- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[HT?]Tim Prabowo-Hatta: Wiranto Oportunis dan Kutu Loncat, Jangan Dipercayaca
TS
Royals
[HT?]Tim Prabowo-Hatta: Wiranto Oportunis dan Kutu Loncat, Jangan Dipercayaca
Jakarta - Tim sukses Prabowo-Hatta, Letjen TNI Purn Suryo Prabowo meminta masyarakat tak mempercayai Wiranto. Wiranto disebutnya oportunis dan kutu loncat.
"Jangan percaya Wiranto, karena dia oportunis dan kutu loncat. Habis numpang hidup di zaman Soeharto, dia loncat ke Habibie. Ketika Gus Dur jadi Presiden, dia dipecat karena Gus Dur paham Wiranto adalah pelanggar HAM sebenarnya," kata Suryo dalam siaran pers yang diterima detikcom, Kamis (19/6/2014).
Suryo tak setuju dengan pernyataan Wiranto bahwa Dewan Kehormatan Perwira (DKP) dibentuk untuk menghindari penilaian pribadi terhadap pelanggaran yang dilakukan perwira TNI. Menurut Suryo, DKP tak lebih dari produk politik Wiranto belaka.
"DKP itu produk politik Wiranto pribadi untuk membunuh karakter Prabowo. Dia menunggangi DKP untuk mematikan karir Prabowo yang saat itu lebih dicintai oleh prajurit," ujarnya.
Bahkan lebih lanjut Suryo menjelaskan, DKP yang dibentuk Wiranto secara hukum cacat. "Pembentukan DKP oleh Wiranto cacat hukum karena bertentangan dengan Surat Keputusan (SK) Panglima ABRI No 838/III/1995 tertanggal 27 November 1995 tentang Petunjuk Administrasi Dewan Kehormatan Militer. Dalam ketentuan Nomor 7 (a-3) dan 7 (c-2) disebutkan, pembentukan DKP untuk memeriksa perwira yang bersangkutan hanya dapat dilakukan setelah adanya putusan hukum yang dijatuhkan peradilan militer. Pertanyaannya, kapan dan di mana Prabowo diadili melalui Peradilan Militer?" tanya dia.
Menurut Suryo, Prabowo sengaja tidak diajukan ke Mahkamah Militer untuk menutupi keterlibatan petinggi ABRI atasan Prabowo saat itu. Peradilan terhadap Prabowo sengaja diulur-ulur. "Padahal desakan untuk menggelar Mahmil sangat kuat. Tapi keputusan tetap ada di tangan Wiranto. Kalau dia mengulur-ulur, ini menandakan ada permainan politik untuk tujuan tertentu", tandasnya.
Selain itu menurut Suryo, sudah ada penjelasan tertulis dari Presiden SBY yang saat itu sebagai anggota DKP yang menyatakan Prabowo diberhentikan secara hormat. "Kalau tidak percaya pada Presiden itu artinya tidak percaya pada NKRI. Ini bahaya, Jenderal purnawirawan tidak percaya pada NKRI," ujarnya.
Suryo menduga, Wiranto terpaksa menyampaikan pernyataan tersebut untuk mengambil hati Megawati agar dilihat berperan. "Ini semacam investasi politik Wiranto ke Megawati. Semua Jenderal di sekitar Mega sudah tampil, nah sekarang giliran Wiranto. Sehingga lengkap sudah, Luhut Pandjaitan, Agum Gumelar, Hendropriyono, Fahrul Rozi, Samsul Jalal dan Wiranto berkonspirasi untuk menunjukkan kesetiaannya kepada Megawati dengan cara memfitnah dan menzalimi Prabowo," tutupnya.
________________________________________________________________________
terguncyang habis letjen satu ini
nga bisa menerima kenyataan malah ngomong yang ngak2..

dia lupa kalo ditempat dia ada yang lebih TUKANG KUTU LONCAT
lebih ngeri lagi ngeloncatnya


NASDEM -> HANURA -> PRAHARA
"Jangan percaya Wiranto, karena dia oportunis dan kutu loncat. Habis numpang hidup di zaman Soeharto, dia loncat ke Habibie. Ketika Gus Dur jadi Presiden, dia dipecat karena Gus Dur paham Wiranto adalah pelanggar HAM sebenarnya," kata Suryo dalam siaran pers yang diterima detikcom, Kamis (19/6/2014).
Suryo tak setuju dengan pernyataan Wiranto bahwa Dewan Kehormatan Perwira (DKP) dibentuk untuk menghindari penilaian pribadi terhadap pelanggaran yang dilakukan perwira TNI. Menurut Suryo, DKP tak lebih dari produk politik Wiranto belaka.
"DKP itu produk politik Wiranto pribadi untuk membunuh karakter Prabowo. Dia menunggangi DKP untuk mematikan karir Prabowo yang saat itu lebih dicintai oleh prajurit," ujarnya.
Bahkan lebih lanjut Suryo menjelaskan, DKP yang dibentuk Wiranto secara hukum cacat. "Pembentukan DKP oleh Wiranto cacat hukum karena bertentangan dengan Surat Keputusan (SK) Panglima ABRI No 838/III/1995 tertanggal 27 November 1995 tentang Petunjuk Administrasi Dewan Kehormatan Militer. Dalam ketentuan Nomor 7 (a-3) dan 7 (c-2) disebutkan, pembentukan DKP untuk memeriksa perwira yang bersangkutan hanya dapat dilakukan setelah adanya putusan hukum yang dijatuhkan peradilan militer. Pertanyaannya, kapan dan di mana Prabowo diadili melalui Peradilan Militer?" tanya dia.
Menurut Suryo, Prabowo sengaja tidak diajukan ke Mahkamah Militer untuk menutupi keterlibatan petinggi ABRI atasan Prabowo saat itu. Peradilan terhadap Prabowo sengaja diulur-ulur. "Padahal desakan untuk menggelar Mahmil sangat kuat. Tapi keputusan tetap ada di tangan Wiranto. Kalau dia mengulur-ulur, ini menandakan ada permainan politik untuk tujuan tertentu", tandasnya.
Selain itu menurut Suryo, sudah ada penjelasan tertulis dari Presiden SBY yang saat itu sebagai anggota DKP yang menyatakan Prabowo diberhentikan secara hormat. "Kalau tidak percaya pada Presiden itu artinya tidak percaya pada NKRI. Ini bahaya, Jenderal purnawirawan tidak percaya pada NKRI," ujarnya.
Suryo menduga, Wiranto terpaksa menyampaikan pernyataan tersebut untuk mengambil hati Megawati agar dilihat berperan. "Ini semacam investasi politik Wiranto ke Megawati. Semua Jenderal di sekitar Mega sudah tampil, nah sekarang giliran Wiranto. Sehingga lengkap sudah, Luhut Pandjaitan, Agum Gumelar, Hendropriyono, Fahrul Rozi, Samsul Jalal dan Wiranto berkonspirasi untuk menunjukkan kesetiaannya kepada Megawati dengan cara memfitnah dan menzalimi Prabowo," tutupnya.
________________________________________________________________________
terguncyang habis letjen satu ini

nga bisa menerima kenyataan malah ngomong yang ngak2..


dia lupa kalo ditempat dia ada yang lebih TUKANG KUTU LONCAT

lebih ngeri lagi ngeloncatnya



NASDEM -> HANURA -> PRAHARA

Diubah oleh Royals 19-06-2014 16:56
0
2.7K
32
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan