- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengamankan Kekayaan Alam Indonesia: Sejauh Mana?


TS
dandikHajil
Mengamankan Kekayaan Alam Indonesia: Sejauh Mana?
[CENTER]
[/CENTER]


Cupilkan kisah diatas hanya sekedar untuk mengajak kita semua menjadi sadar dan menyadari, bahwa bangsa kita hingga saat ini masih jauh tertinggal dibidang teknologi khususnya teknologi pengolahan hasil tambang. Bayangkan saja bila sejak dulu kita sudah menguasai teknologi pegolahan hasil tambang, tentu kondisi ekonomi negara kita tentu tidak seperti ini. Kita mustinya menjadi negara yang makmur dan kaya raya.
Namun apa kenyataan yang kita temui ? Kita terpaksa menyerah kepada bangsa lain ketika terkendala dalam permasalahan yang menyangkut teknologi khususnya dibidang pertambangan.
Sebagaimana yang telah terjadi ketika untuk pertama kalinya, para pemimpin negeri ini memberi ijin kepada kepada negara lain untuk melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi besar besaran terhadap kakayaan alam negeri ini.
Apakah ini sebuah kesalahan ? Saya katakan "Tidak". Para pemimpin kita jaman dulu, yang pertama kali mengijinkan negara asing memanfaatkan kekayaan alam , adalah para pemimpin sederhana yang punya jiwa mulia yaitu ingin mensejahterakan seluruh rakyatnya. Para pemimpin kita dulu merasa sedih dan sangat prihatin melihat penderitaan rakyatnya setelah berabad abad dijajah bangsa lain. Mereka mencari jalan bagaimana bisa memperbaiki nasib bangsa, yaitu dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada.
Negeri yang 'terlelap' dalam mimpi panjang
Namun dibalik niat yang mulia itu, pemerintahan selanjutnya seakan telah terbuai dan terlena dengan kondisi yang ada. Hanya ongkang-ongkang kaki sambil menunggu setoran dari bangsa asing yang memanfaatkan kekayaan alam, tanpa memikirkan bagaimana dengan masa depan negeri ini. Mereka sudah terlanjur merasakan enaknya bertahun tahun menerima setoran yang proporsinya tak lebih dari 1 persen. Namun, meski cuma 1 persen, tapi karena nilai pemanfaatan kekayaan alam sangat besar, maka lumayan jugalah, bisa untuk sedikit menopang APBN negara kita ini.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sudah lebih 40 tahun usia Kontrak Karya pemanfaatan kekayaan alam oleh bangsa asing ditandatangani oleh pemerintah RI. Tapi tak ada perubahan yang cukup signifikan, hingga kemudian pada awal tahun 2014, pemerintahan yang dipimpin Presiden SBY memberlakukan UU Minerba yaitu UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang mana UU ini untuk merevisi UU sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967.
Yang menjadi pertanyaan saya, mengapa baru sekarang pemerintah merevisi UU yang sudah lebih dari 40 tahun tak pernah disentuh ? Kemana saja selama ini tuan tuan ?
Kenapa Indonesia selalu bergantung pada Investor Asing dan jika tak ada Investor Asing datang maka pembangunan tidak berjalan?

Jawaban dari pertanyaan di atas adalah karena Indonesia tidak punya cukup uang. Kenapa tidak punya cukup uang? Karena kekayaan alam Indonesia dikuras asing dan perekonomiannya dikuasai asing. Contohnya untuk tambang emas dan perak di Papua, Freeport dapat 99% sementara 230 juta rakyat Indonesia harus puas dgn 1% saja. Bagaimana Indonesia tidak miskin?
Silahkan lihat Daftar Perusahaan Terkaya versi Forbes 500:

Total dari perusahaan itu saja (10 perusahaan teratas versi Forbes 500) yang juga beroperasi di Indonesia mengelola kekayaan alam kita, itu US$ 1.655 milyar atau sekitar 17 ribu trilyun/tahun. Di antaranya berasal dari kekayaan alam Indonesia. Jumlah itu 17 kali lipat dari APBN Indonesia tahun 2009 yang hanya mencapai Rp 1.037 Trilyun.
Di bawah adalah sebagian hasil kekayaan alam Indonesia. Indonesia masih punya banyak kekayaan alam yang melimpah selain statistik di bawah.




Indonesia seharusnya mencontoh Arab Saudi
Arab Saudi cukup cerdas menasionalisasi perusahaan Aramco tahun 1974. Tahun 1970-an, Arab Saudi masih termasuk negara miskin. Kekayaan alam mereka berupa minyak tidak dapat mensejahterakan mereka karena dikuasai perusahaan AS, Aramco. Namun sejak raja Faisal menasionalisasi Aramco, maka seluruh hasil minyak dapat dinikmati oleh rakyat Saudi Arabia. Jumlah uang yang masuk untuk pembangunan pun berlimpah sehingga listrik di sana gratis, sementara bensin cuma Rp 1700/liter. Ini jauh lebih murah ketimbang Indonesia yang Rp 4.500/liter saja sudah ribut soal kurangnya subsidi karena 90% migas kita dikuasai perusahaan migas asing.

Foto di atas adalah foto Masjidil Haram saat Arab Saudi masih dilanda kemiskinan meski saat itu mereka sudah memproduksi minyak lewat perusahaan AS, Aramco.

Sedangkan foto diatas adalah foto Masjidil Haram saat Arab Saudi kaya setelah menasionalisasi Aramco:
Sebagai bahasan terakhir, coba lihat gambar dibawah ini yang menunjukkan Peta Kekuasaan dan Kekayaan Negera Asing atas Indonesia






Spoiler for blablabla:
Cek Repost

nggak bakal repost gan, bikinan ane sendiri kok 



Quote:
Alkisah, ada sebuah negeri yang sangat terkenal akan kekayaan alamnya. Berbagai macam jenis tambang antara lain emas, tembaga, perak dan aneka mineral logam lain, juga minyak bumi dan gas alam serta batu bara dll yang terkandung didalam wilayah negeri itu sungguh sangat besar nilainya. Namun sayang sekali, tak satupun penduduk di negeri itu, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengolah kekayaan alam di negerinya.
Hal ini menimbulkan minat bangsa-bangsa lain yang telah lebih dulu menguasai ilmu dibidang teknologi pertambangan untuk datang dengan satu tujuan yaitu memanfaatkan kekayaan alam yang ada di negeri tersebut.
Negara negara asing itu bukannya tidak memiliki kekayaaan alam di negerinya sendiri, namun mereka paham betul, bahwa kekayaan alam berupa tambang adalah anugerah dari Yang Maha Pencipta dan tak akan bisa lagi diperbaharui.
Oleh sebab itu mereka memilih mencari dan memanfaatkan sumber-sumber kekayaan alam dinegeri orang, dan pada saatnya nanti bila kekayaan alam milik negara lain sudah habis, barulah mereka memanfaatkan kekayaan alamnya sendiri.
Apakah dalam hal ini mereka licik ? Tidak. Justru mereka adalah bangsa yang pintar. Mereka mampu berpikir maju jauh kedepan, dengan melindungi kekayaan alam yang ada di negeri mereka sendiri sebagai cadangan untuk anak cucu mereka di masa depan nanti.
Lalu bagaimana nasib sebuah negeri yang sangat kaya akan hasil tambangnya itu ?
Negara negara asing menilai bahwa penduduk di negeri itu adalah bangsa bodoh. Sebab memang kenyataannya mereka tidak menguasai ilmu dibidang teknologi, jadi gampang sekali dibodohi.
Indonesia seharusnya menjadi negara yang kaya raya
Hal ini menimbulkan minat bangsa-bangsa lain yang telah lebih dulu menguasai ilmu dibidang teknologi pertambangan untuk datang dengan satu tujuan yaitu memanfaatkan kekayaan alam yang ada di negeri tersebut.
Negara negara asing itu bukannya tidak memiliki kekayaaan alam di negerinya sendiri, namun mereka paham betul, bahwa kekayaan alam berupa tambang adalah anugerah dari Yang Maha Pencipta dan tak akan bisa lagi diperbaharui.
Oleh sebab itu mereka memilih mencari dan memanfaatkan sumber-sumber kekayaan alam dinegeri orang, dan pada saatnya nanti bila kekayaan alam milik negara lain sudah habis, barulah mereka memanfaatkan kekayaan alamnya sendiri.
Apakah dalam hal ini mereka licik ? Tidak. Justru mereka adalah bangsa yang pintar. Mereka mampu berpikir maju jauh kedepan, dengan melindungi kekayaan alam yang ada di negeri mereka sendiri sebagai cadangan untuk anak cucu mereka di masa depan nanti.
Lalu bagaimana nasib sebuah negeri yang sangat kaya akan hasil tambangnya itu ?
Negara negara asing menilai bahwa penduduk di negeri itu adalah bangsa bodoh. Sebab memang kenyataannya mereka tidak menguasai ilmu dibidang teknologi, jadi gampang sekali dibodohi.
Indonesia seharusnya menjadi negara yang kaya raya

Quote:
Cupilkan kisah diatas hanya sekedar untuk mengajak kita semua menjadi sadar dan menyadari, bahwa bangsa kita hingga saat ini masih jauh tertinggal dibidang teknologi khususnya teknologi pengolahan hasil tambang. Bayangkan saja bila sejak dulu kita sudah menguasai teknologi pegolahan hasil tambang, tentu kondisi ekonomi negara kita tentu tidak seperti ini. Kita mustinya menjadi negara yang makmur dan kaya raya.
Namun apa kenyataan yang kita temui ? Kita terpaksa menyerah kepada bangsa lain ketika terkendala dalam permasalahan yang menyangkut teknologi khususnya dibidang pertambangan.
Sebagaimana yang telah terjadi ketika untuk pertama kalinya, para pemimpin negeri ini memberi ijin kepada kepada negara lain untuk melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi besar besaran terhadap kakayaan alam negeri ini.
Apakah ini sebuah kesalahan ? Saya katakan "Tidak". Para pemimpin kita jaman dulu, yang pertama kali mengijinkan negara asing memanfaatkan kekayaan alam , adalah para pemimpin sederhana yang punya jiwa mulia yaitu ingin mensejahterakan seluruh rakyatnya. Para pemimpin kita dulu merasa sedih dan sangat prihatin melihat penderitaan rakyatnya setelah berabad abad dijajah bangsa lain. Mereka mencari jalan bagaimana bisa memperbaiki nasib bangsa, yaitu dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada.
Negeri yang 'terlelap' dalam mimpi panjang
Namun dibalik niat yang mulia itu, pemerintahan selanjutnya seakan telah terbuai dan terlena dengan kondisi yang ada. Hanya ongkang-ongkang kaki sambil menunggu setoran dari bangsa asing yang memanfaatkan kekayaan alam, tanpa memikirkan bagaimana dengan masa depan negeri ini. Mereka sudah terlanjur merasakan enaknya bertahun tahun menerima setoran yang proporsinya tak lebih dari 1 persen. Namun, meski cuma 1 persen, tapi karena nilai pemanfaatan kekayaan alam sangat besar, maka lumayan jugalah, bisa untuk sedikit menopang APBN negara kita ini.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sudah lebih 40 tahun usia Kontrak Karya pemanfaatan kekayaan alam oleh bangsa asing ditandatangani oleh pemerintah RI. Tapi tak ada perubahan yang cukup signifikan, hingga kemudian pada awal tahun 2014, pemerintahan yang dipimpin Presiden SBY memberlakukan UU Minerba yaitu UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang mana UU ini untuk merevisi UU sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967.
Yang menjadi pertanyaan saya, mengapa baru sekarang pemerintah merevisi UU yang sudah lebih dari 40 tahun tak pernah disentuh ? Kemana saja selama ini tuan tuan ?
Kenapa Indonesia selalu bergantung pada Investor Asing dan jika tak ada Investor Asing datang maka pembangunan tidak berjalan?

Jawaban dari pertanyaan di atas adalah karena Indonesia tidak punya cukup uang. Kenapa tidak punya cukup uang? Karena kekayaan alam Indonesia dikuras asing dan perekonomiannya dikuasai asing. Contohnya untuk tambang emas dan perak di Papua, Freeport dapat 99% sementara 230 juta rakyat Indonesia harus puas dgn 1% saja. Bagaimana Indonesia tidak miskin?
Quote:
Silahkan lihat Daftar Perusahaan Terkaya versi Forbes 500:

Total dari perusahaan itu saja (10 perusahaan teratas versi Forbes 500) yang juga beroperasi di Indonesia mengelola kekayaan alam kita, itu US$ 1.655 milyar atau sekitar 17 ribu trilyun/tahun. Di antaranya berasal dari kekayaan alam Indonesia. Jumlah itu 17 kali lipat dari APBN Indonesia tahun 2009 yang hanya mencapai Rp 1.037 Trilyun.
Di bawah adalah sebagian hasil kekayaan alam Indonesia. Indonesia masih punya banyak kekayaan alam yang melimpah selain statistik di bawah.




Quote:
Indonesia seharusnya mencontoh Arab Saudi
Arab Saudi cukup cerdas menasionalisasi perusahaan Aramco tahun 1974. Tahun 1970-an, Arab Saudi masih termasuk negara miskin. Kekayaan alam mereka berupa minyak tidak dapat mensejahterakan mereka karena dikuasai perusahaan AS, Aramco. Namun sejak raja Faisal menasionalisasi Aramco, maka seluruh hasil minyak dapat dinikmati oleh rakyat Saudi Arabia. Jumlah uang yang masuk untuk pembangunan pun berlimpah sehingga listrik di sana gratis, sementara bensin cuma Rp 1700/liter. Ini jauh lebih murah ketimbang Indonesia yang Rp 4.500/liter saja sudah ribut soal kurangnya subsidi karena 90% migas kita dikuasai perusahaan migas asing.

Foto di atas adalah foto Masjidil Haram saat Arab Saudi masih dilanda kemiskinan meski saat itu mereka sudah memproduksi minyak lewat perusahaan AS, Aramco.

Sedangkan foto diatas adalah foto Masjidil Haram saat Arab Saudi kaya setelah menasionalisasi Aramco:
Quote:
Sebagai bahasan terakhir, coba lihat gambar dibawah ini yang menunjukkan Peta Kekuasaan dan Kekayaan Negera Asing atas Indonesia


Quote:
Sebagai penutup, saya cuma bisa 
, dari 2 gambar terakhir yang saya dapatkan dari google. Mudah-mudahan, presiden kedepan tau dan paham betul akan kekayaan alam kita dan bagaimana cara mengamankannya, dan mudah-mudahan generasi yang akan datang, indonesia bisa memiliki anak muda yang nantinya akan menguasai kekayaan alam negeri kita sendiri







Spoiler for Sumber Thread:
0
4.8K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan