- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kadangkala Kita Harus Berpikir Negatif Untuk Hasil Yang Positif


TS
Sky.High
Kadangkala Kita Harus Berpikir Negatif Untuk Hasil Yang Positif
Assalamualaikum Wr.Wb


Spoiler for Semoga Belum Repost:
Semoga Belum 
Niat ane cuma ingin berbagi

Niat ane cuma ingin berbagi

Quote:

Being positive! Itu yang selalu orang-orang, juga diri kita sendiri pegang, kata-kata penyemangat yang memang mengajarkan kita untuk terus berpikir dan bertindak positif demi melewati tiap masalah maupun menggapai mimpi. Tapi, pernah nggak berpikir kalau kata itu kadang menjebak? Menjadi positif terus-menerus, apa nggak membuat kita takabur? Sebaliknya, pandangan negatif yang kelewat batas juga membawa kehancuran pada mental kita sendiri. Lalu, bagaimana seharusnya kita bersikap? Pernah jugakah mendapat manfaat positif dari pikiran negatifmu sendiri?
Ada juga yang mengatakan, untuk sukses buang jauh-jauh pikiran negatif. Padahal, jika ingin sukses kita pun harus melakukan introspeksi, berkaca pada hal-hal yang telah kita lakukan sebelumnya. Kalau pikiran kita selalu positif, bagaimana bisa kita melihat kekurangan kita untuk kemudian memperbaikinya? Bagaimana kita bisa mengakui kelemahan, hal-hal negatif dalam diri kita, kalau yang diingat dan lihat cuma hal-hal positif? Dan, bukankah pikiran positif membawa pikiran kita ke hal-hal baik yang berujung pada mimpi, khayalan belaka?
Sikap negatif, seperti rendah diri dan pesimis, siapa bilang nggak berguna buat hidup kita? Justru dengan merasakan sendiri keadaan saat kita merasa paling nggak berguna dan pesimis dengan masa depan kita, justru akan lahir motivasi untuk bangkit dan membalas perasaan itu dengan bukti riil, keberhasilan. “Ya, saya dulu minder dan selalu pesimis dengan bisnis yang saya pilih ini, tapi dari sana muncul pertanyaan baru, ‘Ah, masa begini saja sudah menyerah.’ Saya tahu perasaan minder itu menyiksa saya, jadi saya nggak mau terus-terusan merasa begitu. Saya harus bangkitkan usaha saya,” kenang Pauline, entrepreneur, 30 tahun.
Menganggap diri hebat memang meningkatkan kepercayaan diri, tapi kalau hasilnya berlebihan, apa yang akan terjadi ke depannya? “Orang sering salah antara berpikir positif dengan terlalu percaya diri. Sebenarnya memang itu tujuan utama berpikir positif, supaya jadi percaya diri, semangat lagi, dan kembali fokus ke mimpinya. Tapi, nggak sedikit yang kelewat positif. Mengarahnya jadi negatif kalau sudah begitu, jadi merasa seolah apa yang dilakukan sudah maksimal.”
Dalam hal pekerjaan misalnya. Hari ini prestasi kerjamu luar biasa dan mendapat banyak pujian dari atasan, kemudian pikiran positifmu mulai bermain sehingga jadi merasa bisa mengerjakan hal lain dengan pencapaian sama bahkan lebih tanpa usaha maksimal karena sudah punya pengalaman. Apa jadinya? Tanpa inovasi, apa yang kamu hasilkan cuma akan dicap monoton. Padahal, pekerjaanmu menuntut kreativitas tinggi. Inovasi cenderung bisa diperoleh dari perenungan matang tentang kelebihan, dan yang utama, kekurangan karya sebelumnya. Dengan begitu karya baru menyempurnakan yang sudah ada sebelumnya. Begitu seterusnya.

Quote:
Sebagai contoh, Anda sedang sendirian di rumah; Hari sudah sangat larut. Tetapi, Anda masih mengerjakan tugas kuliah. Tiba-tiba, terdengar suara gedoran pintu di luar.
Jika Anda berpikir suara itu suara orang yang mau menyelinap di rumah Anda, Anda pun akan mempersiapkan diri untuk melawan penyelinap itu. Tetapi, jika Anda berpikir bahwa suara itu hanyalah suara kucing, Anda pun akan tenang-tenang saja.
Bagaimana jadinya jika ternyata kegaduhan itu memang terjadi lantaran ada orang yang hendak menyelinap ke dalam rumah Anda? Jika Anda berpikir positif atau berbaik sangka bahwa suara itu adalah suara seekor kucing, maka Anda tidak tahu bahwa Anda sedang berada dalam bahaya.
Pada contoh di atas, menilai bahwa suara itu adalah suara seekor kucing adalah penilaian/ persepsi yang tidak akurat, yang menuntun kita pada tindakan destruktif (membiarkan diri kita dicelakai orang).
Contoh lainnya, saat Anda di kampus, seorang staf menegur Anda karena menurutnya, Anda melakukan suatu kesalahan. Jika Anda berpikir bahwa kesalahan memang sepenuhnya menjadi tanggung jawab Anda (Anda menerima begitu saja bahwa Anda salah, yang berarti Anda berpikir positif terhadap staf yang menganggap Anda salah), maka tidak ada alasan bagi Anda untuk mengelak. Tidak ada pilihan bagi Anda selain menerima hukuman darinya jika memang ia menjatuhkan hukuman kepada Anda.
Tetapi, jika menurut Anda kesalahan itu bukan sepenuhnya kesalahan Anda (Anda berpikir bahwa staf itu telah menuduh Anda, yang berarti Anda memiliki pikiran negatif tentang staf tersebut), maka Anda dapat mencari alasan untuk mengelak dari hukuman yag dijatuhkan kepada Anda.
Jika Anda berpikir suara itu suara orang yang mau menyelinap di rumah Anda, Anda pun akan mempersiapkan diri untuk melawan penyelinap itu. Tetapi, jika Anda berpikir bahwa suara itu hanyalah suara kucing, Anda pun akan tenang-tenang saja.
Bagaimana jadinya jika ternyata kegaduhan itu memang terjadi lantaran ada orang yang hendak menyelinap ke dalam rumah Anda? Jika Anda berpikir positif atau berbaik sangka bahwa suara itu adalah suara seekor kucing, maka Anda tidak tahu bahwa Anda sedang berada dalam bahaya.
Pada contoh di atas, menilai bahwa suara itu adalah suara seekor kucing adalah penilaian/ persepsi yang tidak akurat, yang menuntun kita pada tindakan destruktif (membiarkan diri kita dicelakai orang).
Contoh lainnya, saat Anda di kampus, seorang staf menegur Anda karena menurutnya, Anda melakukan suatu kesalahan. Jika Anda berpikir bahwa kesalahan memang sepenuhnya menjadi tanggung jawab Anda (Anda menerima begitu saja bahwa Anda salah, yang berarti Anda berpikir positif terhadap staf yang menganggap Anda salah), maka tidak ada alasan bagi Anda untuk mengelak. Tidak ada pilihan bagi Anda selain menerima hukuman darinya jika memang ia menjatuhkan hukuman kepada Anda.
Tetapi, jika menurut Anda kesalahan itu bukan sepenuhnya kesalahan Anda (Anda berpikir bahwa staf itu telah menuduh Anda, yang berarti Anda memiliki pikiran negatif tentang staf tersebut), maka Anda dapat mencari alasan untuk mengelak dari hukuman yag dijatuhkan kepada Anda.

Quote:
So, lihat kan, berpikir positif nggak selalu berhasil jadi solusi tiap masalah. Ada kalanya kita harus berpikiran negatif, merendahkan diri untuk memacunya bangkit, sama seperti saat jatuh kemudian bangkit dan berlari. Pikiran ini membantu kita melangkah dengan bekal ketidaksempurnaan supaya terus ada perbaikan. Pikiran negatif membantumu bangun dari khayalan dan siap jalani realitas, sementata pikiran positif bisa jadi penyemangat dan apresiasi di sepanjang perjalananmu menyempurnakan hidup. Setuju?


[RIGHT]Sumber1[/RIGHT]
[RIGHT]Sumber2[/RIGHT]
Spoiler for Mengharapkan:


0
3K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan