Arimbi Ramadhiani
Markus Yernirkolaus, Keponakan korban penghilangan
paksa aktivis pada 1998, Ucok Munandar, berorasi pada
Aksi Kamisan di depan Istana Merdeka,
Jakarta, Kamis
(26/6/2014).
Kamis, 26 Juni 2014 | 18:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Bocah berumur 10 tahun,
Markus Yernirkolaus, tiba-tiba muncul di tengah-tengah
aksi massa Kamisan. Markus ikut berorasi tentang
pelanggaran hak asasi manusia oleh calon presiden
Prabowo Subianto di Indonesia.
"Indonesia pelanggar HAM yang jelek!" seru Markus di
depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Ia menghina pemerintahan Indonesia yang dari tahun ke
tahun tidak menindak para pelaku pelanggar HAM. Ia
menganggap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
kejam karena tidak mementingkan rakyat dengan
membiarkan pelaku pelanggar HAM berkeliaran.
Selain itu, Markus yakin Prabowo terlibat dalam
penculikan aktivis yang hingga kini belum ditemukan.
Keponakan dari Ucok Munandar ini juga mengecam
Prabowo karena telah meninggalkan Indonesia setelah
pemecatannya. Oleh sebab itu, ia menganggap Prabowo
tidak pantas menjadi calon presiden Republik Indonesia.
"Tak pantas memuji Prabowo, pengecut jadi presiden,"
kata Markus sambil berteriak.
Meski tidak mendukung Prabowo, siswa kelas V SD ini
juga mencurigai orang-orang yang berada di belakang
calon presiden Joko Widodo, yakni Ketua Umum Hanura
Wiranto.
"Jokowi harus berpikir di belakangnya ada Wiranto.
Wiranto berbahaya. Atasannya Prabowo," imbuh Markus
lantang.
Bocah berkacamata ini mengaku akan lebih senang jika
Jokowi mengeluarkan Wiranto dalam barisan koalisi
pendukungnya karena Wiranto juga salah satu dalang
pelanggar HAM. Setelah berorasi, Markus dielu-elukan
oleh massa. Beberapa orang pun bergantian meminta
Markus untuk foto bersama.
mohon maaf kalo ane

gan sekedar info aja,kalo kurang berkenan monggo di pindah
[url] nasional.kompas.com/read/2014/06/26/1834157/Bocah.Ini.Lantang.Berorasi.tentang.Pelanggaran.HAM.Prabowo.dan.Wiranto[/url]