Helmy Faishal (Menteri Percepatan Daerah Tertinggal) kaget bukan kepalang, saat mengetahui sejumlah ruangan di kantor kementerian Pembangunan Daerah tertinggal. disegel KPK. Upaya hukum tersebut buntut dari penangkapan Bupati Biak Numfor Yesaya Sombuk, di Hotel Acacia di Jakarta.

Bupati tersebut ditangkap Senin malam kemarin, ia langsung menjalani pemeriksaan marathon hingga Selasa dini hari. Sore harinya, ia langsung ditetapkan sebagai tersangka.

Kepada penyidik, Bupati mengakui uang 100 ribu SGD itu total pemberian dalam dua tahap. Pertama, 13 Juni 2014 sebesar 63 ribu SGD. Dan kedua, Senin di malam naas itu, sebesar 37 ribu SGD. "Tahapan dua kali itu berdasarkan pengakuan dari YS (Yesaya Sombuk)," terang Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.

Dalam pengakuannya kepada wartawan, Ketua KPK Abraham Samad menegaskan, kaitan Menteri PDT Helmy Faishal dalam kasus ini akan didalami. "Belum bisa dipastikan 100 persen. Tapi kita sedang mendalami," beber Samad.

Samad melanjutkan, pihaknya tak gentar untuk memberantas korupsi. Sebab, selama ini penyidik KPK pernah menangkap dua menteri aktif sebagai tersangka.

Sementara itu, di kantor Kementerian PDT, penyegelan yang dilakukan KPK ternyata membuat suasana kerja kantor tersebut kurang nyaman.

"Saya tak kenal Bupati ini. Beberapa orang yang ditahan, saya tak kenal," katanya.

katon mbujuki....