Sumber

JAKARTA - Salah satu momen yang mungkin masih membekas di benak masyarakat Indonesia saat Debat Capres beberapa waktu lalu adalah pertanyaan Joko Widodo (Jokowi) tentang Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPID). Saat itu Prabowo Subianto yang belum tahu kepanjangan lembaga tersebut lantas bertanya dan kemudian mengakui bahwa ia tak menguasai semua daftar singkatan yang ada.

Pertanyaan seperti TPID, menurut Psikolog Politik Universitas Indonesia (UI) Dewi Haroen adalah pertanyaan yang sangat teknis yang tidak pada tempatnya dibawa pada sebuah debat nasional.

"Penguasaan masalah dia (Jokowi) tidak punya. Masalah TPID, itu pertanyaan cemen. Tentang tadi pertumbuhan ekonomi dan menyangkut secara global ada keterkaitan dan tercantum di UU (Undang-Undang), ada namanya kebijakaan luar negeri dan ada di UU, jangan sampai kondisi ekonomi (global) mengganggu nasional, dia nggak ngerti," ucap penulis buku Personal Branding ini kepada Okezone, Rabu (18/6/2014).

Selain tentang pertanyaan TPID, Dewi juga menyoroti sikap yang terlalu menonjolkan beberapa "kartu ampuh" yang dijadikan senjata perang Jokowi dalam debat. Jokowi, menurutnya harus melacak akar dari pembuatan Kartu Jakarta Pintar tersebut.

"Dia (Jokowi) tidak paham Jakarta Pintar itu uangnya dari mana? Itu adalah BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang disempurnakan. UU-nya ada," analisisnya.

Bahkan, Dewi menyarankan Jokowi untuk bisa jujur mengatakan sesuai yang dia ketahui bahwa program tersebut merupakan penyempurnaan dari program sebelumnya.

"Kalau saya jadi Jokowi saya akan bilang apa adanya bahwa kartu ini uangnya dari BPJS yang saya sempurnakan," tandasnya.



TAK jokowi dibilang CEMEN tak. HAJAR TAK