- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
|Dasar Tukang Tiru bodoh| Bermasalah, Rekening Kampanye Prabowo Belum Aktif


TS
emperasank0
|Dasar Tukang Tiru bodoh| Bermasalah, Rekening Kampanye Prabowo Belum Aktif
Bermasalah, Rekening Kampanye Prabowo Belum Aktif
Selasa, 17 Juni 2014 | 11:24 WIB
Selasa, 17 Juni 2014 | 11:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Dana Aspirasi Indonesia Bangkit, Sukriyanto, menyebutkan rekening untuk penggalangan dana kampanye calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, masih belum bisa menerima dana sumbangan masyarakat. Rekening ini berbeda dengan rekening awal kampanye pemilihan presiden yang dilaporkan.
"Ada kesalahan sedikit di nomor rekening yang dipublikasikan,"ujarnya saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 Juni 2014.
Dia mengatakan masyarakat yang ingin menyumbangkan dana untuk kampanye Prabowo kesulitan untuk mentransfer bantuan dana. Kesalahan berupa kelengkapan administrasi disebutkan menjadi alasan rekening tersebut belum aktif menggalang dana. "Ada perubahan nomor rekening dalam satu atau dua hari ke depan," ujarnya.
Komite yang mengurusi dana tersebut disahkan berdasarkan SK Koalisi Prabowo-Hatta, No.Kep-001/Timkamnas-Relawan/VI/2014 tentang Pembentukan Komite Dana Aspirasi Indonesia Bangkit pada tanggal 10 Juni 2014. Surat diteken oleh Mahfud Md. dan Fadli Zon.
Komite bertugas untuk melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengumpulan dana sumbangan yang dikumpulkan secara sukarela dari masyarakat. "Perubahan nomor rekeningnya akan diumumkan paling lambat akhir pekan ini," ujarnya.
Tim pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang akhirnya membuka rekening untuk menggalang sumbangan masyarakat memunculkan kritik dari berbagai pihak.
Code:
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/17/269585727/Bermasalah-Rekening-Kampanye-Prabowo-Belum-Aktif
Pengamat: Prabowo-Hatta Sering Kritik, Tetapi Tiru Jokowi-JK Juga
Sabtu, 14 Juni 2014 12:09 WIB
Sabtu, 14 Juni 2014 12:09 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti menilai dalam beberapa hal, pasangan nomor urut 1 yakni Prabowo-Hatta banyak mengekor ke pasangan nomor urut 2 meskipun awalnya mereka justru mengkritisinya.
"Senang mengkritik gaya blusukan, tapi sekarang gaya kampanye HR (Hatta Rajasa) terlihat banyak memakai blusukan. Tak terkecuali soal penggalangan dana kampanye. Awalnya mereka kritik dengan keras tapi sekarang tanpa argumen yang jelas mereka mengikutinya," kata Ray, di Jakarta, Sabtu (14/6/2014).
Tentu saja, kata Ray, kritik mereka atas upaya penggalangan dana itu justru yang bermasalah. Sebab, apa yang dilakukan pasangan Jokowi-JK adalah sesuatu yang layak diapresiasi.
Dari segi apapun, selama dilakukan secara transparan dan dipergunakan semata-mata untuk kepentingn dana kampanye, maka penggalangan dana kampanye dari masyarakat itu sesuatu yang sangat positif. Itu artinya, pasangan nomor urut 2 selangkah lebih maju.
"Dengan begitu, dana kampanye tidak lagi datang secara tiba-tiba, bertumpuk pada satu dua donatur besar, atau dari para kader yang diminta dengan mematok sumbangan tertentu, tapi langsung melibatkan masyarakat," ujarnya.
Menurut Ray, setidaknya ada tiga hal positif di sini. Pertama, dan ini yang utama, melibatkan masyarakat untuk bersama-sama membiayai calon pemimpin mereka. Dengan begitu, masyarakat bukan sekadar penonton tapi juga dapat lebih interaktif dengan capres mereka melalui sumbangan-sumbangan yang mereka berikan.
Kedua, kata dia, menjauhkan capres dari masuknya bandar-bandar gelap dana kampanye. "Dengan begitu, pertanggungjawaban sang capres jika terpilih tidak hanya kepada segelintir cukong, tapi juga kepada masyarakat yang bukan saja telah memilihnya, tapi juga sekaligus membiayai dana kampanyenya," ungkapnya.
Ketiga, mengukur sejauh apa penerimaan masyarakat terhadap sang capres sendiri. Jika terkumpul sekian banyak dana dengan sekian juta penyumbang, dapat dipastikan mereka semua adalah bakal pemilih sang capres. Karena tentu saja mereka yang sudah menyumbang akan memilih yang mereka sumbang. Dengan begitu, ada ikatan yang kuat antara pemilih dan yang dipilih.
"Inilah sisi-sisi positif itu. Bukan saja berguna bagi sang capres, tapi amat sangat berguna bagi pembangunan demokrasi kita, dan khususnya pemilu yang partisipatif. Ini mestinya harus didorong terus menerus dan menjadi bagian budaya pemilu demokratis kita," jelasnya.
"Dengan segala kelebihan kegiatan ini, maka menjadi aneh jika tidak dicontoh. Dan lebih aneh lagi kalau malah jadi bahan olok-olokan. Mungkin mereka menganggp pemilu kita masih di era orba (Orde Baru)," katanya.
Code:
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/06/14/pengamat-prabowo-hatta-sering-kritik-tetapi-tiru-jokowi-jk-juga

0
5.1K
95


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan