Anggota polisi mengamankan pengunjukrasa dari Generasi Cinta Negeri (Gentari) saat demonstrasi dalam kasus pengadaan Bus Transjakarta yang terindikasi korupsi di depan Gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2014). Dalam aksinya, sejumlah demonstran yang mendesak kasus Transjakarta, sempat melemparkan telur ke arah Gedung KPK.
Jokowi-JK, Dari Lempar Telur Busuk Sampai Foto Selfie
Kedatangan pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla (JK) ke Komisi Pemberanasan Korupsi (KPK) diwarnai sejumlah aksi. Mulai dari aksi demo, pelemparan telur busuk, hingga aksi foto selfie dengan sejumlah wartawan. Jokowi yang datang terlebih dahulu disambut aksi demo para mahasiswa di depan gedung KPK.
Selama Jokowi mengklarifikasi laporan harta kekayaan di KPK, para mahasiswa tersebut berdemonstasi dengan pengamanan puluhan aparat Kepolisian. Tidak lama, datang massa lain mengatasnamakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dengan membawa poster “Tangkap Jokowi Korupsi APBD DKI”.
Anehnya, walau massa itu mengatasnamakan KAMMI, sebagian besar dari mereka tampak masih berusia remaja. Terlihat seorang remaja tanggung menggunakan kaus kuning dengan rambut yang dikuncir ke atas membawa bendera KAMMI. Sambil tersenyum, remaja itu mengayun-ayunkannya bendera berlambang KAMMI.
Di atas mobil, terlihat beberapa pria dewasa yang berorasi. Mereka meminta KPK menangkap Jokowi atas dugaan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta. Mereka menyuarakan hasil laporan BPK yang menyatakan adanya potensi kerugian negara Rp1,54 triliun.
Menurut Ketua KAMMI DKI Jakarta Abi Subhan Rahmat, berdasarkan laporan BPK tahun 2013, terdapat 86 temuan bermasalah dalam pengelolaan keuangan Pemprov DKI Jakarta. Seperti, dalam pembuatan sistem informasi, pengelolaan dana Bansos Kartu Jakarta Pintar, dan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP).
Kemudian, terjadi juga permasalahan dalam pelaksanaan proyek penataan kampung melalui perbaikan rumah, pengadaan busway dan minibus, pencairan uang persediaan pada bidang pemeliharaan jalan di DPU, adanya kelebihan pembayaran mendahului prestasi, serta hilangnya pendapat dari sektor pajak dan penerimaan sewa rusun.
Atas dasar itu, KAMMI menuntut KPK dan DPRD DKI Jakarta segera menindaklanjuti hasil temuan BPK yang diduga melibatkan Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta. KAMMI juga menuntut KPK menangkap Jokowi. “Jangan sampai ini menjadi satu bukti tidak tajamnya hukum ke atas, tapi malah tumpul ke bawah,” kata Abi.
Usai massa KAMMI berorasi, datang massa lain dengan menggunakan sejumlah metro mini. Massa itu mengatasnamakan Generasi Cinta Negeri (Gentari). Mereka menuntut KPK segera menuntaskan kasus korupsi bus transjakarta yang diduga diintervensi Megawati. Sempat terjadi aksi pelemparan telur busuk ke arah gerbang KPK.
Tidak hanya melempar telur busuk, mereka juga menggedor-gedor gerbang KPK. Saat petugas kepolisian mencoba mengamankan, massa berontak. Akhirnya terjadi kericuhan antara anggota Gentari dengan sejumlah personil Kepolisian. Aksi itu sedikit mereda setelah anggota Gentari itu dibawa menjauh dan diminta diam.
Namun, salah seorang anggota Gentari yang tidak terima kembali mencoba mendekati gedung KPK. Sambil berteriak-teriak, ia meminta rekan-rekannya untuk tidak mundur. Bahkan, ia nantang polisi untuk berkelahi. “Apaan main keroyokan kayak begitu. Kalau berani buka baju polisi, kita baku pukul,” ujarnya.
Masih sambil berteriak-teriak, anggota Gentari itu meminta KPK menuntaskan kasus bus transjakarta. “KPK sama saja kayak telur busuk. KPK tidak bisa menuntaskan kasus transjakarta. Tolong lah pak dibantu, tolong lah pak,” tuturnya. Setelah itu, kericuhan pun mereda dan mereka tidak lagi berorasi.
Namun, ketika JK datang ke KPK untuk mengklarifikasi harta kekayaannya, datang lagi sekelompok orang yang mengecat rambutnya berwarna putih. Mereka membawa spanduk dan berorasi menuntut KPK menindaklanjuti dugaan korupsi calon Wakil Presiden dari kubu Prabowo Subianto, Hatta Rajasa.
Sampai JK ke luar dari gedung KPK, sekelompok orang itu masih berorasi. JK yang didampingi sejumlah pimpinan KPK, memberikan pernyataan bahwa dirinya sudah selesai mengklarifikasi harta kekayaannya. Usai memberikan pernyataan, JK langsung diajak berfoto selfie oleh para wartawan yang mengerumuninya.
JK dengan ramah menyambut permintaan para wartawan. Dengan menggunakan kamera yang dihubungkan ke sebuah tongkat yang oleh anak muda zaman sekarang disebut tongkat narsis atau “tongsis”, para wartawan mengajak JK berpose. JK tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah kamera.
sumber