Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

angwiwiwibirdAvatar border
TS
angwiwiwibird
[Modus Pencitraan Dewa Panastak] Mahasiswa ITB Tolak Jokowi
Mahasiswa ITB Tolak Jokowi



jasmev, panastak gak usah overacting ngeles berita basi, baru mau kasi kuliah umum aja ditolak dasar dewa modus pencitraan..wiwi wiwi emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin


BANDUNG–Jumat 18 April 2014

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kemarin menolak kehadiran Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi di kampus mereka. Kehadiran Jokowi di lingkungan kampus itu dinilai sarat kepentingan politis.

Seharusnya, Jokowi yang digadang- gadang menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan itu bakal menyampaikan kuliah umum di ITB, namun dibatalkan akibat penolakan itu. Jokowi hanya lima menit berada di Aula Timur ITB. Namun, dia sempat bertemu dan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Rektor ITB Akhmaloka mengenai penataan Jakarta.

Setibanya di Kampus ITB, rombongan mobil Jokowi dihadang mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi menolak Jokowi. Pihak keamanan dan mahasiswa akhirnya terlibat aksi saling dorong. Bahkan baku hantam sempat terjadi. Dikabarkan dua orang luka-luka akibat bentrokan ini. Ketua Kabinet KM ITB Mohamad Jeffry Giranza menyatakan, pelaksanaan pemilu presiden (pilpres) yang tinggal beberapa bulan lagi sangat rentan dipolitisasi.

Karena itu, dia khawatir para capres yang sudah mendeklarasikan diri akan memanfaatkan momentum safari politik, termasuk dari kampus ke kampus. “Ini momentum politik yang rawan berpotensi politisasi,” tandas Jeffry di Bandung kemarin. Dia pun menyampaikan beberapa poin pernyataan sikap mahasiswa ITB. Pertama, menolak segala bentuk atribut kampanye masuk ke kampus ITB lantaran berpotensi memolitisasi lembaga pendidikan.

Kedua, menolak segala bentuk politisasi terhadap lembaga pendidikan ITB dan segala entitas di dalamnya. “KM ITB menyatakan tidak berpihak kepada pihak capres manapun,” ungkap Jeffry saat menggelar aksi demonstrasi menolak Jokowi di Kampus ITB kemarin.

Okie Fauzi Rahman, koordinator Aksi Penolakan Jokowi, mengungkapkan, para mahasiswa tidak ingin kampusnya dipolitisasi oleh capres-capres yang akan bertarung dalam pilpres mendatang. “Kita tidak ingin kampus dipolitisasi dianggap mendukung Jokowi. Kalau Jokowi datang, seolah-olah kami mendukung Jokowi,” tandasnya.

Menurut dia, para mahasiswa tidak akan mempermasalahkan jika Jokowi menandatangani MoU, tetapi tanpa menggelar kuliah umum. “Kalau MoU saja tidak masalah, ini sampai stadium generale yang temanya pun tidak dijelaskan. Biasanya bila ada stadium generale sudah sejak lama diketahui. Kita curiga nanti saat kuliah umum akan menggiring para audiens kepada pemikirannya,” terangnya.

Okie menandaskan, tidak hanya Jokowi yang ditolak di ITB, semua tokoh nasional yang hendak memanfaatkan ITB dengan menggiringnya ke arah politis maka akan ditolak. “Siapa pun nanti yang akan datang terutama berhubungan dengan capres, dengan tegas kami akan menolaknya dan itu tidak ada tawar-menawar lagi,” tandasnya.

Setelah ditolak mahasiswa, Jokowi yang didampingi Rektor ITB Akhmaloka pun meninggalkan aula timur melalui pintu samping untuk menghindari mahasiswa. Akhmaloka pun enggan berkomentar banyak terkait penolakan mahasiswanya terhadap mantan wali kota Solo itu. “Hanya MoU saja tadi, kuliah umumnya tidak jadi digelar,” ungkap Akhmaloka.

Sementara itu, Jokowi menyampaikan permintaan maafnya kepada mahasiswa. “Mohon maaf saya tidak bisa menyampaikan kuliah umum, karena di luar tidak kondusif dan tidak ingin menyinggung perasaan mahasiswa (yang berdemo),” ungkapnya.

Jokowi mengatakan ini sudah ketiga kalinya penandatanganan MoU dengan ITB dilakukan, namun gagal terus. Baru kali ini dirinya bisa datang menandatangani MoU sekaligus menyampaikan kuliah umum lantaran ada beberapa agenda di Kota Bandung. “Baru kali ini saja bisanya,” ungkapnya.

http://m.koran-sindo.com/node/383148

Klarifikasi Resmi Mengenai Aksi: “Tolak
Politisasi Kampus, 17 April 2014”

Salam Ganesha!

15 April 2014, Studium Generale (SG) mengundang Gubernur DKI Jakarta, Bapak Joko Widodo (Jokowi) diumumkan, dan SG tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2014. Mendengar berita ini, kabinet KM-ITB memutuskan bahwa KM-ITB harus bersikap. Pertanyaannya, mengapa KM-ITB perlu melakukan penyikapan?

Jokowi telah mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden RI 2014.
Pengumuman mengenai Studium Generale, tidak dilakukan seperti biasanya. Setiap pengumuman kuliah SG, selalu diumumkan siapa pengisi SG dan apa topiknya. Kali ini, SG hanya diberitahukan bahwa akan diisi oleh Gubernur DKI Jakarta, tanpa diberi tahu apa temanya.
Kehadiran Jokowi di ITB adalah inisiatif dari Jokowi. ITB telah mengundang pihak Pemprov DKI Jakarta sejak November 2013, namun Pemprov DKI terus tidak menyanggupi. Tiba-tiba, atas perintah Gubernur DKI Jakarta, di bulan April ini, diadakan kunjungan ke ITB.
Kunjungan yang dimaksud adalah penandatanganan MoU mengenai kerjasama ITB dan Pemprov DKI Jakarta.
Penandatanganan MoU, bisa dilakukan tanpa harus mengadakan Studium Generale.
Saat ini kondisinya, kita sama-sama mengetahui, bahwa Jokowi telah mendeklarasikan dirinya sebagai salah satu Calon Presiden RI. Dengan beberapa sebab yang telah dijelaskan diatas, kita bisa melihat adanya sebuah kejanggalan perihal kedatangan beliau di kampus ini. Ketika pilihan sikap kita adalah diam, maka ITB akan diberitakan oleh media bahwa “ITB menyambut hangat kehadiran Jokowi”, seperti apa yang terjadi kepada rekan kami sesama mahasiswa di tempat lain.

Kampus Netral adalah Harga Mati.

Kampus ini, tidak boleh dipolitisasi.

Oleh karena itu, sekali lagi kami tegaskan bahwa tujuan aksi kami kemarin adalah;

KM-ITB menolak segala bentuk politisasi kampus ini, dan KM-ITB menyatakan tidak mendukung calon presiden manapun dalam Pemilu RI 2014.

Mengenai Keberjalanan Aksi 17 April 2014

Aksi yang kami lakukan, telah mendapatkan izin dari Kongres KM-ITB. Adapun mengenai kesepakatan mengenai aksi yang diajukan adalah sebagai berikut;

Atribut aksi yang telah disepakati adalah sebagai berikut;

Spanduk yang berisi: “Kampus Netral Harga Mati” dan “Tolak Politisasi Kampus”
Karangan bunga “Turut berduka cita atas dipolitisasinya Kampus ITB”
Plan aksi yang telah disepakati adalah sebagai berikut:
Pasukan aksi dibagi menjadi tiga pasukan; Pasukan longmarch yang dikomandoi oleh Koplo FI ’11 (titik mulai di sekre unit Majalah Ganesha), korlap aksi di gerbang depan yang dikomandoi oleh Adhy FI ’11 (titik mulai setelah massa sampai ke gerbang depan), dan pasukan ‘dalam’ SG yang dikomandoi oleh Jeffry Giranza GL ’10). Jendral lapangan yang membawahi ketiga pasukan tersebut adalah Okie Fauzi Rahman FT’11.

Teklap yang disepakati adalah;

Akan ada longmarch dari sunken sampai Kubus
Massa yang akan dibawa aksi hanyalah sebanyak 40 orang
Barikade yang akan dibuat adalah barikade untuk melindungi agar aksi teatrikal dan orasi tidak berujung chaos
Barikade yang dibuat adalah barikade buka-tutup, bukan untuk memblokade jalan
Adalah benar ada rencana untuk menyapa mobil Pak Jokowi sebelum ketika memasuki gerbang depan, untuk menyatakan bahwa kampus ini netral dan menolak politisasi
Realisasi yang miss di Lapangan

Ada oknum yang tidak bertanggung jawab (belum diketahui sampai hari ini siapa oknum tersebut) yang memasang spanduk di Taman Sari mengenai “Tolak Capres Ingkar Janji”. Spanduk tersebut dipasang hanya sebentar, dan kami mengetahuinya dari pemberitaan yang tersebar di media massa dari foto tersebut. Kami menegaskan bahwa spanduk tersebut bukan bagian dari aksi kami, karena maksud kami adalah menyatakan bahwa kampus ini netral, bukan untuk menyudutkan Pak Jokowi.
Masa aksi yang hadir melebihi target (40 orang), hal ini menyebabkan lapangan menjadi sangat dinamis dan sangat mempengaruhi psikologi massa, baik yang mengikuti aksi dan menyaksikan aksi.
Adanya miss di lapangan saat penahanan mobil asisten Jokowi dengan barikade tutup saat mobil tersebut melewati gerbang depan ITB. Plan awal adalah 40 massa dengan barikade tutup buka dan hanya sekedar menyapa Pak Jokowi. Namun akibat bertambahnya jumlah massa yang signifikan, dan tidak ada plan B untuk mengatur pertambahan massa yang signifikan, hal ini menyebabkan kesulitan pengendalian massa di lapangan, efeknya adalah massa memanas dan seakan menahan mobil masuk dengan barikade.
Ketika aksi, dan saat semua tangan kita menjadi satu badan, satu barikade, maka setiap gerakan dan emosi yang ada dari salah satu badan akan sangat mudah merambat kepada massa aksi yang lainnya. Saat itu, saat terjadi adegan penahanan mobil asisten Jokowi, massa yang ikut dalam barikade tanpa maksud khusus terbawa untuk ikut menahan mobil asisten Jokowi, saat itu Satpam yang sedang bertugas pun memiliki kewajiban untuk melindungi mobil tamu dan memastikan keamanannya.

Adanya pengaruh emosional tersebut dan kurangnya pengendalian lapangan terhadap massa yang besar, menyebabkan sempat terjadi dorong-mendorong antara mahasiswa dan pihak keamanan ITB. Disini, kami menyatakan meminta maaf atas kejadian yang tidak diprediksi tersebut, terutama kepada pihak keamanan yang merasakan langsung kejadian tersebut.

Disini, kami ingin menegaskan sekaligus meminta maaf kepada seluruh pihak yang merasa terganggu atas pemberitaan mengenai kejadian tersebut, dan terutama kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut. Kami meminta maaf atas kegagalan kami dalam menajemen aksi, terutama dalam ranah teknis yang menjadi banyak sorotan hari ini. Kegagalan atas pengendalian aksi kemarin menjadi lesson learned tersendiri untuk kita semua, khususnya kami, pihak yang menyelenggarakan aksi.

Namun sekali lagi kami menegaskan bahwa aksi tertanggal 17 April 2014 ini, menegaskan bahwa KM-ITB menolak politisasi Lembaga Pendidikan ITB, dan kami, mahasiswa ITB bersikap netral tidak mendukung calon presiden manapun dalam Pemilu Presiden RI 2014.



Bandung, 18 April 2014

Mohammad Jeffry Giranza

Ketua Kabinet KM-ITB 2014/2015

Mewakili massa aksi KM-ITB

km.itb.ac.id/site/klarifikasiaksi17april2014/


emoticon-army kampus netral kok mau dibikin modus pencitraan..wedhuss nemen kowe jook jook emoticon-armyemoticon-army
Diubah oleh angwiwiwibird 14-06-2014 13:33
0
2.6K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan