sekretaris Dewan Penasihat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Ahmad Basarah, Senin (30/6).

Pria yang akrab disapa Baskara itu menekankan Fahri juga tidak memahami peran sejarah perjuangan santri Indonesia bagi kemerdekaan Indonesia hingga saat ini.

Baskara menekankan, dirinya adalah pelaku sejarah yang berada bersama Jokowi pada saat menghadiri acara Haul Bung Karno dan KH Hasyim Asy'ari di Pesantren Babussalam Malang Jawa Timur, Jumat (28/6) lalu.

Saat itu, Baskara mengaku dirinya bisa merasakan langsung suasana kebatinan yang dirasakan para kyai dan ribuan santri yng hadir dalam acara tersebut.

"Mereka menangis histeris dan bergembira karena Jokowi mau menghormati keberadaan kaum santri Indonesia. Yakni dengan cara menyetujui usulan mereka menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional," katanya.

Karena itu, menurut dia, pernyataan Fahri adalah cerminan dari sikap kubu Prabowo-Hatta yang sering menyebarkan rasa kebencian dan permusuhan kepada sesama anak bangsa Indonesia.

Hal itu dilancarkan melalui kata-kata hinaan, cacian bahkan fitnah-fitnah yang keji selama masa kampanye ini, bahkan dengan mempermainkan isu SARA.

Baskara mengakui dirinya khawatir pernyataan Fahri tersebut akan memicu kemarahan kalangan santri di seluruh Indonesia.


"Oleh karena saya mendesak agar Bawaslu segera mengambil langkah hukum atas pelanggaran pidana pemilu yang telah dilakukan Fahri," tegas Baskara yang juga Anggota Tim Pemenangan Jokowi-JK itu.

Menurutnya, tindakan Fahri menghina Jokowi dan Hari Santri Nasional itu bisa diduga kuat melanggar perintah UU Nomor 42 tahun 2008 pasal 41 ayat 1 huruf C. Pasal itu berbunyi, "pelaksana, peserta dan petugas kampanye dilarang menghina, seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan pasangan calon lain'.

Sebelumnya, Anggota Tim Sukses pasangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah menyebut Joko Widodo sinting. Sebutan itu dilontarkan Fahri menanggapi janji Jokowi untuk menetapkan 1 Muharram sebagai hari santri nasional.

"Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!" Tulis Fahri melalui akun twitternya @Fahrihamzah.

Soal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional muncul saat Jokowi berkampanye ke Pondok Pesantren Babussalam, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/6). Para santri dan kyai meminta Jokowi menandatangani perjanjian kesepakatan untuk memperjuangkan Hari Santri Nsional itu.

Pimpinan Pondok Pesantren Babussalam Kyai Haji Thoriq Bin Ziyad menyatakan capres yang mau memperjuangkan hari santri nasional berarti telah memperjuangkan seluruh santri dan ulama. Jokowi, yang mengenakan peci hitam langsung menyanggupi permintaan tersebut. "Saya menyanggupi permintaan menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai hari santri nasional. Itu wajib diperjuangkan," kata Jokowi.


" kata kata mengalir dari fikiran, fikiran digerakkan perasaan, apa yg dikatakan itulah yg dirasakan"

sinting sin.ting
[Lihat senteng]

[a] sedeng; miring; tidak beres pikirannya; agak gila: dia mengigau spt orang --
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/sint...#ixzz36AF3k3Gb

Jadi yg sedang gila siapa sebenarnya..?
0
3.8K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan