Kaskus

Entertainment

kijcAvatar border
TS
kijc
Melajang Itu Bukan Aib dan Bukan Juga 'Cacat Sosial'
Banyak orang yang selalu menyudutkan orang yang memilih hidup melajang atau masih lajang sampai umur sekian. Kenapa? Apa hidup Anda berjalan seperti yang Anda mau? Saya pernah bertanya pada diri saya sendiri, KENAPA SAYA MASIH MELAJANG? Pernah nggak Anda bertanya-tanya kapan atau akanlah Anda menikah?

Saya nggak bisa ngebayangin betapa banyak orang lajang yang bertanya pada dirinya sendiri. Saat Anda kepikiran tentang kelajangan Anda, Anda harus ingat bahwa ANDA NGGAK SENDIRI. Perceraian, ditinggalin meninggal suami atau emang belum menikah; atau apa pun alasannnya membuat jumlah lajang terus meningkat. Bagaimana cara Anda menyikapi kenyataan bahwa Anda termasuk dalam daftar orang yang masih lajang? Menurut saya sih, hidup melajang bukanlah suatu penyakit atau dosa.
Ada alasan-alasan yang sangat baik, bahkan dalam agama Islam disebutkan menikah adalah sunnah bukan wajib, sementara di agama Kristen; alkitab tidak mendefinisikan "karunia hidup melajang". Tapi memang tidak dapat disangkal, masyarakat timur khususnya, masih memiliki persepsi yang negatif terhadap orang yang tidak menikah dan memilih hidup lajang bahkan sampai menutup usia.

Walaupun tidak tertulis, tuntutan untuk membina hidup rumah tangga dan memiliki keturunan seakan-akan sudah menjadi norma umum, yang suka atau tidak suka, harus diterima!

Tuntutan-tuntutan masyarakat inilah yang seringkali membuat orang-orang yang hidup lajang mengalami tekanan-tekanan mental/emosional.

Saya sih cuma kepengin orang yang baca tulisan ini kemudian bisa mengubah cara pandangnya yang mungkin sebelumnya negatif terhadap mereka yang memilih untuk tetap melajang seumur hidupnya.

Melajang seringkali dipandang masayarakat sebagai hal yang tidak biasa, kurang beruntung, tidak alami dan bahkan tidak diinginkan. Namun juga tidak sedikit orang yang menilai bahwa pandangan itu sekarang telah berubah. Hidup melajang "bukan lagi merupakan cacat sosial".

Pada kenyataannya, orang-orang yang masih lajang menikmati penerimaan sosial yang jauh lebih besar daripada sebelumnya. Pernyataan hidup melajang telah dijunjung sejajar dengan pernyataan pernikahan, menjadikan status pernikahan murni sebagai masalah pilihan pribadi.

Walaupun alasan kesejajaran ini menggembirakan, namun seringkali, kita menduga, bahwa pergumulan orang-orang yang masih lajang adalah hal-hal seputar kesepian, kemarahan, rasa bersalah, hubungan nterpersonal, kepercayaan diri, seks di luar pernikahan dan homoseksual/lesbian.

Orang-orang lajang, seperti yang telah kita perhatikan, seringkali merasa canggung di pergaulan. Kebanyakan dari mereka ternyata juga merasa tidak diinginkan, merasa dibiarkan, atau kadang-kadang menjadi obyek dari praduga dan tekanan-tekanan yang tidak terlalu kentara.

Ingat, tidak selamanya benar bahwa sebagian orang dewasa yang masih lajang mengalami kesepian, kalut dengan urusan mencari pasangan hidup, beresiko buruk, mempunyai kecanggungan sosial, takut untuk menjalin keakraban atau tanggung jawab, tidak dewasa secara rohani, mudah marah, atau mengasihi diri sendiri.

Setiap orang lajang, sama seperti orang yang telah menikah, adalah seorang pribadi yang istimewa dan unik, baik dengan segala kekuatan pribadi dan kebutuhannya.
0
2.1K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan