Kasus penculikan aktivis atau “Aktivis Gate” bisa menjadi “lonceng kematian” bagi elektabilitas Prabowo, apabila yang mendengar kasus tersebut meluas menjadi 90 persen.

“Hingga saat ini yang mendengar kasus penculikan tersebut hanya 32.8 persen saja, sehingga mengapa dukungan Prabowo masih menaik,”kata Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby di Jakarta, Minggu (15/6).

LSI memprediksi jika yang mendengar itu meluas lagi menjadi 50 persen, apalagi 70 persen, apalagi 90 persen, itu akan menjadi “lonceng kematian”, bagi elektabilitas Prabowo.

Akankah “Aktivis Gate” menghentikan laju elektabilitas Prabowo-Hatta?

“Sangat tergantung pada seberapa isu itu menyebar, seberapa pemilih tersentuh oleh pro dan kontra isu itu,”jelas Adjie.

LSI menyimpulkan, pada Juni 2014, 51,5% publik percaya kalau Prabowo terlibat dalam kasus HAM 1997/1998. Hanya 37,6% yang tidak percaya kalau Prabowo terlibat. Dampaknya adalah 56,8% publik yang mendengar kasus keterlibatan Prabowo bakal mempertimbangkan niatnya dalam mendukung Prabowo.

Hanya 34,3% yang menyatakan tidak terpengaruh dan mantap memilih Prabowo.
Menurut Adjie, kubu Prabowo harus mencari cara elegan untuk menghentikan dan merespon isi Aktivis Gate tersebut.

“Respon yang salah, emosional dan menutupi justru bisa menjadi blunder yang bisa menambah efek kerusakan elektabilitas Prabowo,”imbuhnya.

Kecanggihan kedua belah pihak dalam merespon pro dan kontra akan ikut menentukan apakah akhirnya Prabowo-Hatta bisa menyalip Jokowi-JK, atau justru semakin tertinggal di belakang.

LSI mengadakan survei yang spesifik mengukur pengaruh dari maraknya isu pelanggaran HAM yang melibatkan Prabowo. Survei dilakukan pada tanggal 1- 9 Juni 2014. Survei menggunakan 2400 responden di seluruh provinsi di Indonesia. Metode penarikan sampel adalah multistage random sampling dengan margin of error survei ini sebesar 2%.(rp)
sumber

dosa yang tak mungkin dapat dihapuskan.... dunia maupun akhirat