- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Supranatural
Misteri Tuah Tongkat Bung Karno


TS
ainaliza
Misteri Tuah Tongkat Bung Karno

DIKUTIP DARI : http://www.siagaindonesia.com/2014/0...kat-bung-karno Banyak sekali Mitos-mitos yang kita dengar mengenai Presiden Soekarno. Baik yang
masuk akal maupun yang tidak masuk akal. Banyak juga cerita fenomenal mengenai diri
Soekarno semenjak masa kecilnya sampai masa-masa kejayaan sebagai Presiden
Pertama Indonesia. Diantaranya adalah Misteri 3 Tongkat Komando milik Bung Karnoyang sering menarik perhatian Presiden lainnya di dunia. Menurut kabar Tongkatkomando tersebut dikabarkan memiliki kesaktian. Benarkah demikian??..
Berkali-kali Bung Karno berkata bahwa Tongkat Komando-nya tidak memiliki daya sakti,daya linuwih..”itu hanya kayu biasa yang aku gunakan sebagai bagian dari
penampilanku sebagai Pemimpin dari sebuah negara besar” kata Bung Karno pada
penulis Biografi-nya, Cindy Adams pada suatu saat di Istana Bogor
Bung Karno sendiri memiliki tiga tongkat komando yang bentuknya sama, satu tongkat
yang ia bawa ke luar negeri, satu tongkat untuk berhadapan dengan para Jenderalnya dan
satu tongkat waktu ia berpidato. Namun kalau keadaan buru-buru dan harus pergi, yang
kerap ia bawa adalah tongkat sewaktu ia berpidato.
Pernah suatu saat Presiden Kuba, Fidel Castro memegang tongkat Bung Karno dan
bercanda “Apakah tongkat ini sakti seperti tongkat kepala suku Indian?” Bung Karno
tertawa saja, saat itu Castro meminta peci hitam Bung Karno dan Bung Karno pake pet
hijau punya-nya Castro.
“Pet ini saya pakai waktu saya serang Havana dan saya jatuhkan Batista” kata Castro
mengenai Pet hijaunya itu
Apakah tongkat Bung Karno itu memiliki kesaktian? seperti Keris Diponegoro ‘Kyai Salak’
atau keris Aryo Penangsang ‘Kyai Setan Kober’ wallahu’alam . Tapi Bung Karno sakti, itu
sudah jelas. Peristiwa paling menggemparkan bagi publik Indonesia adalah saat Bung
Karno ditembak dari jarak dekat pada sholat Idul Adha. Tembakan itu meleset dan ini
yang jadi heboh, bagaimana bisa penembaknya adalah seorang jago perang terlatih,
kenapa menembak dari hanya jarak 5 meter tidak kena. Di Radio-radio saat itu saat
sidang pengadilan penembak Bung Karno, terungkap saat Bung Karno membelah dirinya
menjadi lima. Penembak bingung ‘mana Bung Karno’ ? mungkinkah itu kembarannya
atau penirunya sebagai pengalih perhatian, ataukah memang beliau itu sakti?
Menurut kabar Kesaktian Bung Karno sebenarnya adalah ‘kesaktian’ tiban, ‘tiban’ adalah
suatu istilah Jawa bahwa kesaktian itu tidak dipelajari. Waktu lahir Sukarno bernama
Kusno, ia sakit keras kemudian diganti nama Sukarno. Setelah sehat, datanglah kakek
Sukarno, Hardjodikromo datang dari Tulungagung untuk berjumpa dengan Sukarno kecil
saat itu, sang Kakek melihat ada sesuatu yang lain di anak ini. Kakek Sukarno sendiri
adalah seorang sakti, ia bisa menjilati bara api pada sebuah besi yang menyala. -
Rupanya di lidah Sukarno ada kemampuan lebih yaitu mengobati orang, Sukarno dicoba
untuk mengobati bagian yang sakit dengan menjilat-.
Kakek Sukarno, tau bahwa ini kesaktian, tapi harus diubah asal cucunya jangan hanya
jadi dukun, tapi jadi seorang yang amat berguna untuk bangsanya. Hardjodikromo adalah
seorang pelarian dari Jawa Tengah yang menolak sistem tanam paksa Cultuurstelsel
Van Den Bosch, ia ke Tulungagung dan memulai usaha sebagai saudagar batik. Leluhur
Bung Karno dari pihak Bapaknya adalah Perwira Perang Diponegoro untuk wilayah Solo.
Nama leluhur Bung Karno itu Raden Mangundiwiryo yang berperang melawan Belanda,
Mangundiwiryo ini adalah orang kepercayaan Raden Mas Prawirodigdoyo salah seorang
Panglima Diponegoro yang membangun benteng-benteng perlawanan antara Boyolali
sampai Merbabu. Setelah selesainya Perang Diponegoro, Raden Mangundiwiryo diburu
oleh intel Belanda dan ia menyamar jadi rakyat biasa di sekitar Purwodadi, mungkin akar
inilah yang membuat ikatan batin antara Jawa Tengah dan Bung Karno. Seperti diketahui
Jawa Tengah adalah basis utama Sukarnois terbesar di Indonesia.
Mangundiwiryo memiliki kesaktian yaitu ‘Ucapannya bisa jadi kenyataan’ istilahnya ‘idu
geni’. Rupanya ini menurun pada Bung Karno. Melihat kemampuan ‘idu geni’ Bung Karno
itu, Kakeknya Hardjodikromo berpuasa siang malam agar cucunya bisa memiliki
kekuatan batin, pada suatu saat Hardjodikromo bermimpi rumahnya kedatangan seorang
yang amat misterius, berpakaian bangsawan Keraton Mataram dan mengatakan dengan
amat pelan ‘bahwa cucumu adalah seorang Raja bukan saja di Tanah Jawa, tapi di
seluruh Nusantara’. Kelak Hardjodikromo mengira bahwa itu adalah perwujudan dari Ki
Juru Martani, seorang bangsawan Mataram paling cerdas.
Sejak mimpi itu, kemampuan Bung Karno menjilat dan menyembuhkan langsung
hilang berganti dengan ‘kemampuan berbicara yang luar biasa hebat’.
Bung Karno sendiri menurut buku Giebbels, salah seorang Sejarawan Belanda sudah
diramalkan akan terbunuh dengan benda-benda tajam. Untuk itulah ia amat takut dengan
jarum suntik, Bung Karno sendiri agak paranoid terhadap benda-benda tajam, ketika
penyakit ginjalnya amat parah, ia menolak untuk berobat ke Swiss karena disana ia pasti
akan dibedah dengan pisau tajam. Ia memilih obat-obatan herbal dari Cina. Soekarno
tetap manusia biasa dan memiliki fobia ternyata ya.
Kembali ke tongkat tadi, tongkat Bung Karno itu dibuat dari bahan kayu Pucang Kalak,
Pohon Pucang itu banyak, tapi Pucang Kalak itu hanya ada di Ponorogo, pohon Pucang.
Tongkat Komando Bung Karno sendiri dipakai sejak 1952, setelah peristiwa 17 Oktober
1952. Suatu malam Bung Karno didatangi orang dengan membawa sebalok kayu Pohon
Pucang Kalak yang ia potong dengan tangannya, balok itu diserahkan pada Bung Karno.
”Untuk menghadapi Para Jenderal” kata orang itu. Lalu Bung Karno menyuruh salah
seorang seniman Yogyakarta untuk membuat kayu itu menjadi tongkat komando.
Sebagai tambahan dalam khasanah politik Indonesia, ‘ageman’ atau pegangan itu soal
biasa. Misalnya Jenderal Sumitro, tokoh utama dalam rivaalitas dengan Ali Moertopo pada
peristiwa Malari 1974, sebelum meletusnya Malari kedatangan seorang anak muda
dengan pakaian dekil dan menyerahkan sebilah keris “Untuk menang Pak” kata anak
muda itu.
Pak Harto sendiri punya ageman banyak yang bilang pusat kekuatan Pak Harto itu ada di
Bu Tien Suharto, banyak yang bilang juga di ‘konde’ bu Tien. Tapi yang jelas Pak Harto
adalah seorang pertapa, seorang ahli kebatinan tinggi, ia senang tapa kungkum di
tempuran (tempuran = pertemuan dua arus kali) di Jakarta ia sering sekali bertapa di
dekat Ancol tengah malam, saat tarik ulur dengan Bung Karno antara tahun 1965-1967.
Demikianlah Mitos-mitos yang beredar mengenai pemimpin masa lalu kita. Mengenai
kebenarannya hanya Tuhan yang tau. Tapi diluar mitos tersebut hal yang patut kita hargai
adalah jasa-jasa mereka dalam memerdekakan dan membangun negeri ini. Hal ini lebih
arif dibanding kita hanya menggali dari hal yang sekedar mitos semata.(dea/berbagai sumber)


nona212 memberi reputasi
1
5.9K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan