Kaskus

News

jomblickAvatar border
TS
jomblick
Kubu Jokowi Diminta Tak Ancam Pemilih dengan Neraka, bila 9 Juli tidak mencoblosnya!
Kubu Jokowi Diminta Tak Ancam Pemilih dengan Neraka
Kamis, 26 Juni 2014 , 10:11:00 WIB

RMOL.Joko Widodo-Jusuf Kalla beserta tim suksesnya diharapkan berkampanye dengan cara-cara santun. Karena itu tidak perlu mengancam bahwa yang tidak memilih pasangan nomor urut dua itu akan masuk neraka.

"Tidak etis bawa-bawa sorga, neraka dalam kampanye pilpres," jelas Ketua Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta Ustadz Fahmi Salim kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini, Kamis (26/6).

Dia menyatakan itu terkait pernyataan Ketua DPD PDIP Provinsi Lampung Sjachroedin Zainal Pagaralam (ZP), seperti diberitakan sejumlah media. Dalam kampanye nasional di Lapangan Enggal, Bandar Lampung, dia mengancam, warga yang tidak memilih pasangan nomor 2 akan masuk neraka.

"Yang nanti mau masuk surga nanti tanggal 9 Juli jangan lupa pilih Jokowi-JK ya, kalau tidak milih nanti masuk neraka," ujar Sjachroedin ZP, yang langsung disambut tawa Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla serta massa yang hadir.

Ustadz Fahmi Salim mengungkapkan, kalau mau dihitung-hitung ulama yang mendukung Prabowo-Hatta capres lebih banyak dibanding Jokowi-JK.

"Tapi sampai saat ini tak ada statemen ulama di kubu Prabowo bahwa yang tidak pilih Prabowo masuk neraka," ungkapnya.

Karena itu, dia berharap, kampanye sebaiknya dijadikan sebagai ajang pencerdasan rakyat dengan ajakan memilih dengan santun, cerdas, beradab dan bermartabat.

"Bukan dengan cara-cara biadab (tiada adab) seperti satanisasi, diabolisasi dan stigmatisasi para pendukung kubu lawan dengan sebutan bajingan, orang jahat, teroris seperti yang dilakukan (pendukung Jokowi) Wimar Witoelar," tegasnya.
http://www.rmolsumsel.com/read/2014/...dengan-Neraka-

Astaga, Jokowi Disebut 'Nabi'
Senin, 16 Desember 2013, 00:10 WIB

Kubu Jokowi Diminta Tak Ancam Pemilih dengan Neraka, bila 9 Juli tidak mencoblosnya!

Jakarta governor Jokowi (right with red scarf) join the Jakarta Night Religious Festival parade on Monday, Oktober 14, 2013
A+ | Reset | A-
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencitraan yang dibuat maupun yang alami mengenai sosok Joko Widodo telah membuatnya sebagai sosok yang disebut di berbagai media sosial sebagai 'nabi'. Mulai dari akun twitter yang mempunyai follower yang cukup banyak sampai media online.

Pencarian google.com, Sabtu (16/12) mengenai kalimat  'nabi jokowi' menghasilkan 1.930.000 hasil pencarian.

Susah untuk menilai 'kenabian' yang dimaksud dari sosok Joko Widodo yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jakarta itu. Selain itu, Antara (15/12) melaporkan masyarakat Indonesia juga dinilai mulai tidak rasional terhadap sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi itu.

Ketidakrasionalan itu terlihat dari elektabilitas tertinggi dalam survei nasional Cyrus Network dengan 28,2 persen dibandingkan tokoh-tokoh lainnya.

"Masyarakat terperangkap di antara realitas dan mitos tentang seorang pemimpin seperti Jokowi," kata Direktur Riset Cyrus Network, Eko David Dafianto, saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Ahad.

Eko mengatakan pemimpin yang baik dan berprestasi termasuk mantan Walikota Solo itu tetap membutuhkan kritik. Bahkan, kata dia, Jokowi juga harus membuka ruang untuk kritik secara luas.

"Publik harus disadarkan bahwa Jokowi itu tetap manusia biasa, bukan ratu adil atau tokoh serba bisa yang akan menyelesaikan seluruh persoalan melalui tangannya," ujarnya.

Eko menjelaskan dari survei yang dilakukannya sebanyak empat kali, sebanyak 66,9 persen responden membicarakan Jokowi. Kemudian, yang membicarakan Jokowi bernada positif sebesar 62,7 persen.

"Sembilan dari 10 orang yang mengenal Jokowi, membicarakannya dengan nada positif. Apapun yang dilekatkan pada Jokowi, akan jadi baik dan bagus. Jokowi sudah jadi mitos, publik tidak rasional lagi dan kehilangan objektivitas dalam memberikan penilaian. Apapun yang menjadi pendapat Jokowi menjadi benar. Siapapun yang mengkritik Jokowi, akan menjadi musuh bersama (public enemy)," tambahnya.

Di tempat yang sama, Pakar Psikologi Politik UI Hamdi Muluk mengkhawatirkan nama Gubernur DKI Joko Widodo yang merajai hasil survei karena tidak ada pesaing yang dapat menandingi mantan wali Kota Solo itu.

"Saya khawatir dengan fenomena ratu adil. Sepertinya Jokowi jadi manusia setengah dewa. Ini capres setengah dewa tidak sehat jangan terjebak dengan mitos ratu adil," katanya.

Hamdi menuturkan Indonesia memiliki sejarah pemimpin yang dianggap ratu adil seperti Soekarno dan Soeharto. "Itu tidak sehat," kata Hamdi.
Ia mengatakan banyak pemberitaan Jokowi sudah tidak relevan dengan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, seperti halnya soal pemberitaan sepatu milik Jokowi.

"Masa sepatu robek saja diberitakan, hal remeh temeh yang tidak ada kaitannya," katanya.

Apalagi, ujar Hamdi, banyak yang mengkritik Jokowi malah di-bully di media sosial. "Kalau mengkritik Jokowi seperti mengkritik dewa, sudah tidak sehat," imbuhnya.

Ia menegaskan fenomena Jokowi ini memperlihatkan kegagalan partai mengusung calon yang dapat menandingi kader PDIP itu. "Itu kegagalan partai karena yang lain nama-nama lama," kata Hamdi.

Ia pun khawatir kompetisi pada pemilu 2014 akan terhambar karena tidak ada pesaing yang dapat menandingi Jokowi, sehingga orang malas berpikir karena akan memilih Jokowi.
http://www.republika.co.id/berita/na...i-disebut-nabi

-------------------------

Sejak kapan Jokowi dan PDIP cs punya kunci atau tiket masuk ke surga dan neraka?


emoticon-Ngakak
0
2K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan