Kaskus

News

ainalizaAvatar border
TS
ainaliza
Demi Tuhan Yesus Kristus, Prabowo Pilih Hashim (Adik Kandung Pro Amerika) atau FPI (A
SIAGAINDONESIA.COM - Di acara peringatan Isra Miraj yang diselenggarakan oleh Tabligh Akbar Politik Indonesia (TAPI) dan Pengajian Politik Indonesia (PPI) di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, pada 27 Mei 2014, yang dihadiri juga oleh Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq, dan Amien Rais, ketika menyampaikan pidatonya, Hatta Rajasa sebagai cawapres pasangan Prabowo Subianto secara terang-terangan meminta dukungan dari FPI untuk kemenangan Prabowo-Hatta.

Selain FPI, yang dikenal luas sebagai ormas anarkis yang hampir selalu melakukan aksi pemaksaan kehendak mereka dengan kekerasan, Hatta juga meminta dukungan dari Laskar Pembela Islam (LPI), dan Forum Umat Islam (FUI).

Sebelumnya, pada Oktober 2013 lalu, Prabowo Subianto juga pernah menyatakan keberpihakannya kepada FPI. Prabowo setuju dan sepakat dengan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, agar setiap kepala daerah merangkul dan bekerjasama dengan FPI. Karena menurutnya, FPI itu adalah salah satu aset bangsa yang paling berharga.

Bertolak belakang dengan Prabowo dan Hatta, adik Prabowo yaitu Hashim Djojohadikusumo yang juga adalah Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, membantah partainya akan merangkul dan bekerja sama dengan FPI guna mendapat dukungan mereka di Pilpres 2014.

Alasannya karena FPI adalah ormas yang anti-pluralisme, sedangkan visi dan misi yang diusung oleh pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta adalah menjunjung tinggi asas pluralisme.

“Tidak ada Prabowo gandeng FPI. Penyataannya Prabowo yang selalu dipelintir. Demi Tuhan Yesus Kristus itu saya katakan!” seru Hashim di Jakarta, 2 Juni 2014.

Hashim bahkan menyatakan dirinya akan keluar dari Partai Gerindra, jika ada tanda-tanda Partai Gerindra ingin bekerjasama dengan FPI. “Kalau Partai Gerindra ada kerjasama dengan FPI, saya akan keluar!” ikrarnya.

Pelintiran macam apa yang dimaksud oleh Hashim tentang tekad Prabowo/Gerindra merangkul FPI dan beberapa ormas Islam radikal lainnya itu, padahal jelas-jelas Prabowo dan Hatta sendiri menyatakan secara eksplisit tekad mereka tersebut.

Pada hari yang sama dengan penyangkalan Hashim itu, Senin, 2 Juni 2014, Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi malah membenarkan dan menegaskan bahwa Partai Gerindra memang akan merangkul FPI guna mendapat dukungan mereka terhadap Prabowo-Hatta di Pilpres yang akan diselenggarakan pada 9 Juli 2014 itu.

Bahkan, sebenarnya, pada hari itu juga, Prabowo punya agenda untuk mengunjungi markas besar FPI di Petamburan, Jakarta Barat, tetapi berhalangan. Dia diwakili oleh politisi PKS Hidayat Nur Wahid. Pada kesempatan itu, Ketua Umum FPI Habib Muchsin Alatas, menyatakan melalui tiga partai Islam di poros Gerindra, yaitu PKS, PPP, dan PBB, FPI memberi dukungan penuh kepada Prabowo-Hatta, asalkan mereka berjanji jika berkuasa, akan memberlakukan Perda Syariah di sebanyak-banyaknya daerah di seluruh Indonesia.

Seolah ingin melawan pernyataan Hashim, dan memperkuat pernyataan Prabowo dan Hatta, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon juga menegaskan Gerindra akan menerima dukungan sepenuhnya dari FPI. Menurutnya dukungan FPI itu sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi Prabowo-Hatta.

“Semua dukungan dari manapun akan kita terima (termasuk dari FPI). Kami merasa dukungan dari manapun sangat bermanfaat,” kata Fadli di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Rabu (4/6/2014).

Kata Fadli, dukungan satu suara sangat bermakna. Apalagi jika dukungan itu berasal dari organisasi kemasyarakatan umat Islam. “Dukungan dari FPI, MUI, PGI kita harus terima,” ujarnya.

Merasa dibutuhkan Prabowo-Hatta, Ketua FPI Habib Rizieq pun mengajukan syarat jika Prabowo sungguh-sungguh hendak mendapat dukungan FPI. Selain penerapan hukum Syariah di sebanyak mungkin daerah, Prabowo harus berjanji kepada FPI bahwa jika dia terpilih sebagai presiden, maka tiga tindakan awal yang harus dilakukan adalah membubarkan Ahmadiyah, mengevaluasi keberadaan Densus 88, dan membebaskan Polwan memakai jilbab.

“Prabowo harus komitmen untuk mengatasi aliran sesat seperti membubarkan Ahmadiyah, kemudian ia juga harus membebaskan Polwan memakai jilbab, lalu ia pun harus mengevaluasi keberadaan Densus 88 yang selama ini membunuhi umat Islam, dan beberapa syarat lainnya,” ungkap Habib Rizieq dilansir situs resmi FPI mengutip laman Suara-Islam.com, Senin (26/5/2014).

Apakah Prabowo demi bisa meraih kekuasaan juga akan mengakomodir ideologi FPI yang jelas-jelas bertentangan dengan visi dan misi Prabowo-Hatta, bahkan bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 itu? Sampai-sampai berani berjanji akan mengevaluasi keberadaan (eufisme dari “membubarkan”) Densus 88 yang selama ini merupakan pasukan khusus negara dalam membasmi terorisme di NKRI ini?

Apabila Hashim Djojohadikusumo benar-benar berkomitmen dengan ikrarnya tersebut di atas, dan jika ternyata Prabowo benar-benar merangkul FPI dengan persyaratan-persyaratannya tersebut di atas, maka seharusnya Hashim benar-benar menyatakan dirinya keluar dari Gerindra! Karena ternyata kakaknya itu sangat ambisius luar biasa, sehingga lebih memilih FPI dengan ideologinya itu daripada adik kandungnya sendiri!

Jadi, siapakah yang dipilih Prabowo: Hashim atau FPI? Hashim atau Habib Rizieq? Pluralisme atau FPI? Densus 88 atau FPI? Dan, Amerika Serikat (karena FPI pasti anti-Amerika) atau FPI?

*ditulis Daniel h.t warga Fakfak, Papua Barat

sumber : http://www.siagaindonesia.com/2014/0...i-anti-amerika
0
3K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan