Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

centilluqueAvatar border
TS
centilluque
Prabowophobia .... penyakit baru yg mewabah di kalangan elit dalam 3 bulan terakhir?
Hendropriyono Tuding Prabowo Psikopat, Mendekati Gila.
05 Juni 2014, 10:55 WIB

Bisnis.com, JAKARTA - Tim Sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa membantah sekaligus berterima kasih kepada Ketua Tim Sukses Jokowi-Jusuf Kalla, A.M Hendropriyono yang menyebutkan Prabowo Subianto gila.

"Kami berterima kasih Pak Hendropriyono menuding Pak Prabowo gila. Saya sudah 40 tahun dampingi Pak Prabowo dalam segala situasi," kata salah satu anggota Tim Sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Suryo Prabowo, di Jakarta, Rabu (4/6/2014).

"Bagaimana tidak 'gila', Pak Prabowo yang berkali-kali telah mereka bunuh karakternya, tidak mati bahkan mampu bangkit dan tampil lebih prima," kata salah seorang Tim Sukses Koalisi Merah Putih, sebutan untuk pendukung pasangan Prabowo dan Hatta.

Mantan wakil kepala staf TNI AD itu menambahkan, situasi Indonesia saat ini sudah cukup memprihatinkan.

Pihak asing sangat kuat mengendalikan Indonesia. "Kita butuh 'pemimpin gila' yang bisa melepaskan ketergantungan terhadap pihak asing itu," katanya.

"Ketika sembilan bahan pokok kita diimpor dari luar negeri dan kekayaan alam Indonesia dikuasai asing, Prabowo bertekad mengajak kita semua, bangsa Indonesia bangkit dan mandiri mewujudkan Indonesia berdaulat dan dihormati," katanya.

Dia bahkan mensinyalir sejumlah jenderal senior Prabowo yang saat ini mendukung Jokowi-Jusuf Kalla ketakutan dengan "kegilaan" Prabowo itu.

"Sayang sekali bila 'kegilaan' Prabowo dalam mengabdikan dirinya seperti ini ditakuti para seniornya dan tentunya sangat naif, bila tekad Prabowo sangat kuat untuk mewujudkan cita-citanya yang besar itu diartikan sebagai megalomania," ujarnya.

Selain dituding gila dan megalomania, Prabowo juga dituding mengidap schizophrenia. "Hendropriyono dengan sadis menyampaikan ke publik, Prabowo menderita schizophrenia, psikopat dan dekat-dekat gila," katanya.

"Ini sudah sangat keji, saya justru meragukan dia sebagai profesor. Saat menjadi wakil kepala staf TNI AD, saya lihat langsung hasil kondisi kejiwaan Prabowo, sangat bagus," katanya.

"Tuduhan hasil tes kejiwaan Prabowo mendapat G 4 (Grade 4) yang disampaikan Hendropriyono itu fitnah. Di lingkungan TNI AD, penilaian dengan sistem grade tidak digunakan lagi," ungkap Suryo.

Sebelumnya, mantan Kepala BIN, A.M Hendropriyono membeberkan kondisi kejiwaan calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Dia mengaku tahu betul kondisi psikologi mantan komandan jenderal Kopassus TNI AD itu, saat masih menjadi TNI AD aktif. Menurut Hendropriyono, Prabowo mendapatkan nilai G4 (Grade 4) paling bawah, kalau ada stress bisa sedikit gila.
http://makassar.bisnis.com/read/2014...si-merah-putih

Wiranto: Penculikan Insiatif Pribadi Prabowo
19 Juni 2014 14:16 wib

Metrotvnews.com, Jakarta: Mantan Panglima ABRI Wiranto memberikan klarifikasi soal rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) untuk memberhentikan Prabowo Subianto dari dinas kemiliteran. Prabowo terlibat kasus penculikan dan penghilangan paksa pada 1998.

Dalam debat capres, Prabowo melemparkan utang penjelasan kepada atasannya saat itu. Atas dasar itu, Wiranto sebagai pimpinan Prabowo meluruskan kabar simpang siur itu.

Menurut Wiranto, aksi penculikan oleh oknum Kopassus Angkatan Darat dilakukan pada Desember 1997 hingga Maret 1998. Saat itu, Wiranto baru saja menggantikan Faisal Tandjung sebagai Panglima ABRI. Sekitar 7 Maret, kasus itu terbongkar. Wiranto mengklarifikasi pada Faisal Tandjung apakah memerintahkan penculikan, itu dibantah Faisal. Wiranto pun tak merasa memerintahkan penculikan pada Prabowo.

"Tidak ada kebijakan dari pimpinan TNI yang ekstrem waktu itu untuk memrintahkan penculikan. Dan pada saat saya dialog dengan Prabowo, pada saat saya tanyakan kenapa melakukan hal itu, maka saya yakin itu atas inisiatif sendiri, analisis keadaan saat itu, ini saya laporkan juga ke masyarakat. Hasil analisis pribadi, bukan perintah panglima, atau atasan beliau," tegas Wiranto dalam klarifikasinya di Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Apa yang diinginkan Wiranto pada saat itu adalah menghadapi mahasiswa dan demonstran dengan cara dialogis dan komunikatif, bukan dengan tindakan represif.
http://pemilu.metrotvnews.com/read/2...ribadi-prabowo

Luhut: Karena Tahu Prabowo, Jadi Saya Dukung Jokowi
Selasa, 20 Mei 2014 21:51 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Dewan Pertimbangan Partai Golkar Luhut Panjaitan mengungkapkan alasannya kenapa tidak mendukung Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden Juli mendatang.

Luhut mengaku tidak mendukung Prabowo karena sangat paham betul sosok Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut ketika berkarier di militer.
"Karena tahu Prabowo, makanya saya dukung Jokowi. Kita kenal Pak Prabowo jadi tahu banyak. Dia pernah menjadi wakil saya kurang lebih lima atau enam tahun. Jadi saya tahu A sampai Z tentang beliau," ujar Luhut di Kuningan, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Luhut enggan mengatakan secara rinci sosok seperti apa yang membuatnya tidak mendukung Prabowo. Hanya saja ketika disinggung mengenai ketegasan, Luhut mengatakan setuju dengan pemimpin yang tegas. Tapi, tegas pada tempatnya.

"Tegas itu tidak mesti mata melotot dan lempar Handphone," ujar Luhut.
Ketika ditanya apakah sosok yang dimaksud adalah Prabowo, Luhut Menjawab "Anda jangan pura pura bego."

Luhut Panjaitan dan Prabowo pernah bekerja dalam kesatuan yang sama. Prabowo pernah menjadi wakil Luhut di Detasemen 81 Antiteror pada tahun 1983. Ketika itu Luhut berpangkat Mayor sementara Prabowo masih berpangkat kapten.
http://www.tribunnews.com/pemilu-201...-dukung-jokowi

Agum Gumelar:
Saya Akan Pilih Jo-ko Wi-do-do... Bukan Pemimpin Arogan
Selasa, 10 Juni 2014 | 19:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI/Polri Jenderal (Purn) Agum Gumelar menegaskan akan memilih calon presiden Joko Widodo. Ia menilai Jokowi dapat menjadi penerus pembangunan dan pelayan masyarakat.

Agum mengatakan, sebagai purnawirawan TNI, ia memiliki hak untuk menentukan pilihan dalam Pemilu Presiden 2014. Ia secara terbuka menyatakan akan memilih Jokowi.

"Saya akan memilih Jo-ko Wi-do-do," kata Agum dalam wawancara dengan Metro TV, Selasa (10/6/2014). Ia menyebutkan nama Joko Widodo dengan memenggalnya per suku kata sebelum dilanjutkan dengan alasan memilih Gubernur DKI Jakarta non-aktif tersebut.

Agum mengatakan, saat ini Indonesia memerlukan orang yang bertekad kuat melanjutkan pembangunan dari pemerintah sebelumnya. Pembangunan yang berkesinambungan itu telah ditunjukkan Jokowi selama menjadi Gubenur DKI Jakarta. Menurut Agum, Jokowi tidak pernah sekali pun menjelek-jelekkan gubernur sebelumnya dan konsisten melanjutkan pembangunan Jakarta.

"Pemimpin ke depan adalah pemimpin yang bisa menjadi pelayan masyarakat, bukan pemimpin yang arogan," kata Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Kabinet Abdurrahman Wahid tersebut.

Dalam wawancara itu, Agum sebelumnya menjawab beberapa pertanyaan tentang kebenaran isi salinan surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira tentang rekomendasi pemecatan Prabowo Subianto. Salinan surat itu beredar luas di media sosial.
http://nasional.kompas.com/read/2014...emimpin.Arogan

Dan beginilah pengakuan pada Jenderal purnawirawan dulu
saat mereka belum terkena penyakit "Prabowophobia"

Quote:


------------------------------

Emangnya ada juga yang kena "Jokowiphobia"?


emoticon-Ngakak
0
5.2K
46
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan