SEMUA SALAH JOKOWI

Oleh: Ignasius Ryan

Rasanya seperti jadi orang asing di negeri sendiri. Ada yang tak jamak. Sesuatu berubah.

Kemana mereka yang dulu selalu memalingkan muka ketika ditanya kontribusinya untuk bangsa?

Kemana mereka yang selalu bergidik setiap orang membisik politik?

Kemana mereka yang tak pernah acuh ketika Indonesia hendak memilih pemimpinnya?

Dan, kemana mereka yang dulu selalu lipat tangan ketika satu, dua, tiga orang baik turun tangan?

***

Jika ada orang yang bisa disalahkan, catat nama ini: JOKOWI. Sosok ini yang mengubah semuanya.

Dia menggerakkan satu bangsa untuk maju bersama-sama. Semua orang kini ikut turun tangan, menyumbang apapun yang ia bisa, tidak peduli sedikit banyaknya. Semua salah Jokowi.

Yang punya uang, ikut iuran. Seratus juta, satu juta, seratus ribu pun tak jadi masalah. Orang kaya atau biasa saja, tidak jadi soal. Bahkan, bapak tua ini pun ikut urun uang. Bagaimana bisa banyak orang mengumpulkan uang sampai 50 milyar untuk sebuah laku politik? Semua salah Jokowi.


Di saat orang lain sibuk memobilisasi massa untuk menghadiri kampanyenya, orang ini malah dengan santai pakai kaos oblong naik ke atas panggung di depan belasan ribu orang yang sudah berdiri menunggunya. Bendera partai ditinggalkan, semua orang membaur jadi satu. Apa yang sebenarnya ada di pikiran orang-orang itu? Berdesak-desakan mengacungkan dua jarinya ke atas cuma untuk melihat seorang Jokowi? Tak ada lagi kata rakyat. Yang ada ialah publik, karena semua setara, tidak ada yang memerintah karena semua berdaya sama-sama. Semua salah Jokowi.


Orang-orang apatis itu juga tidak jelas batang hidungnya. Kenapa mereka semua kini malah aktif bergerilya? Jika dulu, sikap hanya ditunjukkan mereka yang pandai berorasi, kini semua orang menjadi orator ulung, menyuarakan pilihannya masing-masing. Jika dulu, semua orang malu atas pilihannya dan bersembunyi di balik tirai untuk menjaga diri tetap ‘netral’, kini semua orang tanpa malu memasang nomor dua di samping gambarnya. Mahasiswa di luar negeri pun kembali pulang. Tidak fisiknya, tetapi lewat dukungannya yang begitu nyata. Semua orang berkumpul dan bersuka ria, merayakan lahirnya harapan yang baru. Kali ini benar-benar utuh. Semua salah Jokowi.


Deklarasi Lingkar Pemuda Berlin Jokowi-JK

Komunitas Indonesia di Canberra untuk Jokowi-JK

Jika nanti kita diberi kesempatan untuk bercerita kepada anak kita bahwa ada seorang anak tukang kayu menjadi presiden, ada seorang dari desa yang berhasil menggerakkan jutaan rakyat yang mencintainya, dan berbisik kepadanya “Nak, kamu harus seperti dia”, barangkali Indonesia sudah benar-benar berubah. Dan benar, itu salah Jokowi.

Karena Jokowi adalah Kita. Salam dua jari.

SUMUR