Alexander_RVAvatar border
TS
Alexander_RV
Nah, 'Panasbung' mengaku digaji Rp. 2.5 juta untuk membela Prabowo.
Nah, 'Panasbung' mengaku digaji Rp. 2.5 juta untuk membela Prabowo.

Lelaki 20 tahun-an itu senyum-senyum sendiri. Dirinya terkenang pernah bekerja sebagai pasukan nasi bungkus alias 'Panasbung' seperti yang dicantum dalam puisi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon di atas. 'Panasbung' adalah laskar cyber bayaran. “Dulu sih tidak tahu.

Dibilang dulu kerjanya di depan komputer saja. Mereka bilang sih jangan sampai ada yang tahu kalau kita kerja kayak gitu,” kata lelaki muda itu. Dirinya berkisah dirinya diajak temannya untuk menjadi relawan di Think Big Indonesia (TBI), yang berkantor di Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Banyak teman di kampusnya, sebuah universitas ternama di Tangerang, Banten, yang mengisi waktu dengan menjadi relawan dan mendapatkan uang lumayan.

“Sebulan dibayar Rp 2,5 juta. Bagi mahasiswa kan itu jumlah yang besar,” kisah pria yang minta namanya dirahasiakan itu, alasannya takut nanti diapa-apain kalau ketahuan membocorkan pernah menjadi 'Panasbung itu'. “Saya takut nanti tidak aman,” katanya.

Selain gaji Rp 2,5 juta, ia juga mendapat satu kali makan gratis dan disediakan minum- an di kantornya, yang merupakan rukan dua lantai itu. Sedangkan peralatan kantor, berupa komputer dan koneksi Internet, semua sudah tersedia. Dirinya bekerja dari Senin sampai Sabtu. Ada dua shift yang diberlakukan di TBI, yakni pukul 07.00-16.00 WIB dan pukul 16.00-24.00 WIB. “Seingatku sih ada 32 orang yang kerja. Sekarang katanya sudah ditambah lagi jadi tiga shift, orangnya juga nambah tapi tidak tahu berapa,” kata pria muda itu.

Pria muda itu dan 31 temannya mendapat tugas melawan berita-berita jelek mengenai calon presiden Prabowo Subianto di media massa. Setiap masing-masing personel memi- liki lima akun Twitter dan lima akun Facebook.
Sebelum bertugas, mereka diminta untuk mengetahui sejarah baik dan buruk Prabowo sehingga bisa menangkis bila ada berita negatif terhadap mantan Komandan Jenderal Kopassus itu. Sehari, biasanya ia diberi 8 berita untuk dikomentari dengan 5 akun Twitter dan 5 akun Facebook-nya.

“Kita cuma disuruh bagaimana berita buruk tentang Prabowo dipelintir jadi baik,” kata pemuda itu. Dirinya memberi contoh, misalkan bila Prabowo diberitakan melanggar HAM, maka ia diarahkan untuk menulis komentar, itu kejadian lama, sampai saat ini pengadilan belum menentukan Prabowo bersalah atau tidak, lagi pula semua orang itu pasti punya kesalahan.

“Saya sebenarnya netral, tapi, karena kerja disitu, ya saya harus bela Prabowo. Saya keluar begitu lulus dan dapat kerjaan lain, itu cuma untuk ngisi kegiatan daripada nganggur,” cerita pria itu. Mantan anggota tim TBI lainnya menjelas- kan, selain melawan berita negatif Prabowo, mereka juga ditugasi memberi komentar- komentar berita tentang Jokowi. “Misalnya menulis komentar sebagai warga Jakarta dan menulis komentar agar Jokowi menyelesaikan tugas di Jakarta terlebih dahulu,” kata mantan karyawan TBI tersebut, yang juga tidak mau disebut namanya, kepada majalah detik.

“Misalnya lagi tentang revolusi mental, aku pernah komen visi-misinya Jokowi enggak jelas banget. Ngambang,” ujarnya. Suasana kerja biasanya sepi. Masing-masing sibuk berkutat dengan komputernya. “Paling kadang ada yang cekikikan bila sedang berantem di komen dengan pendukung Jokowi,” kisahnya.

Meski sepi, pengawasan kerja cukup ketat. Siapa pun yang mau meninggalkan ruangan, bahkan hanya untuk sekadar buang air kecil, harus mencatatnya di sebuah buku. Tim relawan cyber TBI itu mengaku saat pertama masuk kerja, ia bertemu dan mendapat pengarahan dari Managing Partner TBI Juke Sutaram. Saat dikonfirmasi, Juke dengan jujur mengaku pihaknya adalah simpatisan Prabowo-Hatta. TBI sebagai perusahaan Public Relations consultant sering membantu branding Prabowo. Namun ia membantah mengerahkan Panasbung. Tidak ada karyawannya yang dipekerjakan untuk melawan berita negatif tentang Prabowo di media atau media sosial.

“Kita tidak berkompeten melakukan itu karena kita tidak ditunjuk sebagai profesional. Kan kita pertemanan dengan pak Prabowo. Kalau saya tak tahu ya, kalau di tempat JKW itu ada yang memproklamirkan (soal 'Panasbung') itu,” kata Juke kepada majalah detik.

Seorang blogger yang memiliki ribuan pengikut memberi kesaksian soal Panasbung kelas atas. Menurutnya, ada sekelompok orang yang disebut sebagai Kelompok Opinion Leader, yang bertugas mempengaruhi para pengikutnya dengan membuat tulisan di media sosial. Mereka ini biasanya para selebritas di media sosial dengan pengikut ribuan.

Nah, mereka mendapat imbalan gede deng- an sistem kontrak bila mem-posting tulisan atau membuat status di akunnya ataupun ngeblog yang isinya memuji atau menjelekkan salah satu capres. “Tergantung jumlah followers-nya. Bisa yang sampai puluhan juta,” kata blogger terkenal itu, yang namanya minta dirahasiakan. “Yang main dua kaki, tentunya lebih gede lagi karena dapat dari sana-sini.”

Istilah 'Panasbung' kembali ramai ketika Fadli Zon membuat sajak berjudul Pasukan Nasi Bungkus akhir April lalu. Bila sejumlah 'Panasbung' mengaku dibayar untuk membela Prabo wo, Fadli justru memberi kesaksian sebaliknya, kubu Prabowo justru menjadi korban. Dirinya terinspirasi membuat sajak Panasbung itu karena geram Partai Gerindra banyak mendapat se- rangan dan kampanye hitam dari laskar cyber bayaran itu.

Fadli, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tim Kampanye Nasional Koalisi Merah Putih, mengatakan pihak Prabowo kini mengawasi komentar-komentar Panasbung. “Ada, kebanyakan yang komentar-komentar begitu itu pakai akun anonim. "Panasbung!” kata Fadli kepada majalah detik. “Kita respons dengan kampanye putih.”

Sedangkan kubu Jokowi mengakui adanya tim khusus di jagat maya. Namun mereka membantah mengerahkan 'Panasbung'. Cyber Army di tim sukses Jokowi berbasis relawan. Mereka tidak disiapkan secara khusus dengan dana yang sangat besar. Jokowi bahkan tidak tahu soal tim di dunia maya itu. “Salah kalau nasi bungkus, kita makannya prasmanan sayur lodeh,” canda jubir PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari.

Sumber yang berkaitan:

http://www.majalah.detik.com/read/20...kuan-panasbung

Nah, sekarang sudah jelas siapa yang bayaran kan? Jadi jangan sampai ada maling teriak maling lagi ya. Kalau saya secara pribadi terus terang tidak heran, mana mungkin ada yang mau membela sarang koruptor secara gratisan? Kecuali dia tidak punya logika, akal sehat atau hati nurani.

emoticon-Ngakak
Diubah oleh Alexander_RV 17-06-2014 10:45
0
6.5K
79
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan