- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Angin Kemenangan Berembus ke Prabowo, Duta Besar Asing Minta Bertemu Prabowo


TS
shantikem
Angin Kemenangan Berembus ke Prabowo, Duta Besar Asing Minta Bertemu Prabowo
Duta Besar Asing Minta Bertemu Prabowo
Tuesday, 10 June 2014, 21:24 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pemenangan Nasional pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tetap optimistis melihat peluang untuk menang dalam Pemilu Presiden/Wakil Presiden, 9 Juli mendatang. Salah satu faktor yang menguatkan itu adalah mulai terbukanya kedutaan-kedutaan besar negara lain untuk Prabowo.
"Kedutaan-kedutaan hari ini sudah memberikan sinyal-sinyal yang memang tidak disampaikan sebelumnya. Saya tidak menyebutkan nama kedutaannya yah. Kedutaan-kedutaan yang mungkin cukup sensitif yang semula tidak ingin menggelar pertemuan khusus dengan Pak Prabowo," kata Wakil Ketua Bidang Strategi Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta, M Romahurmuziy, di Rumah Polonia, Selasa (10/6).
Semula, Romahurmuziy mengatakan, kedutaan-kedutaan besar itu melihat elektabilitas capres nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) yang hampir tidak terkalahkan pada akhir tahun lalu dan awal tahun ini. Sehingga tidak terlalu terbuka dengan Prabowo. "Bukan soal suka gak suka, tapi soal bahwa kemungkinan menangnya atau elektabilitas Jokowi itu hampir unbeatable," kata politikus yang akrab dipanggil Romy itu.
Namun sekarang ini, Romy mengatakan, para duta besar mulai meminta waktu untuk bertemu dengan Prabowo. Bahkan dalam waktu dekat ini, menurut dia, para duta besar akan menggelar pertemuan resmi untuk mendengar pandangan capres dari koalisi Merah Putih itu.
Tim pemenangan nasional Prabowo-Hatta mempunyai pemaknaan lain melihat sinyal itu. "Sebenarnya ini adalah bahasa halus dari pengakuan mereka bahwa elektabilitas Pak Prabowo meningkat dan sangat mungkin menjadi pemenang pada pilpres kali ini," ujar dia.
http://www.republika.co.id/berita/pe...ertemu-prabowo
Dubes Negara Asing Antre Ingin Bertemu Prabowo
"Beberapa minggu lalu Dubes Amerika mengatakan akan memberi visa."
Selasa, 10 Juni 2014, 20:21
VIVAnews - Para duta besar negara asing di Indonesia mulai mengundang pasangan Prabowo-Hatta untuk bertemu. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Bidang Strategi Pemenangan Prabowo-Hatta, Romachurmuziy di rumah Polonia, Jakarta, Selasa 10 Juni 2014.
"Selama ini mereka lebih sering berkomunikasi dengan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Sekarang para duta besar ini mulai meminta waktu untuk bertemu Prabowo-Hatta," kata Romi, sapaan Romahurmuziy.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan itu menilai undangan ini sebagai tanda baik. Pasangan Prabowo-Hatta mulai dilirik oleh para duta besar. "Kami berpikir positif. Para duta besar melihat potensi kemenangan Prabowo-Hatta pada pemilihan presiden mendatang," ungkapnya.
Menurut Romi, para duta besar ini memang membutuhkan komunikasi dengan calon presiden dan wakil presiden. Hal itu penting untuk terus menjalin hubungan negaranya dengan presiden dan wakil presiden terpilih nanti.
Saat ditanya duta besar mana saja yang sudah mengundang, Romy enggan mengungkap. "Tidak etis bila disebutkan sekarang. Yang pasti kami sudah coba jadwalkan pertemuan ini minggu depan," kata dia.
AS janji beri visa untuk Prabowo
Baginya, ini sebagai pertanda di kancah internasional Prabowo-Hatta mulai diperhitungkan. Ia mencontohkan dampak sederhana yang muncul adalah sikap kedutaan besar Amerika Serikat.
"Beberapa minggu lalu Dubes Amerika mengatakan akan memberi visa. Selama ini muncul kalau Prabowo tidak punya visa untuk ke Amerika," katanya.
Sikap Amerika ini diikuti negara lain. "Saya yakin para duta besar memperhatikan terus elektabilitas Prabowo-Hatta yang akan menang dalam pemilihan presiden mendatang," katanya.
http://politik.news.viva.co.id/news/...ertemu-prabowo
Ini Indikasi Ada Operasi Politik di Pilpres
Sabtu, 28 Juni 2014 − 08:28 WIB
JAKARTA - Presidium Nasional Jaringan Muda Nahdlatul Ilama (NU), Arif Hidayat mengatakan, ada indikasi operasi politik terkait pemberitaan media Australia, The Sydney Morning Herald.
Pasalnya, dalam media tersebut, sejumlah lembaga survei belum merilis hasil terbaru terkair elektabilitas Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Capres Joko Widodo (Jokowi).
Namun, The Sydney Morning Herald memberitakan hasil survei di Indonesia terkait elektabilitas Prabowo dan Jokowi. Dalam berita itu dikatakan elektabilitas Prabowo mencapai 51,2 persen sementara Joko Widodo hanya mencapai 48,8 persen.
"Indikasi pertarungan pilpres ini sudah tidak sehat lagi. Adanya perang politik, ada operasi politik oleh intelijen. Kemungkinan terburuk, akan ada percikan konflik horizontal," kata Arif Hidayat saat dihubungi Sindonews, Jumat 27 Juni 2014 malam.
"Indikasi kedua, pertarungan di media online, dunia maya, itu sudah sangat luat biasa, dan tidak ada kontrol dari pemerintah. Seolah-olah ada pembiaran," imbuhnya.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC), dan Indikator, hingga saat ini belum mengeluarkan hasil survei terbaru, mengenai elektabilitas Capres Prabowo dan Capres Jokowi.
http://m.sindonews.com/read/877823/1...tik-di-pilpres
-----------------------------------
Wajarlah kalau Prabowo yang menang ... yang tak wajar itu kalau sebaliknya, Prabowo sampai bisanya dikalahkann Jokowi.
Tuesday, 10 June 2014, 21:24 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pemenangan Nasional pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tetap optimistis melihat peluang untuk menang dalam Pemilu Presiden/Wakil Presiden, 9 Juli mendatang. Salah satu faktor yang menguatkan itu adalah mulai terbukanya kedutaan-kedutaan besar negara lain untuk Prabowo.
"Kedutaan-kedutaan hari ini sudah memberikan sinyal-sinyal yang memang tidak disampaikan sebelumnya. Saya tidak menyebutkan nama kedutaannya yah. Kedutaan-kedutaan yang mungkin cukup sensitif yang semula tidak ingin menggelar pertemuan khusus dengan Pak Prabowo," kata Wakil Ketua Bidang Strategi Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta, M Romahurmuziy, di Rumah Polonia, Selasa (10/6).
Semula, Romahurmuziy mengatakan, kedutaan-kedutaan besar itu melihat elektabilitas capres nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) yang hampir tidak terkalahkan pada akhir tahun lalu dan awal tahun ini. Sehingga tidak terlalu terbuka dengan Prabowo. "Bukan soal suka gak suka, tapi soal bahwa kemungkinan menangnya atau elektabilitas Jokowi itu hampir unbeatable," kata politikus yang akrab dipanggil Romy itu.
Namun sekarang ini, Romy mengatakan, para duta besar mulai meminta waktu untuk bertemu dengan Prabowo. Bahkan dalam waktu dekat ini, menurut dia, para duta besar akan menggelar pertemuan resmi untuk mendengar pandangan capres dari koalisi Merah Putih itu.
Tim pemenangan nasional Prabowo-Hatta mempunyai pemaknaan lain melihat sinyal itu. "Sebenarnya ini adalah bahasa halus dari pengakuan mereka bahwa elektabilitas Pak Prabowo meningkat dan sangat mungkin menjadi pemenang pada pilpres kali ini," ujar dia.
http://www.republika.co.id/berita/pe...ertemu-prabowo
Dubes Negara Asing Antre Ingin Bertemu Prabowo
"Beberapa minggu lalu Dubes Amerika mengatakan akan memberi visa."
Selasa, 10 Juni 2014, 20:21
VIVAnews - Para duta besar negara asing di Indonesia mulai mengundang pasangan Prabowo-Hatta untuk bertemu. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Bidang Strategi Pemenangan Prabowo-Hatta, Romachurmuziy di rumah Polonia, Jakarta, Selasa 10 Juni 2014.
"Selama ini mereka lebih sering berkomunikasi dengan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Sekarang para duta besar ini mulai meminta waktu untuk bertemu Prabowo-Hatta," kata Romi, sapaan Romahurmuziy.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan itu menilai undangan ini sebagai tanda baik. Pasangan Prabowo-Hatta mulai dilirik oleh para duta besar. "Kami berpikir positif. Para duta besar melihat potensi kemenangan Prabowo-Hatta pada pemilihan presiden mendatang," ungkapnya.
Menurut Romi, para duta besar ini memang membutuhkan komunikasi dengan calon presiden dan wakil presiden. Hal itu penting untuk terus menjalin hubungan negaranya dengan presiden dan wakil presiden terpilih nanti.
Saat ditanya duta besar mana saja yang sudah mengundang, Romy enggan mengungkap. "Tidak etis bila disebutkan sekarang. Yang pasti kami sudah coba jadwalkan pertemuan ini minggu depan," kata dia.
AS janji beri visa untuk Prabowo
Baginya, ini sebagai pertanda di kancah internasional Prabowo-Hatta mulai diperhitungkan. Ia mencontohkan dampak sederhana yang muncul adalah sikap kedutaan besar Amerika Serikat.
"Beberapa minggu lalu Dubes Amerika mengatakan akan memberi visa. Selama ini muncul kalau Prabowo tidak punya visa untuk ke Amerika," katanya.
Sikap Amerika ini diikuti negara lain. "Saya yakin para duta besar memperhatikan terus elektabilitas Prabowo-Hatta yang akan menang dalam pemilihan presiden mendatang," katanya.
http://politik.news.viva.co.id/news/...ertemu-prabowo
Ini Indikasi Ada Operasi Politik di Pilpres
Sabtu, 28 Juni 2014 − 08:28 WIB
JAKARTA - Presidium Nasional Jaringan Muda Nahdlatul Ilama (NU), Arif Hidayat mengatakan, ada indikasi operasi politik terkait pemberitaan media Australia, The Sydney Morning Herald.
Pasalnya, dalam media tersebut, sejumlah lembaga survei belum merilis hasil terbaru terkair elektabilitas Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Capres Joko Widodo (Jokowi).
Namun, The Sydney Morning Herald memberitakan hasil survei di Indonesia terkait elektabilitas Prabowo dan Jokowi. Dalam berita itu dikatakan elektabilitas Prabowo mencapai 51,2 persen sementara Joko Widodo hanya mencapai 48,8 persen.
"Indikasi pertarungan pilpres ini sudah tidak sehat lagi. Adanya perang politik, ada operasi politik oleh intelijen. Kemungkinan terburuk, akan ada percikan konflik horizontal," kata Arif Hidayat saat dihubungi Sindonews, Jumat 27 Juni 2014 malam.
"Indikasi kedua, pertarungan di media online, dunia maya, itu sudah sangat luat biasa, dan tidak ada kontrol dari pemerintah. Seolah-olah ada pembiaran," imbuhnya.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC), dan Indikator, hingga saat ini belum mengeluarkan hasil survei terbaru, mengenai elektabilitas Capres Prabowo dan Capres Jokowi.
http://m.sindonews.com/read/877823/1...tik-di-pilpres
-----------------------------------
Wajarlah kalau Prabowo yang menang ... yang tak wajar itu kalau sebaliknya, Prabowo sampai bisanya dikalahkann Jokowi.
0
2.6K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan