- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
HARUSNYA SEORANG DOKTER ...???


TS
hheryadi
HARUSNYA SEORANG DOKTER ...???

Harusnya Seorang Dokter
Quote:
Saya sangat mencintai dokter 
karena telah membantu melahirkan (selain dukun beranak) dan menyehatkan kita semua
Agar Semua Terinspirasi maka bolehlah
atau 



Agar Semua Terinspirasi maka bolehlah


Quote:
Great Thanks To :
- God
- Momod & Mimin
- All the doctors
- Kaskuser
- All Visitors
- And Cendollers
HARUSNYA SEORANG DOKTER ...???
Quote:
Siapa yang tidak pernah ke dokter ???Mungkin hanya suku di pedalaman di gunung atau tepi pantai yang jauh sekali dari peradaban manusia, atau mereka yang tidak mempunyai uang lebih untuk sekedar memeriksakan dirinya. Bahkan seorang yang tidak sakitpun memerlukan seorang dokter, seperti diantaranya untuk tes kesehatan atau sekedar check up.
Pekerjaan Dokter adalah pekerjaan yang mulia sekaligus berbahaya bagi dirinya sendiri. Karena bekerja sehari hari berdekatan dengan yang namanya penyakit. Walaupun sakit yang disengaja seperti mengandung / melahirkan anak. Karena sudah pasti bersentuhan dengan yang namanya kulit, darah, yang belum tentu higienis. Bayangkan saja ketika melahirkan anak ternyata ibu hamil yang bersangkutan mengidap penyakit tertentu dalam darahnya maka secara otomatis, seorang dokter bisa saja tertular. Walaupun memakai sarung tangan sekalipun. Apalagi seorang dokter yang memang mempunyai keahlian dibidang penyakit menular. Seorang dokter ahli sekalipun bisa saja tertular bila peralatan medis tidak dilengkapi secara maksimal (seperti memakai masker, atau pakaian khusus untuk penyakit menular). Sebut saja yang menangani flu burung, dan sejenisnya yang lebih berbahaya.
Pekerjaan Dokter adalah pekerjaan yang mulia sekaligus berbahaya bagi dirinya sendiri. Karena bekerja sehari hari berdekatan dengan yang namanya penyakit. Walaupun sakit yang disengaja seperti mengandung / melahirkan anak. Karena sudah pasti bersentuhan dengan yang namanya kulit, darah, yang belum tentu higienis. Bayangkan saja ketika melahirkan anak ternyata ibu hamil yang bersangkutan mengidap penyakit tertentu dalam darahnya maka secara otomatis, seorang dokter bisa saja tertular. Walaupun memakai sarung tangan sekalipun. Apalagi seorang dokter yang memang mempunyai keahlian dibidang penyakit menular. Seorang dokter ahli sekalipun bisa saja tertular bila peralatan medis tidak dilengkapi secara maksimal (seperti memakai masker, atau pakaian khusus untuk penyakit menular). Sebut saja yang menangani flu burung, dan sejenisnya yang lebih berbahaya.
Quote:
Apa jadinya kalau tidak ada dokter di dunia ???Mungkin orang orang di dunia akan cepat pindah ke akherat terlepas erat kaitannya dengan yang namanya takdir. Jadi memang Tuhan sudah mensetup sedemikian rupa bahwa profesi dokter dibutuhkan oleh manusia.
Karena begitu pentingnya jasa seorang dokter, maka kita tidak boleh menyepelekan profesi seorang dokter. Oleh dokter itu sendiri atau oleh masyarakat.
Karena begitu pentingnya jasa seorang dokter, maka kita tidak boleh menyepelekan profesi seorang dokter. Oleh dokter itu sendiri atau oleh masyarakat.
Quote:
Mengapa saya bilang tidak boleh menyepelekan profesi dokter oleh dokter itu sendiri ???
Hal ini berkaitan dengan adanya malpraktek. Ingat malpraktek bukan hanya untuk pekerja dokter. Kita juga yang menyalahi aturan bekerja dinamakan malpraktek/pekerjaan atau praktek yang salah atau keliru. Cuma darimana asalnya kata malpraktek kok sering diidentikan atau sering disematkan kepada seorang dokter saja.

Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu berkonotasi yuridis. Secara harfiah “mal” mempunyai arti “salah” sedangkan “praktek” mempunyai arti “pelaksanaan” atau “tindakan”, sehingga malpraktek berarti “pelaksanaan atau tindakan yang salah”. Meskipun arti harfiahnya demikian tetapi kebanyakan istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi. Sedangkan difinisi malpraktek profesi kesehatan adalah “kelalaian dari seseorang dokter atau tenaga keperawatan (perawat dan bidan) untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama” (Valentin v. La Society de Bienfaisance Mutuelle de Los Angelos, California, 1956).
Untuk mengantisipasi malpraktek maka disarankan agar seorang pasien melengkapi perawatannya dengan asuransi malpraktek.

Malpraktek seorang Polisi maka artinya tindakan yang salah seorang polisi. Malpraktek seorang anggota DPR artinya tindakan yang salah anggota DPR.
Malpraktek seorang buruh seperti penggunaan alat alat yang salah sehingga menjadikan rusaknya mesin atau system yang ditanganinya. Seperti misalnya kelupaan seorang buruh menggunakan kunci atau meletakan tangannya di alat pemotong ...bisa berabe.
Hal ini berkaitan dengan adanya malpraktek. Ingat malpraktek bukan hanya untuk pekerja dokter. Kita juga yang menyalahi aturan bekerja dinamakan malpraktek/pekerjaan atau praktek yang salah atau keliru. Cuma darimana asalnya kata malpraktek kok sering diidentikan atau sering disematkan kepada seorang dokter saja.

Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu berkonotasi yuridis. Secara harfiah “mal” mempunyai arti “salah” sedangkan “praktek” mempunyai arti “pelaksanaan” atau “tindakan”, sehingga malpraktek berarti “pelaksanaan atau tindakan yang salah”. Meskipun arti harfiahnya demikian tetapi kebanyakan istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi. Sedangkan difinisi malpraktek profesi kesehatan adalah “kelalaian dari seseorang dokter atau tenaga keperawatan (perawat dan bidan) untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama” (Valentin v. La Society de Bienfaisance Mutuelle de Los Angelos, California, 1956).
Untuk mengantisipasi malpraktek maka disarankan agar seorang pasien melengkapi perawatannya dengan asuransi malpraktek.

Malpraktek seorang Polisi maka artinya tindakan yang salah seorang polisi. Malpraktek seorang anggota DPR artinya tindakan yang salah anggota DPR.
Malpraktek seorang buruh seperti penggunaan alat alat yang salah sehingga menjadikan rusaknya mesin atau system yang ditanganinya. Seperti misalnya kelupaan seorang buruh menggunakan kunci atau meletakan tangannya di alat pemotong ...bisa berabe.
Quote:
Seberapa pentingkah keselamatan kerja ???
Keselamatan kerja adalah hal yang utama seperti ungkapan Utamakan Selamat, Safety First, Zero Accident. Malah perusahaan tertentu menggunakan keselamatan sebagai sesuatu untuk dilombakan. Seperti dalam satu bulan bila tidak ada yang celaka maka akan mendapatkan bonus kerja tertentu. Yang jumlahnya fantastis.

Mungkin juga harus ditrapkan kepada perusahaan kesehatan yang bernama Rumah Sakit. Bila di rumah sakit tertentu dalam bulan tersebut tidak ada yang meninggal pasiennya atau pekerjanya, maka perlu di kasih bonus para pekerja kesehatannya. Atau juga bonus bisa diberikan untuk dokter yang tidak memiliki keluhan dari pasiennya.
Itulah pentingnya kuisioner di lingkungan kesehatan. Sebelum meninggalkan Rumah Sakit, seharusnya pasien menuliskan kesan dan pesannya. Bukan hanya sewaktu waktu saja. Bila perlu pasien hanya tinggal pencet pencet dengan layar sentuh saja, mengingat teknologi tersebut kini sangatlah mudah.
Keselamatan kerja adalah hal yang utama seperti ungkapan Utamakan Selamat, Safety First, Zero Accident. Malah perusahaan tertentu menggunakan keselamatan sebagai sesuatu untuk dilombakan. Seperti dalam satu bulan bila tidak ada yang celaka maka akan mendapatkan bonus kerja tertentu. Yang jumlahnya fantastis.

Mungkin juga harus ditrapkan kepada perusahaan kesehatan yang bernama Rumah Sakit. Bila di rumah sakit tertentu dalam bulan tersebut tidak ada yang meninggal pasiennya atau pekerjanya, maka perlu di kasih bonus para pekerja kesehatannya. Atau juga bonus bisa diberikan untuk dokter yang tidak memiliki keluhan dari pasiennya.
Itulah pentingnya kuisioner di lingkungan kesehatan. Sebelum meninggalkan Rumah Sakit, seharusnya pasien menuliskan kesan dan pesannya. Bukan hanya sewaktu waktu saja. Bila perlu pasien hanya tinggal pencet pencet dengan layar sentuh saja, mengingat teknologi tersebut kini sangatlah mudah.
Quote:
Bagaimana seharusnya seorang dokter / tenaga kesehatan bersikap tentang kriminalisasi atau disinyalir kriminalisasi ???

Kita sepakati dulu bahwa semua profesi apa saja tidak bebas dari jerat hukum. Seorang Penegak Hukum saja bisa dihukum. Maka seorang dokter juga harus disamakan kedudukannya dimata hukum. Maka sebetulnya tidak ada yang namanya kriminalisasi. Melainkan kesamaan kedudukan manusia dimata hukum. Entah itu hukum manusia atau hukum Tuhan.
Seorang dokter memang bukan Tuhan, tidak bisa 100% sukses menangani masalah kesehatan. Sama halnya penegak hukum juga bukan Tuhan yang bisa terbebas dari masalah hukum. Jadi sebetulnya seorang dokter bisa salah, seorang penegak hukum juga bisa salah. Tergantung kita mensikapinya.

Malpraktek itu bisa terjadi dimana saja, profesi apa saja. Hukum tetap harus ditegakkan. Oleh karenanya sebetulnya tidak perlu ada pembelaan kepada siapa saja yang terindikasi malpraktek.
Hal ini harus dibiasakan dalam iklim demokrasi. Para dokter tidak perlu takut kalau akan dikriminalisasikan karena sudah pasti ada yang namanya penyelidikan, investigasi dari ahli yang berwenang tentunya. Sama seperti seorang hakim saja bisa di hukum.
Jadi sebetulnya demo dokter tidak perlu untuk pembelaan teman seprofesinya. Karena profesi yang lainpun sama kedudukannya dimata hukum.

Kita sepakati dulu bahwa semua profesi apa saja tidak bebas dari jerat hukum. Seorang Penegak Hukum saja bisa dihukum. Maka seorang dokter juga harus disamakan kedudukannya dimata hukum. Maka sebetulnya tidak ada yang namanya kriminalisasi. Melainkan kesamaan kedudukan manusia dimata hukum. Entah itu hukum manusia atau hukum Tuhan.
Seorang dokter memang bukan Tuhan, tidak bisa 100% sukses menangani masalah kesehatan. Sama halnya penegak hukum juga bukan Tuhan yang bisa terbebas dari masalah hukum. Jadi sebetulnya seorang dokter bisa salah, seorang penegak hukum juga bisa salah. Tergantung kita mensikapinya.

Malpraktek itu bisa terjadi dimana saja, profesi apa saja. Hukum tetap harus ditegakkan. Oleh karenanya sebetulnya tidak perlu ada pembelaan kepada siapa saja yang terindikasi malpraktek.
Hal ini harus dibiasakan dalam iklim demokrasi. Para dokter tidak perlu takut kalau akan dikriminalisasikan karena sudah pasti ada yang namanya penyelidikan, investigasi dari ahli yang berwenang tentunya. Sama seperti seorang hakim saja bisa di hukum.
Jadi sebetulnya demo dokter tidak perlu untuk pembelaan teman seprofesinya. Karena profesi yang lainpun sama kedudukannya dimata hukum.
Quote:
Kenapa saya termasuk mendukung hukum harus ditegakkan apapun profesinya termasuk profesi dokter ???
Selain untuk keadilan hukum itu sendiri juga untuk melindungi martabat profesi dokter. Kalau memang tidak bersalah, setelah melalui serangkaian penyelidikan maka seorang dokter tidak bisa disalahkan. Toh akhirnya akan terbebas juga.
Mengapa saya bilang demikian ???
Karena di daerah saya juga ada fenomena seorang dokter yang selalu salah dalam mendiagnosa. Bukan sekali dua kali, tapi berkali kali. Seorang dokter yang mendiagnosa flu biasa, padahal setelah dirujuk ke dokter dengan serangkaian observasi ternyata telah akut dan bukan hanya flu biasa, melainkan gumpalan lendir di paru parunya, dan akhirnya telat ditangani dan meninggal.
Dan lebih parahnya dokter tersebut mendiagnosa penyakit A ternyata penyakit B, dan akhirnya salah memberikan obat, malah terjadi komplikasi. Dan menyebabkan kematian.
Fenomena ini sudah biasa terjadi dimana mana. Bukan hanya di daerah ane. Seperti halnya fenomena hakim yang salah menjatuhkan vonis, karena keliru menerapkan Undang Undang.
Selain untuk keadilan hukum itu sendiri juga untuk melindungi martabat profesi dokter. Kalau memang tidak bersalah, setelah melalui serangkaian penyelidikan maka seorang dokter tidak bisa disalahkan. Toh akhirnya akan terbebas juga.
Mengapa saya bilang demikian ???
Karena di daerah saya juga ada fenomena seorang dokter yang selalu salah dalam mendiagnosa. Bukan sekali dua kali, tapi berkali kali. Seorang dokter yang mendiagnosa flu biasa, padahal setelah dirujuk ke dokter dengan serangkaian observasi ternyata telah akut dan bukan hanya flu biasa, melainkan gumpalan lendir di paru parunya, dan akhirnya telat ditangani dan meninggal.
Dan lebih parahnya dokter tersebut mendiagnosa penyakit A ternyata penyakit B, dan akhirnya salah memberikan obat, malah terjadi komplikasi. Dan menyebabkan kematian.
Fenomena ini sudah biasa terjadi dimana mana. Bukan hanya di daerah ane. Seperti halnya fenomena hakim yang salah menjatuhkan vonis, karena keliru menerapkan Undang Undang.
Quote:
Fenomena maraknya malpraktek
Sekali lagi saya bukan berbicara untuk menjatuhkan kredibilitas seorang dokter. Karena banyak juga dokter yang berprestasi. Sama seperti ada juga Polisi yang berprestasi (ada khan gan ??? ada gak ya???) juga pejabat yang berprestasi (ada khan gan ... ane lupa nihh). Apalagi profesi dokter... (mungkin 90% lebih dokter yang sukses daripada dokter yang gagal. CMIIW)
Fenomena malprakteknya dokter mungkin bisa disebabkan karena :
Mestinya khan standarnya pemeriksaan sbb :
--> Periksa Berat Badan, tinggi badan, tekanan darah, bila perlu gula darah, kandungan lemak, air, collesterol, suhu tubuh (pakai alat kesehatan yang bisa cepat membaca yang dijual oleh MLM / apotik atau yang lebih canggih dari itu)
--> USG, XRAY (murah meriah aja....gak perlu di print cukup dilihat di komputer dengan software yang canggih, mendeteksi segala penyakit beserta simulasinya) Ane heran kok masih terbilang mewah penggunaan XRAY ini.
--> Bila perlu ada pemeriksaan tambahan seperti wawancara riwayat penyakit sebelumnya, keluhan keluhan
--> Bila perlu pemeriksaan dengan gadget kedokteran dan alat khusus tertentu
Yang terjadi sekarang (mohon maaf niih) :
--> Pasen nunggu lama (ngantri hingga 3 jam atau lebih)
--> Pasen hanya daftar nama saja (tidak ada pemeriksaan berat badan, tekanan darah dll)
--> Setelah antri 3 jam, masuk ditanya 2 pertanyaan saja. Apa keluhannya ? Sudah berapa lama ? Dibaringkan. Diperiksa dadanya dengan stetoskop, disenter tenggorokannya, di lihat matanya, ditepuk tepuk perutnya.
Tersenyum, disimpulkan penyakitnya, tulis resep obat. Salaman selesai dalam waktu 5 - 10 menit.
(Mohon maaf niih yaa bukan nyindir ... tapi kalau tersindir gak apa apa ya.... jangan marah ya, kita saling terbuka aja)
Sekali lagi saya bukan berbicara untuk menjatuhkan kredibilitas seorang dokter. Karena banyak juga dokter yang berprestasi. Sama seperti ada juga Polisi yang berprestasi (ada khan gan ??? ada gak ya???) juga pejabat yang berprestasi (ada khan gan ... ane lupa nihh). Apalagi profesi dokter... (mungkin 90% lebih dokter yang sukses daripada dokter yang gagal. CMIIW)
Fenomena malprakteknya dokter mungkin bisa disebabkan karena :
- Metoda pembelajaran dulu (secara kholistik) berbeda dengan metoda pembelajaran dokter modern
- Ada isu siapa saja bisa jadi dokter asal kuat bayar.... ini yang terjadi di berbagai perguruan tinggi. Padahal seharusnya perguruan tinggi harus kembali lagi seperti jaman dulu, bahwa susah masuk kedokteran kalau IQ nya pas pasan bukan duitnya yang pas pasan. Jadi harus dikembalikan seperti dulu lagi cara perekrutan mahasiswa kedokteran.
Ane aja gak bisa masuk kedokteran gan ....
Ane dulu juga mendaftar di kedokteran UI dan UNPAD gak masuk gan. Karena dulu emang ketat banget. Yang daftar UMPTN kedokteran 10 ribu sd 15 ribu, yang keterima paling 150 orang saja sisanya lewat PMDK. Kalau sekarang kayaknya 100% semua orang bisa masuk kalau kuat bayar, selain enggak buta warna.
- Seharusnya lebih banyak dokter yang enggak lulus. Dan lebih ketat lagi pelulusannya.
- Kurangnya standarisasi peralatan medis yah harus dimiliki seorang dokter baik di daerah atau di perkotaan sekalipun. Yang ane tahu punya stetoskop, senter, alat suntik, meja dan matras ... udah selesai bisa buka praktek. Mestinya khan dilengkapi dengan osiloskop atau pendiagnosa yang lebih canggih. Entah itu gadget kedokteran. Bahkan untuk mengecek darah saja seorang dokter kadang enggak punya (seperti yang dijual di alat kesehatan).
Mestinya khan standarnya pemeriksaan sbb :
--> Periksa Berat Badan, tinggi badan, tekanan darah, bila perlu gula darah, kandungan lemak, air, collesterol, suhu tubuh (pakai alat kesehatan yang bisa cepat membaca yang dijual oleh MLM / apotik atau yang lebih canggih dari itu)
--> USG, XRAY (murah meriah aja....gak perlu di print cukup dilihat di komputer dengan software yang canggih, mendeteksi segala penyakit beserta simulasinya) Ane heran kok masih terbilang mewah penggunaan XRAY ini.
--> Bila perlu ada pemeriksaan tambahan seperti wawancara riwayat penyakit sebelumnya, keluhan keluhan
--> Bila perlu pemeriksaan dengan gadget kedokteran dan alat khusus tertentu
Yang terjadi sekarang (mohon maaf niih) :
--> Pasen nunggu lama (ngantri hingga 3 jam atau lebih)
--> Pasen hanya daftar nama saja (tidak ada pemeriksaan berat badan, tekanan darah dll)
--> Setelah antri 3 jam, masuk ditanya 2 pertanyaan saja. Apa keluhannya ? Sudah berapa lama ? Dibaringkan. Diperiksa dadanya dengan stetoskop, disenter tenggorokannya, di lihat matanya, ditepuk tepuk perutnya.
Tersenyum, disimpulkan penyakitnya, tulis resep obat. Salaman selesai dalam waktu 5 - 10 menit.
(Mohon maaf niih yaa bukan nyindir ... tapi kalau tersindir gak apa apa ya.... jangan marah ya, kita saling terbuka aja)
Quote:
Mengenai malpraktik di dunia kedokteran ini tidak diperlukan upaya penekanan penekanan terhadap siapapun atas nama apapun. Biarkan berjalan hukum itu sendiri tanpa tekanan dari pihak manapun, karena objektifitasnya akan berkurang. Bagaimanapun setiap yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan baik secara hukum juga pertanggung jawaban kelak dengan Tuhan Yang Maha Esa. Apapaun profesinya entah dokter, pengacara, hakim, semuanya tidak ada yang kebal terhadap hukum. Kita sepakati tujuan dokter dimanapun pada umumnya adalah untuk keselamatan dan kesembuhan pasiennya terkecuali dokter yang jual organ tubuh manusia atau yang menyimpang. Biarkan investigasi berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Ini adalah bentuk kesamaan hukum untuk semua warga negara Indonesia.

Quote:
- Diantara kita banyak yang menyepelekan profesi dokter. Bahwa profesinya selain membahayakan dirinya, juga telah berpahala karena membantu sesama. Tetapi ada juga dokter yang merasa ahli atau yang belum ahli sekalipun menyepelekan penanganan dan mengabaikan standarisasi kelayakan pemeriksaan oleh seorang dokter
- Keselamatan adalah Hal Utama. Tetapi banyak orang yang menyepelekannya, pasen, tenaga kesehatan bahkan dokter itu sendiri. Penanganan yang pas terhadap pasen akan mengurangi resiko kematian.
- Sebetulnya tidak perlu ada istilah kriminalisasi, entah kriminalisasi dokter, kriminalisasi terhadap tenaga kesehatan dll. Semuanya harus dianggap sebagai kesamaan warga negara dimata hukum. Hakim dan Jaksa juga bisa salah, KPK juga bisa salah, dokter juga bisa salah, polisi bisa salah, tetap hukum yang mesti berbicara tanpa tekanan dari pihak manapun. Toh dengan penyelidikan dan investigasi yang teliti akan terungkap dengan jelas pertanggung jawabannya dan sisi hukumnya.

- Tidak perlu ada istilah kriminalisasi dokter. Anggap saja betuk kesamaan hukum untuk semua warga negara.
- Tidak perlu ada demo oleh para dokter Indonesia. Karena kita semua juga butuh Dokter, sayang dokter, cinta dokter Indonesia. Kredibilitas kedokteran tidak akan berkurang. Kita hanya ingin dokter yang lebih baik. Masyarakat lebih sehat dan lebih nyaman.
- Sepertinya harus kembali seperti dulu pembelajaran kedokteran secara kholistik ditambah unsur modern dalam dunia kedokteran.
- Perekrutan calon dokter / mahasiswa kedokteran harus dikembalikan ke jaman dulu yakni lebih selektif secara IQ dan ujian yang ketat. Karena sekarang ini isu semua orang bisa jadi dokter asal kuat bayar sangat kental, terutama di Universitas Swasta. Kelulusan kedokteran juga harus lebih ketat lagi
- Standarisasi pelayanan kesehatan, meliputi pemeriksaan oleh dokter harus lebih dikomplitkan lagi dengan alat yang lebih lengkap dan canggih lagi agar tidak ada kesalahan dalam penanganan, kesalahan diagnosa, kesalahan memberikan obat, malpraktik dll. Penanganan yang tepat akan mengurangi resiko kematian seorang pasien.

- God
- Mom and Dad
- Kaskuser
Don't forget to :
- Put the comments
- Rate 5
- Give the green reputation alias
Diubah oleh hheryadi 28-11-2013 10:08
0
2.5K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan