- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Emosi dengan benar


TS
kondenande21
Emosi dengan benar

Quote:
Alkisah, suatu pagi yang senyap, raja
memutuskan untuk pergi berburu ditemani
burung elang kesayangannya yang terlatih
dalam berburu. Di persimpangan jalan, raja
ingin menikmati waktunya dan sengaja
memilih arah yang berbeda dan berpisah
dengan pengawalnya. Tak lama, mentari
bersinar dengan terik. Raja pun mulai merasa
kehausan. Gerakan kuda melambat dan si
elang pun terbang meninggalkannya.
Betapa gembiranya sang raja ketika melihat
ada air yang mengalir dari celah-celah
bebatuan di tempatnya melintas. Ia segera
melompat turun dari kuda, mengeluarkan
piala perak berukuran kecil dari tas
berburunya, dan menempelkan pialanya pada
aliran air yang begitu pelan.
Setelah piala itu nyaris penuh dan air hendak
diminum, tiba-tiba terdengar suara desing di
udara. Dalam sekejap piala di tangan raja
jatuh dan seluruh airnya tumpah di tanah!
Kaget sejenak, sang raja segera menengadah,
ingin tahu apa gerangan yang terjadi.
Ternyata, itulah elang kesayangannya.
Dengan tersenyum, raja memungut dan
membersihkan piala, kemudian kembali
menampung aliran air di celah bebatuan.
Ketika sudah penuh dan hendak diminum,
lagi-lagi si elang terbang menukik dan
menjatuhkan piala itu dari tangan sang raja.
Dengan perasaan gusar, tetapi karena haus
yang menyengat, sang raja kembali
melakukan hal yang sama dan ketika si elang
kembali menukik dan menjatuhkan piala
untuk ketiga kalinya.
Dengan gerakan secepat kilat, raja mencabut
dan mengayunkan pedangnya dengan cepat.
Elang malang itu pun terluka dan terjatuh.
“Itulah hukumanmu!” ujar sang raja. Ia
bertambah geram saat tahu pialanya
terpental dan terjepit di antara bebatuan
yang tidak terjangkau.
”Ah.. Minum dari sumber mata air
pasti lebih segar,” kata raja sambil
mulai mendaki tebing curam menuju
mata air itu. Ketika tiba di tujuan,
raja terperangah karena di tengah
sana terlihat bangkai ular besar dari
jenis yang sangat berbisa. Seketika,
sang raja lupa akan dahaganya.
”Elang kesayanganku terluka karena
mau menyelamatkan nyawaku,”
serunya. Bergegas raja kembali turun
untuk membawa elangnya pulang. Ada
sesal yang menggantung di hati dan
pikirannya, “Aku mendapat pelajaran
yang berharga, bahwa keputusan
yang diambil dalam keadaan marah
bisa berakibat fatal.”
Netter yang Bijaksana,
Saat amarah sedang memanas, kita
merasakan adrenalin yang mengalir kencang.
Ambil napas sejenak. Saat kesadaran
melingkupi, puncak kemarahan akan perlahan
menurun. Kita pun bisa berpikir lebih tenang
dan membuat keputusan lebih bijak.
Mari, kelola kemarahan dengan kesadaran
dan kebijaksanaan agar tiada sesal yang
menyertai di kemudian hari.
Salam hangat luar biasa!
memutuskan untuk pergi berburu ditemani
burung elang kesayangannya yang terlatih
dalam berburu. Di persimpangan jalan, raja
ingin menikmati waktunya dan sengaja
memilih arah yang berbeda dan berpisah
dengan pengawalnya. Tak lama, mentari
bersinar dengan terik. Raja pun mulai merasa
kehausan. Gerakan kuda melambat dan si
elang pun terbang meninggalkannya.
Betapa gembiranya sang raja ketika melihat
ada air yang mengalir dari celah-celah
bebatuan di tempatnya melintas. Ia segera
melompat turun dari kuda, mengeluarkan
piala perak berukuran kecil dari tas
berburunya, dan menempelkan pialanya pada
aliran air yang begitu pelan.
Spoiler for :Elang:

Setelah piala itu nyaris penuh dan air hendak
diminum, tiba-tiba terdengar suara desing di
udara. Dalam sekejap piala di tangan raja
jatuh dan seluruh airnya tumpah di tanah!
Kaget sejenak, sang raja segera menengadah,
ingin tahu apa gerangan yang terjadi.
Ternyata, itulah elang kesayangannya.
Dengan tersenyum, raja memungut dan
membersihkan piala, kemudian kembali
menampung aliran air di celah bebatuan.
Ketika sudah penuh dan hendak diminum,
lagi-lagi si elang terbang menukik dan
menjatuhkan piala itu dari tangan sang raja.
Dengan perasaan gusar, tetapi karena haus
yang menyengat, sang raja kembali
melakukan hal yang sama dan ketika si elang
kembali menukik dan menjatuhkan piala
untuk ketiga kalinya.
Dengan gerakan secepat kilat, raja mencabut
dan mengayunkan pedangnya dengan cepat.
Elang malang itu pun terluka dan terjatuh.
“Itulah hukumanmu!” ujar sang raja. Ia
bertambah geram saat tahu pialanya
terpental dan terjepit di antara bebatuan
yang tidak terjangkau.
”Ah.. Minum dari sumber mata air
pasti lebih segar,” kata raja sambil
mulai mendaki tebing curam menuju
mata air itu. Ketika tiba di tujuan,
raja terperangah karena di tengah
sana terlihat bangkai ular besar dari
jenis yang sangat berbisa. Seketika,
sang raja lupa akan dahaganya.
”Elang kesayanganku terluka karena
mau menyelamatkan nyawaku,”
serunya. Bergegas raja kembali turun
untuk membawa elangnya pulang. Ada
sesal yang menggantung di hati dan
pikirannya, “Aku mendapat pelajaran
yang berharga, bahwa keputusan
yang diambil dalam keadaan marah
bisa berakibat fatal.”
Netter yang Bijaksana,
Saat amarah sedang memanas, kita
merasakan adrenalin yang mengalir kencang.
Ambil napas sejenak. Saat kesadaran
melingkupi, puncak kemarahan akan perlahan
menurun. Kita pun bisa berpikir lebih tenang
dan membuat keputusan lebih bijak.
Mari, kelola kemarahan dengan kesadaran
dan kebijaksanaan agar tiada sesal yang
menyertai di kemudian hari.
Salam hangat luar biasa!

Diubah oleh kondenande21 26-06-2014 17:57
0
1K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan