- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Graha Garuda Lambang Nasionalisme yang terbengkalai
TS
kamiyamakun
Graha Garuda Lambang Nasionalisme yang terbengkalai
Spoiler for intermezzo:
awal mula ane niat bikin trit ini minggu kemarin ane kondangan lewatin gedung yang cukup besar tapi sepertinya tidak terurus di daerah cileungsi,, karena penasaran ane tanya saudara yang tinggal disana ternyata itu adalah gedung Graha Garuda Tiara Indonesia,, yang saat sekarang ini terkenal dengan isu angker nya haha.. katanya juga tuh bangunan kalo diliat dari atas berbentuk seperti garuda..
ane jadi penasaran trus browsing cari tau gan..
sorry kalo repost and trit nya berantakan ya gan..
berikut ini penampakannya...
The History of Garuda...
Quote:
Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) terletak di Jalan Narogong, KM 23 No 176, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Graha Garuda Tiara direncanakan sebagai kompleks olahraga, lengkap dengan hotel, yang konon untuk menandingi Senayan, kompleks olahraga peninggalan Soekarno.
Konstruksi bangunan benar-benar menyerupai burung garuda raksasa, lambang kedigdayaan negara Indonesia jika dilihat dari atas menggunakan pesawat atau lebih praktis nya pakai google maps di koordinat S 6.417919 E 106.957672
atau disini
Garuda raksasa teramat megah dilihat dari pesawat. Bagian kepala yang menghadap ke arah timur merupakan lobi ruang konvensi, ekornya lobi hotel, dengan sayap lima kiri dan lima kanan. Sayap A, B, C, D, E itu merupakan bangunan wisma. Gedung hotel tepat di bagian pita. Di bagian belakang terdapat kitchen laundry. Luar biasa. 80% pembangunan sudah selesai di tahun 1998.
Hotel sudah beroperasi dan sudah pernah ditempati oleh para tamu dan ekspatriate yang berkantor disekitar Jagotabek, antara lain dari pabrik semen dan lain sebagainya.
Gedung di sayap adalah asrama yang bagus, sudah beberapa kali dipakai untuk training remaja se Indonesia yang bergabung dalam Kirab Remaja. mbak Tutut sebagai pimpinan Yayasan Kirab Remaja Indonesia amat bangga waktu itu, karena para remaja ini diproyeksikan akan menjadi penjaga Pancasila, UUD 45, NKRI di daerah2 nya masing-masing.
Di sayap bagian kanan terdapat sarana olahraga meliputi satu lapangan sepak bola, dua lapangan basket, dua lapangan voli, dua lapangan tenis, dan dua kolam renang. Kolam renang berstandar hotel dan satu lagi selevel olimpiade.
Ruang konvensi berkapasitas 3.000 tempat duduk dan sound proof, dapat dipakai untuk pagelaran musik international. Wisma memiliki 456 kamar. Setiap kamar bisa diisi 4-8 orang. Di sisi lain, hotel setingkat bintang tiga memuat 198 kamar plus enam suite room, serta 24 classroom berkapasitas 30 orang per satu kamar. Luar biasa.
Lapangan parkir sangat luas sekali, mampu menampung 100 bus besar serta ratusan kendaraan pribadi. Bangunan itu terbentang di areal seluas 5,5 hektare dari total lahan GGTI sekitar 44,6 hektare.
Waktu itu, Amerika serikat maupun Eropa meyakini Indonesia akan menjadi salah satu naga Asia.
Di dalam area gedung juga terdapat helipad (landasan helikopter). Menurut salah seorang petugas GGTI, mantan Kapolri Jenderal Dibyo Widodo pernah datang ke tempat tersebut menggunakan helikopter pada 1997.
GGTI mulai dibangun Februari 1995. Dana yang telah dikucurkan sedikitnya Rp 75 miliar. Waktu itu rupiah masih kokoh di angka Rp2.194 per USD. Konon kabarnya, dana talangan itu berasal dari Jamsostek yang dititipkan ke BTN ditahun 1995. Menteri yang terkait antara lain menteri Perumahan Rakyat Akbar Tanjung dan menteri Tenaga Kerja Abdul Latief waktu itu. Jamsostek menempatkan deposito Rp 75 miliar di BTN dengan bunga 8,5 persen.
Kesohoran GGTI sudah di depan mata karena di belakang pembangunan itu ada sosok kuat yaitu Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut. Putri sulung Presiden HM Suharto tersebut merupakan jaminan mutu pada waktu pemerintahan Orde Baru.
“Semua berubah setelah penjarahan dibulan mei 1998. Sayang sekali. Waktu terjadi kerusuhan Mei 1998, banyak orang asing yang bersembunyi di Graha Garuda Tiara. Walau tinggal berhari-hari bahkan berminggu minggu mereka tidak bosan, karena sarana prasarana lengkap. Ada hotel, kitchen yang berkelas international, ada kolam renang, lapangan tenis, membuat mereka betah dan nyaman.
“Gedung ini memperlihatkan kesempurnaan seekor burung garuda,” ujar Bambang, salah satu pengelola ketika Media Indonesia berkunjung ke sana pada 28 November 2008. Media Indonesia salah satu narasumber yang kami kutip.
Tiga tahun kemudian, persis pada tanggal dan bulan yang sama (28 November 2011), ketika Media Indonesia kembali ke lokasi, bangunan semakin menyedihkan dan pengelola pun kian tertutup.
Graha Garuda Tiara benar-benar sedang menderita. Ilalang mulai menutupi gapura bertuliskan Graha Garuda. Coretan-coretan dan tempelan pamflet menutupi ukiran indah gapura. Sampah ada dimana-mana. Bagaimana nasibmu dikemudian hari? Merana sekali. Berapa kerugian yang diderita negara? Puluhan bahkan ratusan milyar rupiah.
Graha Garuda Tiara direncanakan sebagai kompleks olahraga, lengkap dengan hotel, yang konon untuk menandingi Senayan, kompleks olahraga peninggalan Soekarno.
Konstruksi bangunan benar-benar menyerupai burung garuda raksasa, lambang kedigdayaan negara Indonesia jika dilihat dari atas menggunakan pesawat atau lebih praktis nya pakai google maps di koordinat S 6.417919 E 106.957672
atau disini
Garuda raksasa teramat megah dilihat dari pesawat. Bagian kepala yang menghadap ke arah timur merupakan lobi ruang konvensi, ekornya lobi hotel, dengan sayap lima kiri dan lima kanan. Sayap A, B, C, D, E itu merupakan bangunan wisma. Gedung hotel tepat di bagian pita. Di bagian belakang terdapat kitchen laundry. Luar biasa. 80% pembangunan sudah selesai di tahun 1998.
Hotel sudah beroperasi dan sudah pernah ditempati oleh para tamu dan ekspatriate yang berkantor disekitar Jagotabek, antara lain dari pabrik semen dan lain sebagainya.
Gedung di sayap adalah asrama yang bagus, sudah beberapa kali dipakai untuk training remaja se Indonesia yang bergabung dalam Kirab Remaja. mbak Tutut sebagai pimpinan Yayasan Kirab Remaja Indonesia amat bangga waktu itu, karena para remaja ini diproyeksikan akan menjadi penjaga Pancasila, UUD 45, NKRI di daerah2 nya masing-masing.
Di sayap bagian kanan terdapat sarana olahraga meliputi satu lapangan sepak bola, dua lapangan basket, dua lapangan voli, dua lapangan tenis, dan dua kolam renang. Kolam renang berstandar hotel dan satu lagi selevel olimpiade.
Ruang konvensi berkapasitas 3.000 tempat duduk dan sound proof, dapat dipakai untuk pagelaran musik international. Wisma memiliki 456 kamar. Setiap kamar bisa diisi 4-8 orang. Di sisi lain, hotel setingkat bintang tiga memuat 198 kamar plus enam suite room, serta 24 classroom berkapasitas 30 orang per satu kamar. Luar biasa.
Lapangan parkir sangat luas sekali, mampu menampung 100 bus besar serta ratusan kendaraan pribadi. Bangunan itu terbentang di areal seluas 5,5 hektare dari total lahan GGTI sekitar 44,6 hektare.
Waktu itu, Amerika serikat maupun Eropa meyakini Indonesia akan menjadi salah satu naga Asia.
Di dalam area gedung juga terdapat helipad (landasan helikopter). Menurut salah seorang petugas GGTI, mantan Kapolri Jenderal Dibyo Widodo pernah datang ke tempat tersebut menggunakan helikopter pada 1997.
GGTI mulai dibangun Februari 1995. Dana yang telah dikucurkan sedikitnya Rp 75 miliar. Waktu itu rupiah masih kokoh di angka Rp2.194 per USD. Konon kabarnya, dana talangan itu berasal dari Jamsostek yang dititipkan ke BTN ditahun 1995. Menteri yang terkait antara lain menteri Perumahan Rakyat Akbar Tanjung dan menteri Tenaga Kerja Abdul Latief waktu itu. Jamsostek menempatkan deposito Rp 75 miliar di BTN dengan bunga 8,5 persen.
Kesohoran GGTI sudah di depan mata karena di belakang pembangunan itu ada sosok kuat yaitu Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut. Putri sulung Presiden HM Suharto tersebut merupakan jaminan mutu pada waktu pemerintahan Orde Baru.
“Semua berubah setelah penjarahan dibulan mei 1998. Sayang sekali. Waktu terjadi kerusuhan Mei 1998, banyak orang asing yang bersembunyi di Graha Garuda Tiara. Walau tinggal berhari-hari bahkan berminggu minggu mereka tidak bosan, karena sarana prasarana lengkap. Ada hotel, kitchen yang berkelas international, ada kolam renang, lapangan tenis, membuat mereka betah dan nyaman.
“Gedung ini memperlihatkan kesempurnaan seekor burung garuda,” ujar Bambang, salah satu pengelola ketika Media Indonesia berkunjung ke sana pada 28 November 2008. Media Indonesia salah satu narasumber yang kami kutip.
Tiga tahun kemudian, persis pada tanggal dan bulan yang sama (28 November 2011), ketika Media Indonesia kembali ke lokasi, bangunan semakin menyedihkan dan pengelola pun kian tertutup.
Graha Garuda Tiara benar-benar sedang menderita. Ilalang mulai menutupi gapura bertuliskan Graha Garuda. Coretan-coretan dan tempelan pamflet menutupi ukiran indah gapura. Sampah ada dimana-mana. Bagaimana nasibmu dikemudian hari? Merana sekali. Berapa kerugian yang diderita negara? Puluhan bahkan ratusan milyar rupiah.
Graha Garuda Tiara Saat ini gan...
Quote:
Kejayaan GGTI semua tinggal kenangan belaka
Sekarang semuanya jauh berbeda. Setelah 13 tahun berlalu, ilalang dan terik matahari merusak semuanya. Taman-taman dan bangunan megah seolah sirna. Atap bangunan mulai lapuk serta tembok-tembok tampak kusam. Kaca-kaca gedung juga tampak rusak…
Gedung itu kerap menjadi tempat tawuran . banyak coret”an yang mengatasnamakan sekolah
Tidak ada lagi denyut kehidupan di gedung yang dahulu biasa disinggahi ekspatriat asing, yang banyak bekerja di pabrik-pabrik di sekitar lokasi. Jika nasib baik masih melekat, Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) sungguh megah. Selain memiliki wisma, hotel, helipad, sarana olahraga, dan 2 tower apartemen, bangunan itu juga memiliki gedung konvensi. All in one pokoknya.
Sekarang gedung itu terlihat mencekam dan angker . Rombongan tamu yang menginap seperti saat Soeharto masih jaya, tak terlihat lagi. Pemuda-pemudi yang tergabung dalam Kirab Remaja Nasional juga tak pernah mampir. Bila malam tiba, tidak ada penduduk yang berani melintas di sekitar graha. Mereka hanya berani lewat pada siang hari, melintasi jalan setapak yang membelah kawasan tersebut.
Graha Garuda Tiara saat ini dijaga 40 petugas keamanan. Mereka berjaga bergantian, satu regu terdiri dari 16 orang. Musuh utama mereka adalah pencuri barang bekas yang siap mengincar baja-baja kokoh bangunan mahal ini.
ane heran gedung sebagus ini kenapa tidak di gunakan oleh pemerintah ..
Jika tidak ada bapak pembangunan Alm Suharto tidak mungkin berdiri gedung ini.
Biar bagaimana pun mantan president kita itu meninggalkan sesuatu yang membanggakan untuk Negara kita ini.
Graha Garuda Tiara dulunya merupakan ‘asrama’ bagi para siswa peserta Kirab Remaja. Dibangun oleh Mbak Tutut di masa bapaknya masih berjaya, sekarang area Graha Garuda Tiara penuh dengan ilalang. Dan seperti terlihat di foto, tembok besar labelnya pun sudah jadi ajang grafiti.
Kalau dilihat dari langit, via Google Earth atau Google Map, wujud bangunan yang diniatkan jadi hotel dan convention center ini bagai burung Garuda raksasa. Tepatnya Garuda Pancasila, karena sang garuda juga menggendong simbol Pancasila.
Sekarang semuanya jauh berbeda. Setelah 13 tahun berlalu, ilalang dan terik matahari merusak semuanya. Taman-taman dan bangunan megah seolah sirna. Atap bangunan mulai lapuk serta tembok-tembok tampak kusam. Kaca-kaca gedung juga tampak rusak…
Gedung itu kerap menjadi tempat tawuran . banyak coret”an yang mengatasnamakan sekolah
Tidak ada lagi denyut kehidupan di gedung yang dahulu biasa disinggahi ekspatriat asing, yang banyak bekerja di pabrik-pabrik di sekitar lokasi. Jika nasib baik masih melekat, Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) sungguh megah. Selain memiliki wisma, hotel, helipad, sarana olahraga, dan 2 tower apartemen, bangunan itu juga memiliki gedung konvensi. All in one pokoknya.
Sekarang gedung itu terlihat mencekam dan angker . Rombongan tamu yang menginap seperti saat Soeharto masih jaya, tak terlihat lagi. Pemuda-pemudi yang tergabung dalam Kirab Remaja Nasional juga tak pernah mampir. Bila malam tiba, tidak ada penduduk yang berani melintas di sekitar graha. Mereka hanya berani lewat pada siang hari, melintasi jalan setapak yang membelah kawasan tersebut.
Graha Garuda Tiara saat ini dijaga 40 petugas keamanan. Mereka berjaga bergantian, satu regu terdiri dari 16 orang. Musuh utama mereka adalah pencuri barang bekas yang siap mengincar baja-baja kokoh bangunan mahal ini.
ane heran gedung sebagus ini kenapa tidak di gunakan oleh pemerintah ..
Jika tidak ada bapak pembangunan Alm Suharto tidak mungkin berdiri gedung ini.
Biar bagaimana pun mantan president kita itu meninggalkan sesuatu yang membanggakan untuk Negara kita ini.
Graha Garuda Tiara dulunya merupakan ‘asrama’ bagi para siswa peserta Kirab Remaja. Dibangun oleh Mbak Tutut di masa bapaknya masih berjaya, sekarang area Graha Garuda Tiara penuh dengan ilalang. Dan seperti terlihat di foto, tembok besar labelnya pun sudah jadi ajang grafiti.
Kalau dilihat dari langit, via Google Earth atau Google Map, wujud bangunan yang diniatkan jadi hotel dan convention center ini bagai burung Garuda raksasa. Tepatnya Garuda Pancasila, karena sang garuda juga menggendong simbol Pancasila.
Quote:
komen TS :
Graha Garuda Tiara terlepas isu yang menyelimutinya
merupakan simbol nasionalisme yang kuat dari bangsa
kita,, suatu kebanggaan yang saat ini tidak bisa
dibanggakan lagi seiring luntur nya nasionalisme
kita ya gan..
update pic nya gan...
Quote:
Spoiler for view dari google maps gan:
Spoiler for dah ketutup ilalang gan:
Spoiler for wisma nya gan:
Spoiler for ruang konvensi mewah nya gan:
Spoiler for aula jadi gudang gan:
Spoiler for sisa lampu panggung internasional nya:
Spoiler for pernah jadi lokasi shooting v.clip momo geisha gan:
UPDATE PIC gan #20
Diubah oleh kamiyamakun 18-04-2013 08:16
0
9.9K
Kutip
38
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan