- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Misteri " Tanoesoedibjo Prabowo Hatta " di BEI .


TS
itreng88ayas
Misteri " Tanoesoedibjo Prabowo Hatta " di BEI .

Gonjang ganjing dan kasak kusuk terjadi di BEI -Bursa Saham Indonesia terkait pembelian sejumlah saham MNC Group, oleh investor bernama " Tanoesoedibjo Prabowo Hatta ", sebuah nama yang gak biasa .dan Pembelian saham bernilai hampir 900 milyar itupun menjadi bahan kasak kusuk, karena namanya mirip dengan salah satu capres .
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Investor bernama Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta dikabarkan memborong empat saham MNC Group senilai Rp 869,8 miliar. Menanggapi hal ini, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, mengatakan tidak mengenali identitas investor tersebut. (Baca juga: 'Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta' Borong Saham MNC Grup)
Ito juga mengaku tidak mengetahui hubungannya dengan bos MNC Grup, Hary Tanoesoedibjo maupun pasangan calon presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. "Kami tidak memiliki nama-nama investor karena hanya bertugas mencatatkan transaksi saham," kata dia kepada Tempo, Jumat, 20 Juni 2014. (Baca juga: Prabowo Sumbang Kampanye Rp 5 Miliar)
Menurut Ito, data mengenai investor tersebut dimiliki oleh broker atau pialang yang memfasilitasi transaksi. BEI juga tidak mempersoalkan transaksi tersebut dan tidak memiliki kewajiban untuk menyelidiki sosok di belakangnya. (Baca: Projo: Prabowo Harus Jelaskan Dana Ganjil di Bursa)
Sebelumnya portal investasi Bareksa.com melansir kabar investor bernama Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta membeli saham Bhakti Investama (BHIT), Media Nusantara Citra (MNCN), Global Mediacom (BMTR), dan Global Land Development (KPIG). Dana Rp 712,7 miliar dibelikan 6,13 persen saham BHIT, Rp 113 miliar dibelikan 1,38 persen saham KPIG, Rp 33 miliar untuk 0,11 persen saham BMTR, dan Rp 11,8 miliar untuk 0,03 persen saham MNCN.
Dalam gambar yang diposting Bareksa.com, data tersebut diambil dari data emiten Bursa Efek Indonesia yang ditampilkan oleh Bloomberg. Dalam kolom filing date atau waktu pencatatan, "Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta" masuk dalam komposisi pemegang saham BMTR pada 31 Maret 2014. Menurut Bareksa.com, transaksi ini ramai dibahas oleh analis pasar modal karena jumlahnya besar dan bernama sama dengan salah satu pasangan calon presiden. Kabar transaksi ini pun muncul menjelang pemilihan presiden 9 Juli 2014.
MAYA NAWANG WULAN
sumber
Ito juga mengaku tidak mengetahui hubungannya dengan bos MNC Grup, Hary Tanoesoedibjo maupun pasangan calon presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. "Kami tidak memiliki nama-nama investor karena hanya bertugas mencatatkan transaksi saham," kata dia kepada Tempo, Jumat, 20 Juni 2014. (Baca juga: Prabowo Sumbang Kampanye Rp 5 Miliar)
Menurut Ito, data mengenai investor tersebut dimiliki oleh broker atau pialang yang memfasilitasi transaksi. BEI juga tidak mempersoalkan transaksi tersebut dan tidak memiliki kewajiban untuk menyelidiki sosok di belakangnya. (Baca: Projo: Prabowo Harus Jelaskan Dana Ganjil di Bursa)
Sebelumnya portal investasi Bareksa.com melansir kabar investor bernama Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta membeli saham Bhakti Investama (BHIT), Media Nusantara Citra (MNCN), Global Mediacom (BMTR), dan Global Land Development (KPIG). Dana Rp 712,7 miliar dibelikan 6,13 persen saham BHIT, Rp 113 miliar dibelikan 1,38 persen saham KPIG, Rp 33 miliar untuk 0,11 persen saham BMTR, dan Rp 11,8 miliar untuk 0,03 persen saham MNCN.
Dalam gambar yang diposting Bareksa.com, data tersebut diambil dari data emiten Bursa Efek Indonesia yang ditampilkan oleh Bloomberg. Dalam kolom filing date atau waktu pencatatan, "Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta" masuk dalam komposisi pemegang saham BMTR pada 31 Maret 2014. Menurut Bareksa.com, transaksi ini ramai dibahas oleh analis pasar modal karena jumlahnya besar dan bernama sama dengan salah satu pasangan calon presiden. Kabar transaksi ini pun muncul menjelang pemilihan presiden 9 Juli 2014.
MAYA NAWANG WULAN
sumber
Kemiripan nama dengan salah satu pasangan capres dan pendukungnya ini, tentu saja menarik perhatian dari lawan politiknya, , dan salah satunya malah meminta Pihak Prabowo untuk menjelaskannya .
Quote:
EMPO.CO, Jakarta - Loyalis calon presiden Joko Widodo menduga terjadi patgulipat dana kampanye yang dilakukan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Dugaan itu menunjuk pada transaksi senilai Rp 869,8 miliar atas nama Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta di pasar modal.
Dana sebesar itu digunakan membeli saham perusahaan grup MNC, milik taipan Hary Tanoesoedibjo, mantan petinggi Partai Hati Nurani Rakyat yang menyokong Prabowo-Hatta. "Prabowo-Hatta harus menjelaskan sumber dana itu sebab integritas calon pemimpin bangsa sangat penting," kata Koordinator Nasional Kader dan Simpatisan PDI Perjuangan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada Jumat, 20 Juni 2014. "Kita membutuhkan pemimpin yang jujur."
Budi Arie menjelaskan, berdasarkan data pantauan dari Bloomberg tercatat transaksi Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta sebesar Rp 869,8 miliar untuk membeli saham empat perusahaan grup MNC. Sebesar Rp 712,7 miliar dibelanjakan 6,13 persen saham berkode BHIT di Bursa Efek Indonesia, Rp 113 miliar untuk 1,38 persen saham KPIG, Rp 33 miliar untuk 0,11 persen saham BMTR, dan Rp 11,8 miliar untuk 0,03 persen saham MNCN. (Baca: 'Tanoesudibjo Prabowo-Hatta' Borong Saham MNC Grup)
BHIT adalah kode saham untuk PT MNC Investama, KPIG untuk PT MNC Land, BMTR untuk PT Global Mediacom, serta dan MNCN untuk PT Media Nusantara Citra. Semua perusahaan itu milik Hary Tanoe. Ia mengundurkan diri dari Hanura untuk menyokong Prabowo karena partai itu berpihak ke pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Menurut Budi Arie, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) dan pihak-pihak yang berkompeten harus memantau aliran dana tersebut. "Jangan merusak demokrasi dengan uang yang tidak jelas asalnya," ujarnya.
NURUL MAHMUDAH
sumber
Dana sebesar itu digunakan membeli saham perusahaan grup MNC, milik taipan Hary Tanoesoedibjo, mantan petinggi Partai Hati Nurani Rakyat yang menyokong Prabowo-Hatta. "Prabowo-Hatta harus menjelaskan sumber dana itu sebab integritas calon pemimpin bangsa sangat penting," kata Koordinator Nasional Kader dan Simpatisan PDI Perjuangan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada Jumat, 20 Juni 2014. "Kita membutuhkan pemimpin yang jujur."
Budi Arie menjelaskan, berdasarkan data pantauan dari Bloomberg tercatat transaksi Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta sebesar Rp 869,8 miliar untuk membeli saham empat perusahaan grup MNC. Sebesar Rp 712,7 miliar dibelanjakan 6,13 persen saham berkode BHIT di Bursa Efek Indonesia, Rp 113 miliar untuk 1,38 persen saham KPIG, Rp 33 miliar untuk 0,11 persen saham BMTR, dan Rp 11,8 miliar untuk 0,03 persen saham MNCN. (Baca: 'Tanoesudibjo Prabowo-Hatta' Borong Saham MNC Grup)
BHIT adalah kode saham untuk PT MNC Investama, KPIG untuk PT MNC Land, BMTR untuk PT Global Mediacom, serta dan MNCN untuk PT Media Nusantara Citra. Semua perusahaan itu milik Hary Tanoe. Ia mengundurkan diri dari Hanura untuk menyokong Prabowo karena partai itu berpihak ke pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Menurut Budi Arie, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) dan pihak-pihak yang berkompeten harus memantau aliran dana tersebut. "Jangan merusak demokrasi dengan uang yang tidak jelas asalnya," ujarnya.
NURUL MAHMUDAH
sumber
Bener bener satu misteri sebuah nama, entah kebetulan atau memang 3 serangkai itu yang memborong saham ! Yang PPasti beberapa waktu lalu ,Prabowo pernah membuat pernyataan jika bermain saham/ forex dan sejenisnya adalah Judi !
Sangat menarik menunggu kelanjutan Drama Misteri ini, terima kasih .
Sangat menarik menunggu kelanjutan Drama Misteri ini, terima kasih .
Spoiler for Tambahan dari Dirut BEI .:
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta -- Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito mengatakan tidak tahu mengenai transaksi pembelian saham grup MNC oleh investor dengan nama Tanoesoedibjo-Prabowo-Hatta. Ia mengatakan BEI tidak memiliki informasi nama-nama investor pembeli saham perusahaan yang perdagangannya tercatat di bursa.
"Bursa hanya mencatatkan transaksi perdagangan karena yang berdagang itu broker," kata Ito ketika dihubungi Tempo, Jumat, 20 Juni 2014.
Ito menjelaskan, untuk melakukan pembelian saham melalui perantara atau broker, seseorang baik secara personal maupun mewakili perusahaan harus memiliki rekening terlebih dahulu untuk melakukan transaksi. Ia mengatakan untuk membuka rekening tersebut, pembeli harus memberikan identitas resmi, baik berupa tanda pengenal maupun surat atas nama perusahaan untuk didaftarkan dalam pembuatan rekening.
"Pembukaan rekening tidak bisa dengan nama palsu, harus menerapkan customer principal," kata dia. Ia mengatakan jika investor dengan nama Tanoesoedibjo-Prabowo-Hatta memang benar ada, maka seharusnya nama investor tersebut tercatat di broker yang melakukan pembelian saham atas grup MNC tersebut.
Namun, Ito mengaku BEI tidak memiliki kewajiban menyelidiki identitas investor mana pun. Ia menyebut broker saham juga tidak dapat membuka identitas investor, kecuali atas perintah dan keperluan penyelidikan oleh pengadilan.
Sebelumnya, tercatat transaksi pembelian saham pada empat perusahaan grup MNC dengan total dana yang dikeluarkan sebesar Rp 869,8 miliar. Informasi perdagangan tersebut berasal dari portal investasi bareksa.com, Kamis, 19 Juni 2014.
Diketahui dana sebesar Rp 712,7 miliar dibelikan 6,13 persen saham perusahaan berkode BHIT (PT Bhakti Investama Tbk), sebanyak Rp 112 miliar dibelikan saham 1,38 persen pada perusahaan berkode KPIG (PT MNC Land Tbk), sebesar Rp 33,4 miliar dibelikan 0,11 persen saham atas perusahaan berkode BMTR (PT Global Mediacom Tbk), dan dana sebesar Rp 11,8 miliar dibelikan 0,03 persen saham atas perusahaan berkode MNCN (PT Media Nusantara Citra Tbk).
sumber
"Bursa hanya mencatatkan transaksi perdagangan karena yang berdagang itu broker," kata Ito ketika dihubungi Tempo, Jumat, 20 Juni 2014.
Ito menjelaskan, untuk melakukan pembelian saham melalui perantara atau broker, seseorang baik secara personal maupun mewakili perusahaan harus memiliki rekening terlebih dahulu untuk melakukan transaksi. Ia mengatakan untuk membuka rekening tersebut, pembeli harus memberikan identitas resmi, baik berupa tanda pengenal maupun surat atas nama perusahaan untuk didaftarkan dalam pembuatan rekening.
"Pembukaan rekening tidak bisa dengan nama palsu, harus menerapkan customer principal," kata dia. Ia mengatakan jika investor dengan nama Tanoesoedibjo-Prabowo-Hatta memang benar ada, maka seharusnya nama investor tersebut tercatat di broker yang melakukan pembelian saham atas grup MNC tersebut.
Namun, Ito mengaku BEI tidak memiliki kewajiban menyelidiki identitas investor mana pun. Ia menyebut broker saham juga tidak dapat membuka identitas investor, kecuali atas perintah dan keperluan penyelidikan oleh pengadilan.
Sebelumnya, tercatat transaksi pembelian saham pada empat perusahaan grup MNC dengan total dana yang dikeluarkan sebesar Rp 869,8 miliar. Informasi perdagangan tersebut berasal dari portal investasi bareksa.com, Kamis, 19 Juni 2014.
Diketahui dana sebesar Rp 712,7 miliar dibelikan 6,13 persen saham perusahaan berkode BHIT (PT Bhakti Investama Tbk), sebanyak Rp 112 miliar dibelikan saham 1,38 persen pada perusahaan berkode KPIG (PT MNC Land Tbk), sebesar Rp 33,4 miliar dibelikan 0,11 persen saham atas perusahaan berkode BMTR (PT Global Mediacom Tbk), dan dana sebesar Rp 11,8 miliar dibelikan 0,03 persen saham atas perusahaan berkode MNCN (PT Media Nusantara Citra Tbk).
sumber
Pernyataan Dari Timses Prahara
Spoiler for Timses Tak tahu :
Quote:
AKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Bidang Kebijakan dan Program Drajad Wibowo mengaku belum mengetahui mengenai adanya investor bernama "Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta" yang memborong saham-saham Grup MNC hingga Rp 869 miliar.
"Wah, saya malah baru dengar," kata Drajad ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (20/6/2014).
Menurut Drajad, apabila terdapat kegiatan jual beli saham semacam itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seharusnya memperoleh laporan. Sebab, OJK merupakan pengatur dan pengawas industri pasar modal di Tanah Air.
"Kalau jual beli saham dalam jumlah sebesar itu, tentunya akan dilaporkan ke OJK kalau melibatkan perusahaan Tbk seperti MNC," ujar Drajad.
Ketika akan dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida tidak dapat dihubungi. Pesan singkat yang dikirimkan Kompas.com pun belum memperoleh tanggapan.
Seperti diberitakan, investor yang bernama "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta", memborong saham-saham Grup MNC beberapa waktu lalu dengan nilai Rp 869,81 miliar.
Dari data yang diperoleh Kompas.com, jumlah tersebut merupakan akumulasi pembelian oleh investor yang bernama "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta" itu.
Adapun perincian pembelian itu adalah saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) sebesar Rp 712,68 miliar. Selain itu, saham yang dibeli adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR) senilai Rp 33,38 miliar, PT MNC Land Tbk (KPIG) Rp 111,98 miliar dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) Rp 11,76 miliar. (baca: "Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta" Borong Saham Grup MNC Rp 869 Miliar)
sumber
"Wah, saya malah baru dengar," kata Drajad ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (20/6/2014).
Menurut Drajad, apabila terdapat kegiatan jual beli saham semacam itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seharusnya memperoleh laporan. Sebab, OJK merupakan pengatur dan pengawas industri pasar modal di Tanah Air.
"Kalau jual beli saham dalam jumlah sebesar itu, tentunya akan dilaporkan ke OJK kalau melibatkan perusahaan Tbk seperti MNC," ujar Drajad.
Ketika akan dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida tidak dapat dihubungi. Pesan singkat yang dikirimkan Kompas.com pun belum memperoleh tanggapan.
Seperti diberitakan, investor yang bernama "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta", memborong saham-saham Grup MNC beberapa waktu lalu dengan nilai Rp 869,81 miliar.
Dari data yang diperoleh Kompas.com, jumlah tersebut merupakan akumulasi pembelian oleh investor yang bernama "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta" itu.
Adapun perincian pembelian itu adalah saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) sebesar Rp 712,68 miliar. Selain itu, saham yang dibeli adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR) senilai Rp 33,38 miliar, PT MNC Land Tbk (KPIG) Rp 111,98 miliar dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) Rp 11,76 miliar. (baca: "Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta" Borong Saham Grup MNC Rp 869 Miliar)
sumber
Spoiler for Jubir MNC ; Mungkin Blomberg kena Hack :
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Satu broker asing mengungkapkan ada investor yang bernama "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta", memborong saham-saham Grup MNC beberapa waktu lalu dengan nilai Rp 869,81 miliar.
Dari data yang diperoleh Kompas.com, jumlah tersebut merupakan akumulasi pembelian oleh investor yang bernama "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta" itu.
Adapun perincian pembelian itu adalah saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) sebesar Rp 712,68 miliar. Selain itu, saham yang dibeli adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR) senilai Rp 33,38 miliar, PT MNC Land Tbk (KPIG) Rp 111,98 miliar dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) Rp 11,76 miliar.
Dengan aksi borong saham itu, "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta" tercatat sebagai salah satu pemegang saham saham publik terbesar dalam setahun ini. Semisal pada saham BHIT, investor itu menempati posisi ketiga investor publik terbesar setelah UOB Kay Hian Pte.Ltd dan UBS AG/Singapore
Sementara itu pada saham BMTR, investor tersebut menempati urutan 16 besar pemegang saham, sedangkan pada saham MNCN, investor tersebut menjadi investor terbesar menempati urutan ke 18 dari 20 investor terbesar dalam setahun terakhir.
Berkaitan dengan munculnya investor yang bernama "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta" itu, juru bicara Grup MNC, Arya Sinulingga membantah bahwa pemodal tersebut berkaitan dengan perusahaan yang dimiliki Hary Tanoesoedibyo itu.
"Itu fitnah, dan jelas tidak ada hubungan dengan kami, meskipun Pak Hary Tanoe mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Dukungan dalam bentuk iklan saja tidak boleh, apalagi dalam bentuk finansial," ujarnya saat dikonfirmasi Kamis malam (19/6/2014).
Menurutnya, dukungan yang diberikan Hary Tanoe terhadap pasangan Prabowo-Hatta dalam bentuk support dukungan publik seperti gerakan rakyat Satu Hati. "Bisa saja Bloomberg di-hack, sehingga muncul nama itu," lanjutnya.
Update
Sementara anggota Tim Sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Bidang Kebijakan dan Program Drajad Wibowo mengaku belum mengetahui mengenai adanya investor bernama "Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta" yang memborong saham-saham Grup MNC tersebut.
"Wah, saya malah baru dengar," kata Drajad ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (20/6/2014). (baca: Timses Tak Tahu soal "Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta" Borong Saham Grup MNC)
sumber
Dari data yang diperoleh Kompas.com, jumlah tersebut merupakan akumulasi pembelian oleh investor yang bernama "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta" itu.
Adapun perincian pembelian itu adalah saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) sebesar Rp 712,68 miliar. Selain itu, saham yang dibeli adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR) senilai Rp 33,38 miliar, PT MNC Land Tbk (KPIG) Rp 111,98 miliar dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) Rp 11,76 miliar.
Dengan aksi borong saham itu, "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta" tercatat sebagai salah satu pemegang saham saham publik terbesar dalam setahun ini. Semisal pada saham BHIT, investor itu menempati posisi ketiga investor publik terbesar setelah UOB Kay Hian Pte.Ltd dan UBS AG/Singapore
Sementara itu pada saham BMTR, investor tersebut menempati urutan 16 besar pemegang saham, sedangkan pada saham MNCN, investor tersebut menjadi investor terbesar menempati urutan ke 18 dari 20 investor terbesar dalam setahun terakhir.
Berkaitan dengan munculnya investor yang bernama "Tanoesoedibyo Prabowo-Hatta" itu, juru bicara Grup MNC, Arya Sinulingga membantah bahwa pemodal tersebut berkaitan dengan perusahaan yang dimiliki Hary Tanoesoedibyo itu.
"Itu fitnah, dan jelas tidak ada hubungan dengan kami, meskipun Pak Hary Tanoe mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Dukungan dalam bentuk iklan saja tidak boleh, apalagi dalam bentuk finansial," ujarnya saat dikonfirmasi Kamis malam (19/6/2014).
Menurutnya, dukungan yang diberikan Hary Tanoe terhadap pasangan Prabowo-Hatta dalam bentuk support dukungan publik seperti gerakan rakyat Satu Hati. "Bisa saja Bloomberg di-hack, sehingga muncul nama itu," lanjutnya.
Update
Sementara anggota Tim Sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Bidang Kebijakan dan Program Drajad Wibowo mengaku belum mengetahui mengenai adanya investor bernama "Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta" yang memborong saham-saham Grup MNC tersebut.
"Wah, saya malah baru dengar," kata Drajad ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (20/6/2014). (baca: Timses Tak Tahu soal "Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta" Borong Saham Grup MNC)
sumber
Diubah oleh itreng88ayas 20-06-2014 11:15


nona212 memberi reputasi
1
6.6K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan