Masih ingat gan dengan Gubernur fenomenal asal Riau, yang saat di tanya wartawan, malah mengeluarkan kata-kata kotor?
Ternyata itu kebiasaannya gan #eh dia bilang sudah biasa dirinya menyebut kata P****k di daerah yanng sebelumnya dia pimpin sebagai bupati
Spoiler for Wah Gubernur Riau Biasa Bercarut:
Wah, Rupanya Gubri Terbiasa Berkata Kotor
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU - Gubernur Riau H Annas Maamun menganggap, perkataan kotor (Pan**k) yang ia keluarkan kepada wartawan beberapa waktu lalu merupakan hal yang biasa. Bahkan, kata carutan itu sudah sering diucapkannya.
Demikian hal itu diungkapkannya saat memberikan sambutan di peresmian gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau, Kamis (19/6/2014). "Saya agak marah sama wartawan, sebab dibuat berita gubernur mencarut," ungkapnya.
Dia beralasan, marah dengan wartawan karena setiap keluar dari kantornya selalu dicegat wartawan untuk meminta konfirmasi pemberitaan. Tapi ia berasalan tidak mau karena masih banyak yang harus dikerjakan.
Dikatakannya, perkataan kotor yang ia keluarkan kepada wartawan itu, sudah biasa digunakannya semenjak menjadi bupati di kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Anehnya, Anas menyebut, perkataan itu merupakan pertanda adanya persahabatan yang baik.
"Yang saya cakapkan kemarin itu kalau di Rohil tak ada apa-apa. Kalau saya jumpa orang, saya langsung cakap itu. Cuman disini entah macam mana pulalah agaknya," ungkapnya.
Seperti dilansir sebelumnya, kata carut p****k di Melayu merupakan ucapan kotor yang tidak layak disebut oleh siapa pun, apalagi seorang gubernur. Jika di Minang, p****k merupakan sebutan kemaluan perempuan yang paling kurang ajar. (syawal)
Kalau agan lupa sama insiden sebelumnya, ni ane bagi ingatan
Spoiler for Dikonfirmasi Soal Nepotisme, Gubernur Ucapkan Kata Kotor :
TEMPO.CO, Pekanbaru - Gubernur Riau Annas Maamun mengeluarkan kata kotor kepada wartawan saat diwawancara. Annas merasa kesal saat wartawan meminta tanggapan isu dinasti politik yang disebut-sebut tengah dibangun mantan Bupati Rokan Hilir itu. "Saya hanya konfirmasi terkait dengan isu dinasti politik," kata seorang wartawan media online Bertuahpos.com, Syawal, kepada Tempo, Kamis, 17 April 2014. (Baca: Gara-gara Berita Asap, Gubernur Riau Usir Wartawan)
Ucapan kotor sempat terekam wartawan. Dalam rekaman yang beredar di kalangan jurnalis di Riau, Annas berkomentar tidak ada masalah dengan pengangkatan anak dan menantunya menempati posisi struktural di Riau. Menurut dia, menantunya, Dwi Agus Sumarno, yang saat ini menjadi Kepala Dinas Pendidikan Riau sudah wajar. Sebab, sebelumnya Dwi menjabat Direktur Institut Pemerintahan Dalam Negeri di Rokan Hilir.
"Janganlah iri-iri hati, apa salahnya angkat anak saya. Justru lebih tinggi kedudukan Direktur IPDN daripada Dinas Pendidikan. Tidak ada itu dinasti, dinasti. Dinasti pant** (kata kotor) kalian," katanya penuh emosi dalam rekaman berdurasi 45 detik itu. (Baca: Terkait Asap, Gubernur Riau Bentak Kapolres)
Beberapa waktu belakangan ini, Annas Maamun telah melakukan rotasi jabatan sebanyak lima kali untuk pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Ada anak dan kerabatnya masuk dalam jabatan struktural Pemprov Riau. (Baca: Gubernur Riau Mulai Bangun Dinasti Politik)
Sebelumnya, dua anaknya, yakni Fitriana, diangkat menjadi Kepala Seksi Mutasi dan Nonmutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Riau. Kemudian, Winda Desrina dilantik menjadi Kepala Seksi Penerimaan UPT Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Riau. Sedangkan saudara iparnya, Syaifuddin, dilantik untuk jabatan Kepala Subbagian Tata Usaha Bagian Kas Daerah Biro Keuangan Setaprov Riau.
Penempatan keluarga dalam jabatan struktural bukan yang pertama dilakukan mantan Bupati Rokan Hilir ini. Sebelumnya, dia sudah menempatkan keluarga dan kolega di posisi strategis, yakni anak kandungnya, Noor Charis Putra, yang baru berusia 27 tahun, diangkat menjadi Kepala Seksi Jalan dan Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Riau. Lalu, menantunya, Dwi Agus Sumarno, yang sebelumnya menjabat Kepala Institut Pemerintahan Dalam Negeri Rokan Hilir, diangkat menjadi Kepala Dinas Pendidikan Riau.
Sejumlah kerabat dekatnya dari Rokan Hilir juga diboyong untuk menempati posisi penting di lingkunga Pemprov Riau. Contohnya, Sekretaris Daerah Rokan Hilir Wan Amir Firdaus diangkat menjadi Asisten II Sekretariat Daerah Riau. Lalu, Anwar, dokter yang sebelumnya menjabat Kepala Rumah Sakit Umum Rokan Hilir, diangkat menjadi Direktur Utama RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru. Sedangkan menantunya yang lain, Maman Supryadi, kini menjadi Manajer PSPS Pekanbaru.
Kebijakan Annas mendapat kecaman dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau. Menurut Fitra, kebijakan Annas telah melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 1 tentang Aparatur Sipil Negara. Dalam pasal itu, kata Usman, pengelolaan manajemen aparatur sipil negara untuk menghasilkan pegawai yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. "Penempatan anak dan menantunya ini syarat dengan kepentingan pribadi yang akan berujung pada sarang korupsi," jelas koordinator Fitra Riau, Usman, kepada Tempo.
Usman menambahkan, Fitra Riau mendesak Kementerian Dalam Negeri untuk mengevaluasi penempatan keluarga Annas dalam jabatan struktural tersebut. Dia mempertanyakan apakah kebijakan itu telah melalui mekanisme Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) atau tidak. Menurut dia, pejabat negara (PNS) adalah jabatan karier yang telah diatur sesuai dengan UU dan peraturan yang berlaku. "Jika mekanisme tidak memenuhi persyaratan, kami mendesak Mendagri memberikan sanksi untuk Annas Maamun," ujarnya
.
Ni ane tambahin gan>>>
Spoiler for Saya Sampai Guling-guling Mendengar Atuk Bercarut:
TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Rekaman suara Gubernur Riau Annas Maamun yang mengeluarkan kata kotor kepada wartawan di Pekanbaru membuat masyarakat tertawa. Bahkan, kata-kata kotor dalam bahasa daerah itu yang dilontarkan Annas Maamun itu, kini santer diperdengarkan di Kota Dumai.
"Saya sampai guling-guling mendengar Atuk bercarut. Saya rasa biasa-biasa aja, tapi setelah didengarkan sampai akhir rekaman itu, saya jadi ngakak. Terbayang ekspresi Atuk bercarut, hahaha," ujar Andi, seorang warga Dumai saat berbincang dengan Tribunpekanbaru.com, Jumat (18/4/14).
Menurut pria yang bekerja sebagai pedagang itu, kata kotor yang dikeluarkan Gubernur Riau Annas Maamun tidak mengundang kemarahannya.
"Hanya saja terdengar sangat lucu, bahwa seorang gubernur menjawab wartawan lebih buruk dari kami masyarakat yang tak sekolah ini," katanya.
Menurutnya, media memang harus mengkritisi kebijakan nepotisme Gubernur Riau. Meskipun gubernur merasa pejabat yang diangkatnya itu mampu, namun tetap saja bagian dari KKN.
"Anak, menantu, famili diangkat jadi pejabat semua, siapa yang tak marah. Masyarakat sekarang sudah cerdas lo," latanya.(*)
Tapi kesian juga kalau baca yang ini
Spoiler for Gubri Nyaris Terserang Stroke Gara-gara Wartawan:
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU-- Semenjak Gubernur Riau Annas Maamun menjabat sebagai Gubernur Riau, kinerjanya banyak dikritisi oleh wartawan. Diakuinya, dengan pemberitaan itu, dirinya tidak kuat bahkan hampir kena penyakit stroke.
Demikian hal itu diungkapkan Annas Maamun saat memberikan sambutannya di acara peresmian kantor gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau, Kamis (19/6/2014).
Dikatakannya, awal mula menjabat jadi gubernur pernah hampir tumbang karena pemberitaan yang mengkritisinya naik di media massa baik lokal maupun nasional.
"Hampir tumbang saya, asyik dibantai wartawan terus. Saya berpikir, lama-lama seperti ini saya bisa kena penyakit stroke saya," ungkapnya.
Karenanya ia pun meminta agar ke depannya diberitakan yang bagus-bagus saja. Terlebih untuk pembangunan sebaiknya ditulis yang bagus saja. "Tapi, kalau tidak bagus jangan ditulis tidak bagus," tambahnya.
Selama menjabat jadi Gubri, Annas Maamun pernah mengusir wartawan saat conferensi pers kabut asap di Riau dan bahkan mengucapkan kata kotor kepada wartawan. Sehingga, ia pun pernah didemo ratusan wartawan karena ulahnya.
Padahal pemimpin seharusnya menjadi panutan. Kalau memang perkataan tersebut tak pantas di sebut di hadapan publik, kenapa di lontarkan? Itukan berarti ?????
AH! Sudahlah, yang penting semoga Pak Gubernurnya sehat selalu dan membawa Riau lebih baik lagi,
Salam damai
Indonesia Itu Kita! Indonesia yang Bermartabat
Diubah oleh laksamanariau 19-06-2014 23:17
0
3K
Kutip
4
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru