[AWAS] Kemarau Tahun Ini Bakalan Lebih Panas Dan Panjang
TS
dynamo182
[AWAS] Kemarau Tahun Ini Bakalan Lebih Panas Dan Panjang
Sebentar lagi musim kemarau nih gan, menurut perkiraan Kepala Pusat Meteorologi Publik, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Mulyono R Prabowo, mengatakan, "El Nino akan mengganggu proses pembentukan awan hujan, terutama di Indonesia Barat."
Nah, bagaimana penjelasan beliau ? mari kita simak bersama-sama
Quote:
Musim kemarau tahun 2014 berpotensi lebih kering dan lebih panjang dari tahun sebelumnya.
Penyebabnya adalah El Nino, fenomena naiknya suhu muka laut di Samudra Pasifik yang memengaruhi pembentukan awan dan curah hujan di berbagai wilayah, termasuk Indonesia.
Kepala Pusat Meteorologi Publik, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Mulyono R Prabowo, mengatakan, "El Nino akan mengganggu proses pembentukan awan hujan, terutama di Indonesia Barat."
Mulyono menerangkan, El Nino yang berpotensi datang pada bulan Juli hingga Agustus 2014 sebenarnya berskala lemah. Artinya, peningkatan suhu muka laut di Pasifik berkisar 0,5 hingga 1 derajat Celsius.
Namun, El Nino tetap harus diantisipasi. "Karena terjadi ketika wilayah Indonesia, terutama Sumatera, Jawa, dan selatan Indonesia sedang mengalami musim kemarau," kata Mulyono saat dihubungi, Jumat (16/5).
Di Jawa dan Sumatera, El Nino berpotensi mendatangkan kemarau yang lebih kering dan panjang. Sektor pertanian harus mulai mengantisipasi hal itu.
Demikian pula kemungkinan terulangnya kebakaran hutan seperti di Riau.
Spoiler for penjelasan El Nino:
El Nino adalah gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya.
Gejala ini lebih umum dikenal di kalangan awam dengan nama El Niño (bahasa Spanyol, dibaca: "El Ninyo" yang berarti "anak laki-laki kecil").
Gejala penyimpangan di tempat yang sama tetapi berupa penurunan suhu dikenal sebagai La Niña (dibaca "La Ninya"). Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang kadang-kadang mengalir dari Utara ke Selatan antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada bulan Desember.
Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat memengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.
Nama El Niño diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim Natal.
Sedangkan La Niña berarti "gadis kecil". Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama El
Niño–Southern Oscillation (ENSO).
Gejala El Niño tidak selalu diikuti dengan Southern Oscillation, dan tanpa kombinasi keduanya efek global tidak terjadi.
El nino terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya.
Selain memberikan kerugian, el nino juga memberikan keuntungan pada Indonesia. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namun, ikan yang berada di Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat.
Hal ini membuat Indonesia mendapat banyak ikan tuna dan ikan tuna pada daerah Indonesia bagian timur memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan di daerah lain.
Di sisi lain, terutama di kawasan Amerika Selatan perubahan temperatur ini mengakibatkan kebinasaan ikan. [url=http:// id.m.wikipedia.org/wiki/El_Niño–Osilasi_Selatan]SUMBER[/url]
Quote:
"Yang perlu dipersiapkan adalah water management ," kata Mulyono.
Kalangan petani, misalnya, bisa mulai menampung air dari hujan yang saat ini masih terjadi sebagai persediaan pada musim kemarau nanti. Cara lain adalah membuat bendungan kecil. "Selain itu bisa juga dengan pemilihan varietas tanaman. Kalau semula menanam padi yang membutuhkan air banyak, sekarang bisa menanam yang membutuhkan air lebih sedikit, atau berganti komoditas ke palawija," urai Mulyono.
Sementara itu, Indonesia Barat mungkin dilanda kekeringan, Indonesia Timur mungkin mengalami surplus air. Mulyono mengungkapkan, El Nino mungkin menggeser pertumbuhan awan ke wilayah Indonesia Timur.
Surplus air bisa bermakna keuntungan atau kewaspadaan. Sebab, bila tak dikelola, air juga bisa menjadi bencana. "Karena contohnya bendungan Wae Ela di Ambon dahulu jebol pada saat musim kemarau," papar Mulyono.
Menurut Mulyono, El Nino adalah fenomena cuaca biasa yang secara periodik terjadi dengan rentang waktu antara 2-7 tahun. Meski begitu, ada kecenderungan peningkatan frekuensi terjadinya El Nino.
"Antara awal tahun 1900-1960, El Nino jarang terjadi sehingga disebut periode nonaktif. Tetapi, sejak tahun 1960-an hingga sekarang, El Nino semakin sering terjadi, disebut periode aktif," ungkapnya.
Walau variasi aktif dan nonaktif bisa dikatakan hal biasa, ada indikasi bahwa peningkatan frekuensi terjadinya El Nino berkaitan dengan aktivitas manusia yang secara tidak langsung berkontribusi pada kenaikan suhu muka laut Pasifik.
Kegiatan manusia membuka hutan, mengubahnya menjadi lahan pertanian, perkebunan, maupun perumahan memengaruhi uap air yang menuju ke udara. Bergabung dengan faktor lain yang memengaruhi cuaca, aktivitas manusia turut memicu peningkatan kejadian El Nino.[url=http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/kategori/alam-dan-lingkungan ]SUMBER[/url]
Sekian informasi cuaca dari saya, sekedar untuk tips harap persiapkan fisik dan lingkungan tempat tinggal Anda masing-masing.
Dan sekali lagi, mari selamatkan bumi kita. Berikan kesempatan anak cucu kita untuk bisa menikmati segarnya embun pagi dan hijaunya hutan dan pegunungan. Kalau bukan kita, siapa lagi?