'Surat Cinta' Prabowo ke Guru, Sekjen PAN: Itu Pribadi Jadi Boleh Saja

Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengadukan 'surat cinta' dari capres Prabowo Subianto ke Bawaslu. Sekjen PAN Taufik Kurniawan menyebut surat tersebut tak terkait dengan Tim Pemenangan Prabowo-Hatta.

"Di situ kan tidak ada gambar Hatta Rajasa sebagai cawapres. Berarti surat itu bukan dari Tim Pemenangan. Kalau kita positive thinking, ini kan bersifat pribadi jadi boleh saja. Kami dari tim menyatakan bahwa kemungkinan surat itu bersifat pribadi," ujar Taufik di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/6/2014).

Menurut Taufik, 'surat cinta' dari Prabowo ke para guru di Indonesia itu tidak melanggar aturan kampanye karena bersifat pribadi. Katanya, capres Joko Widodo (Jokowi) pun bisa melakukannya jika mau.

"Jadi misal saya mau memperkenalkan diri, kan boleh saja dong saya mengirim ke orang-orang termasuk guru. Kalau tujuannya positif, Pak Jokowi pun boleh kirim surat seperti itu," imbuh Taufik.

Mengenai sasaran pengiriman surat ke institusi pendidikan, Taufik juga tidak mempermasalahkan hal tersebut. Bagi dia, hal itu hanya kebetulan saja.

"Mungkin karena ada kedekatan emosional antara Pak Prabowo dengan guru, jadi surat itu ditujukan ke pribadi dan tak terkait institusi. Mengenai adanya aduan ke Bawaslu ya kami hormati. Kami dari Tim menyatakan ini tak terkait tim," pungkas Wakil Ketua DPR RI yang membidangi pendidikan ini.

Sebelumnya, Direktur Operasi Tim Prabowo-Hatta, Edhie Prabowo, telah mengonfirmasikan bahwa benar pihaknya mengirimkan surat untuk para guru. Surat berisi kampanye meminta dukungan kepada pasangan nomor urut satu itu dikirim ke seluruh guru di Indonesia.(dtk)

Tim Prabowo-Hatta Tidak Tahu Siapa yang Buat dan Kirim Surat ke Guru

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Advokasi calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo-Hatta menyatakan tidak pernah mengirimkan surat berisi ajakan untuk memilih Prabowo-Hatta pada Pemilu Presiden (Pilpres) Juli 2014.

Juru Bicara Tim Advokasi Prabowo-Hatta, Habiburahman, mengatakan, pihaknya tidak tahu dari mana surat-surat tersebut berasal.

"Saya sudah dengar soal surat itu. Tapi setahu saya, kami tidak pernah mengirim surat apa pun ke lembaga pendidikan. Saya tidak tahu, siapa yang membuat dan mengirim surat itu," ujar Habib di Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat, Kamis (26/6/2014).

Habib mengatakan, pada Pemilu Legislatif (Pileg) April 2014 lalu, Partai Gerindra memang mengirim surat kepada beberapa kepala desa. Namun, kata dia, cara kampanye yang sama tidak lagi dilakukan pihaknya saat Pilpres ini.

Sebelumnya, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Kamis (26/6/2014), melaporkan Prabowo ke Bawaslu atas dugaan pelanggaran kampanye karena mengirimkan surat berisi visi dan misi kepada guru-guru dan staf di beberapa sekolah.

"Karena surat atas nama Prabowo, maka kami melaporkan dia kepada Bawaslu. Dia melakukan kampanye di lembaga pendidikan. Padahal lembaga pendidikan adalah tempat yang dilarang dijadikan tempat kampanye," ujar Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti sebelum menyampaikan laporannya di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis.

Retno mengatakan, surat tersebut merupakan kampanye karena di dalamnya tercantum visi misi Prabowo dan ajakan untuk memilih yang bersangkutan pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) 76, Jakarta Timur, itu menuturkan, memang pelanggaran tersebut bukan merupakan pidana pemilu.

"Tapi ini sudah bentuk politisasi guru dan sekolah," katanya.

sumber

Kenapa gak kompak gini ya timses dan pendukung prahara, satu bilang A satu bilang B.

di debat malah capres nyerang cawapres sendiri dan malahan mendukung capres lawan