Jadi buat intro nya, saya sudah muak melihat kondisi perpolitikan Indonesia ini yang didebatkan sehari - hari.
Dan ujung - ujungnya, semua nyalahin koruptor, dan kalau ditarik ujung nya pasti nanti sebentar lagi keluar cabang kritik yang pedas tentang pendidikan. Maklum saya baru saja membaca - baca tentang sistem pendidikan Indonesia dan sarana korupsinya yaitu Ujian Nasional.
Tapi bukan itu yang saya ingin bahas.
Spoiler for Klarifikasi:
Disini, ya saya sangat setuju bahwa koruptor itu salah!
Jadi jangan ada nanti ada yang post kalau saya pendukung koruptor lah, atau saya orang korup. Terserah penilaian kalian, disini saya hanya mau menyadarkan dan mengkritik masyarakat.
Spoiler for Tipe Koruptor:
Oke, kalau boleh saya coba sedikit jabarkan,
saya mau coba mengklasifikasikan koruptor menjadi 2, berdasarkan asal kelahiran koruptor itu sendiri
Spoiler for 1. Pendidikan:
Jadi tidak jauh - jauh, kembali ke sistem pendidikan dan mentalitas masyarakat. Bangsa ini berteriak - teriak koruptor, tapi lupa kalau semua koruptor hasil dari bangku edukasi di sistem pendidikan kita ini. Jadi terbentuklah manusia - manusia yang kalian sebut pintar tapi tidak berakhlak. Terus, itu salah siapa?
Saya tidak mau jabarkan salah siapa, menghindari melencengnya topik tersebut. Tapi tidak jarang saya melihat teman sebangku saya semasa pendidikan menyontek, tidak jarang juga saya melihat mark upuang anggaran organisasi seperti OSIS dan lain sebagainya.
Jadi tolong, berkacalah, kalian para kaum terdidik dan masih menyontek dan menggampangkan hal - hal seperti itu. Jangan salahkan Indonesia ini dirusak oleh kaum koruptor, karena kalian yang menciptakannya.
Spoiler for 2. Kebiasaan/Kebudayaan:
"Dek, nanti kalau ada om dateng, bilang papa gak ada dirumah"
Saya sering mendengar juga, entah ini hanya bercandaan, atau apalah. Tapi saya percaya ini pasti pernah terjadi di masyarakat. Dari kecil saja sudah banyak anak yang dibiasakan "korupsi"hal - hal kecil. Belum lagi kebiasaan korupsi waktu.
"ah, rapat masih jam 10, nanti datengnya 10.30 saja"
hei, sadar, kalian kontributor - kontributor majunya dan bobroknya negri kita.
Sedikit saya mau cerita, waktu saya naik taksi, saya sedikit ngobrol - ngobrol dengan mas taksi. Biasalah obrolan abang taksi apalagi di musim pemilu ini pasti ujung - ujungnya politik. Dan jatuhlah ke keluhan si mas supir taksi.
"iya nih macet, ngaco gubernurnya/presidennya/dll. Pemerintah gak becus, kerjaannya korupsi doang, koruptor emg ba******, go****, dst dst"
lantas.
bleeessss, lampu merah dia trabas.
"mas, lampu merah loh"
"biarin mas, gak ad yg liat"
saya terdiam, dan berfikir. Kalau dia punya kesempatan, dan mendapat kursi di pemerintahan, pemerintahan tambah hancur.
Ya mungkin karena itu juga dia jadi supir taksi.
Saya juga pengguna busway, dan saya sudah muak dengan orang yang suka marah - marah, buswaynya lambat, dan lainnya. Dan sering tidak ngantri, dorong - dorong, tapi masih suka ngeluh
kalian bayar 3500 rupiah, dan kalian mau fasilitas semewah naik silver bird?
Spoiler for 3. Kontributor Pasif:
Baru saja belum lama ini saya menyaksikan suatu jurusan di kampus sedang memilih ketua senatnya. Saya tekankan disini bagi mereka yang belum mencicipi organisasi kampus, mereka kerja untuk acara - acara kampus tanpa dibayar.
Ya, kalau beredar rumor - rumor jadi ketua BEM bisa dapet mobil atau apapun, itu sudah dibahas tadi sebagai koruptor terdidik di golongan nomor 1.
Tapi yang mau saya ulas disini, ketika sehabis kelas, para calon ketua senat meluangkan waktu untuk berkampanye di masing - masing kelas mahasiswa. Dan tim sukses membantu dengan menghimbau hingga memaksa para mahasiswa untuk tidak langsung pulang sebelum voting untuk ketua senatnya.
dan banyak sekali. banyak sekali. Manusia yang menurut saya konyol.
"ah gue masih ada tugas, mau buru - buru"
"gue mau pacaran, jangan tahan gue"
"gue cape, mau istirahat"
"gak penting ah, beda 1 suara aja"
please sadar, calon ketua senat juga punya tugas.
calon ketua senat juga punya hak pacaran
ketua senat juga cape, lebih cape dari mahasiswa reguler.
Dan dia meluangkan waktu karena keinginannya dan kepeduliannya untuk membenahi sistem organisasi kampus.
Padahal, orang - orang ini yang paling sering protes kalau dosen bertindak tidak adil, orang - orang ini yang suka ngeluh bila kampus bertindak semena - mena.
Hanya sekedar menyumbang sedikit waktu dan suara buat orang lain yang mau membela hak kalian, itu saja susah
Dan ini juga yang saya tembak untuk orang - orang yang suka golput saat pemilu. kalian mengeluh pemerintah bobrok,
kalian mengeluh kejelekan para petinggi negara,
kenapa kalian tidak jadi anggota pemerintah dan petinggi negara?
apalagi setahu saya di DKI Jakarta jabatan sudah di lelang.
CMIIW
Spoiler for Stop Judging, bercerminlah:
Dan saya sudah muak mendengar keluhan banjir.
Saya sudah enek mendengar keluhan macetnya Jakarta.
Padahal masyarakatnya buang sampah sembarangan.
Masyarakatnya bawa mobil pribadi.
Begini, Saya sangat ingin mengeluh soal banjir,
oleh karena itu saya selalu membuang sampah pada tempatnya
sebaliknya Saya cenderung suka membawa mobil pribadi,
dan saya tidak pernah mengeluh macetnya Jakarta, karena saya kontributor kemacetannya
Spoiler for Tambahan:
dengan ulasan berikut ini saya yakin akan begitu banyak pro dan kontra.
Tapi disini saya mengulas di media.
Saya jadi teringat, ketika media memberitakan soal
"ABG tak kenal empati ke ibu hamil dikecam di media sosial"
dan hal itu di post dimana - mana yang menekankan keburukan si cewe.
dimaki - maki banyak orang tuh orang
halah, yg maki - maki saya yakin 90% ngomong doang,
pada kenyataannya di busway & di kereta sehari - hari juga terjadi tuh,
waktu tangan kaki saya patah, naek bus, gak dapet tempat duduk
mana tuh yg komen dan maki - maki gak ada yg belain?
Jadi jangan cuma pintar di media.
Saya mau ulas sedikit, yang dengan perumpamaan
Mengumpama seperti mobil dan motor, yang kalau kecelakaan
pasti salah mobil, terjadi disini.
Ya itu terjadi disini, tanpa kita tahu percakapan apa yg
terjadi antara mereka, entah si ibu nya tidak sopan,
atau ternyata memang bener, tuh anak sangat gak bermoral
langsung tanpa ba bi bu langsung salahin si tersangka
Mengapa? karena disini media publikasikan sesuatu yang seru,
dan bisa heboh, karena kekuasaan info disini dikuasai media,
Masa iya pikir dengan tenang, 1 masalah di path
di ulas di media massa yang sama, berulang - ulang.
apa namanya kalau bukan cari sensasi?
Padahal hal serupa sangat sering terjadi di depan mata kita,
tapi baru heboh kalau di beritakan di media
Toh, media massa kalau mau publikasikan masalah ini, kenapa
gak langsung masuk ke stasiun kereta dan ke dalam busway?
biar narasumber lebih valid. Malah ngurusin path orang.
Kesimpulan saya sederhana,
koruptor ya koruptor. Hanya saja koruptor terdidiklebih di ekspos media dan hasil rampasannya lebih besar. Koruptor tidak terdidik hanya koruptor yang tidak mendapat kesempatan koruptor besar dan kerjaannya hanya membanding - bandingkan hasil korupsi mereka. Kontributor koruptor yang suka mengeluh korupsi tapi mereka berkontribusi dalam hidupnya para koruptor ini.
Jadi berkacalah, dan mari sama - sama berantas korupsi bukan hanya banyak bicara.
David Copperfield: 'The most important thing in life is to stop saying 'I wish' and start saying 'I will.'
saya tambahkan 1 frase. You'd better do it instead.