- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Toilet Ramah Lingkungan Kereta Api


TS
joeachmed
Toilet Ramah Lingkungan Kereta Api


Quote:
Bagi agan agan yang mengunakan jasa Kereta Api maka agan ngak perlu lagi takut mengunakan toilet kereta ketika berhenti di Stasiun. Karena Sebelumnya, agan bisa gunakan toilet, jika KA berjalan. Hal itu terjadi karena sistem toiletnya langsung ke bumi; jika ada penumpang yang mengunakan, maka apa yang keluar dari dalam tubuhnya langsung turun ke rel sekaligus mencemari lingkungan.
Sekarang KA telah mengaplikasikan Toilet Ramah Lingkungan (TRL). Dengan toilet ramah lingkungan, maka tak ada lagi pencemaran lingkungan oleh penumpang atau pengguna jasa KA. Lalu apa beda toilet langsung ke bumi dengan TRL? Pada TRL dilengkapi proses pengolahan limbah pembuangan dari toilet (yang sebelumnya langsung dibuang ke rel) diolah terlebih dulu, kemudian dibuang dalam bentuk cair dan aman bagi lingkungan. Menurut orang-orang KA, penggunaan TRL merupakan langkah (PT KAI) untuk ikut melestarikan lingkungan; dan meningkatkan layanan kepada pengguna jasa KA.
Lalu bagaimana cara kerja TRL!? Nah, sekali lagi, menurut orang-orang KA yang diajak ngobrol, tentang TRL belum pernah dipublikasikan oleh media-media diluar media khusus KA, sehingga banyak penumpang belum tahu. Kata seorang petugas restorasi, pernah terjadi, penumpang hampir tertinggal KA, gara-gara ia harus ke toilet stasiun; atau ada juga penumpang yang tak sabaran menanti KA berangkat/jalan, karena ia mau ke toilet. Dengan TRL, hal-hal seperti itu tak kan terjadi lagi.
Ini adalah cara kerja TRL yang diambil/diringkas dari Majalah Kontak – Dari dan Untuk Karyawan Kereta Api (terpaksa meminta satu eksplar Kontak dari petugas KA, untuk bisa menulis sedikit informasi tentang TRL).

Secara sederhana CARA KERJA TRL pada KA adalah: TRL menggunakan metode water gravity, yang di dalamnya ada dua sub sistem.
a. Piping – perpipaan
Pipa berfungsi untuk mengalihkan feses (dan urine) dari kloset ke tangki penampung; pipa yang berbentuk S (leher angsa) berfungsi sebagai water trap sehingga tak ada gas balik (yang menyangdung bau tak sedap) dari tangki penampung ke ruang tolet dan penumpang. Selain itu pipa S, juga berfungsi menahan sampah padat yang sengaja di buang/dimasukan ke kloset (misalnya popok bayi, pembalut, dan cd, dan lain-lain). lihat image.
b. Tangki Penampung
Tangki penampung, selain menampung limbah, juga berrfungsi sebagai penghancur dan pengurai fases. Lihat image (di atas) letak tangki di bawah gerbong, berwarna merah (setiap gerbong ada dua tangki penampung). Dalam tangki tersebut ada (dimasukan) bakteri pengurai karbon aktif dan bio ball. Hasil tampungan selama perjalanan inilah yang dibuang oleh KA, dalam bentuk cair dan tidak mencemari lingkungan
Jadi ketika KA berhenti, termasuk stop di stasiun, penumpang teap dan bisa menggunakan toilet tanpa takut hasil buangannya menyebar di rel stasiun/peron.
TRL yang terpasang di KA Penumpang jarak jauh tersebut, ternyata hasil karya Balai Yasa KA alias orang-orang KA sendiri atu bukan didatangkan dari lura sana.
Membaca dan mendengar kata-kata orang-orang KA tentang TRL, tiba-tiba muncul dari dalam pikiran, seandainya TRL juga dipasang pada Commuter Line (CL) …!! Jika seperti itu, tentu sangat menarik dan juga membuat nyaman penumpang CL. Penumpang CL tak lagi menunggu atau menahan BAK dan BAB selama perjalanan atau sampai di Stasiun terdekat, tapi mereka bisa langsung membuang karena ada TRL di CL. Dengan itu, tak ada lagi penumpang menggerutu karena ada atau tiba-tiba bau kentut di/dalam CL yang padat, berac, sesak.
Sekarang KA telah mengaplikasikan Toilet Ramah Lingkungan (TRL). Dengan toilet ramah lingkungan, maka tak ada lagi pencemaran lingkungan oleh penumpang atau pengguna jasa KA. Lalu apa beda toilet langsung ke bumi dengan TRL? Pada TRL dilengkapi proses pengolahan limbah pembuangan dari toilet (yang sebelumnya langsung dibuang ke rel) diolah terlebih dulu, kemudian dibuang dalam bentuk cair dan aman bagi lingkungan. Menurut orang-orang KA, penggunaan TRL merupakan langkah (PT KAI) untuk ikut melestarikan lingkungan; dan meningkatkan layanan kepada pengguna jasa KA.
Lalu bagaimana cara kerja TRL!? Nah, sekali lagi, menurut orang-orang KA yang diajak ngobrol, tentang TRL belum pernah dipublikasikan oleh media-media diluar media khusus KA, sehingga banyak penumpang belum tahu. Kata seorang petugas restorasi, pernah terjadi, penumpang hampir tertinggal KA, gara-gara ia harus ke toilet stasiun; atau ada juga penumpang yang tak sabaran menanti KA berangkat/jalan, karena ia mau ke toilet. Dengan TRL, hal-hal seperti itu tak kan terjadi lagi.
Ini adalah cara kerja TRL yang diambil/diringkas dari Majalah Kontak – Dari dan Untuk Karyawan Kereta Api (terpaksa meminta satu eksplar Kontak dari petugas KA, untuk bisa menulis sedikit informasi tentang TRL).

Secara sederhana CARA KERJA TRL pada KA adalah: TRL menggunakan metode water gravity, yang di dalamnya ada dua sub sistem.
a. Piping – perpipaan
Pipa berfungsi untuk mengalihkan feses (dan urine) dari kloset ke tangki penampung; pipa yang berbentuk S (leher angsa) berfungsi sebagai water trap sehingga tak ada gas balik (yang menyangdung bau tak sedap) dari tangki penampung ke ruang tolet dan penumpang. Selain itu pipa S, juga berfungsi menahan sampah padat yang sengaja di buang/dimasukan ke kloset (misalnya popok bayi, pembalut, dan cd, dan lain-lain). lihat image.
b. Tangki Penampung
Tangki penampung, selain menampung limbah, juga berrfungsi sebagai penghancur dan pengurai fases. Lihat image (di atas) letak tangki di bawah gerbong, berwarna merah (setiap gerbong ada dua tangki penampung). Dalam tangki tersebut ada (dimasukan) bakteri pengurai karbon aktif dan bio ball. Hasil tampungan selama perjalanan inilah yang dibuang oleh KA, dalam bentuk cair dan tidak mencemari lingkungan
Jadi ketika KA berhenti, termasuk stop di stasiun, penumpang teap dan bisa menggunakan toilet tanpa takut hasil buangannya menyebar di rel stasiun/peron.
TRL yang terpasang di KA Penumpang jarak jauh tersebut, ternyata hasil karya Balai Yasa KA alias orang-orang KA sendiri atu bukan didatangkan dari lura sana.
Membaca dan mendengar kata-kata orang-orang KA tentang TRL, tiba-tiba muncul dari dalam pikiran, seandainya TRL juga dipasang pada Commuter Line (CL) …!! Jika seperti itu, tentu sangat menarik dan juga membuat nyaman penumpang CL. Penumpang CL tak lagi menunggu atau menahan BAK dan BAB selama perjalanan atau sampai di Stasiun terdekat, tapi mereka bisa langsung membuang karena ada TRL di CL. Dengan itu, tak ada lagi penumpang menggerutu karena ada atau tiba-tiba bau kentut di/dalam CL yang padat, berac, sesak.
Budayakan Komeng
source
Diubah oleh joeachmed 09-10-2014 11:21
0
18.8K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan