Tajuk.co, SEMARANG – Setelah resmi menjadi wisudawan terbaik di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada Selasa lalu, sosok Raeni menjadi perbincangan. Bahkan, secara khusus, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi sosok Raeni, yang berlatar belakang dari keluarga kurang mampu ini, dengan memberinya beasiswa. Presiden berjumpa Raeni, Jumat (13/6/2014) di pangkalan TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta.

Alumnus Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unnes ini memang layak diteladani. Dengan keterbatasan keluarganya. Walaupun ayahnya hanya tukang becak di Langenharjo, Kendal, Jawa Tengah, Raeni mampu membuktikan kepada banyak pihak bahwa keterbatasan itu bukanlah halangan untuk menjadi pintar dan sukses. Buktinya ia mampu menjadi yang terbaik di kampus Unnes.

Seperti diberitakan berbagai media nasional, selain mengandalkan mata pencaharian sebagai tukang becak, ayah Raeni, Mugiyono, juga nyambi menjadi petugas keamanan di malam harinya. Sementara sang ibu hanya sebagai ibu rumah tangga biasa.

Ketidakmampuan orang tuanya secara ekonomi hal itu tak membuat Raeni patah arang, apalagi rendah diri. Hal itu justru memotivasi dirinya untuk masuk ke perguruan tinggi favoritnya, Unnes. Dan itu berhasil diraihnya lewat jalur beasiswa bidikmisi.

Di mata dosen dan teman kampusnya, Raeni dikenal sebagai sosok yang ramah, cerdas dan kreatif. “Raeni juga dikenal sebagai mahasiswa yang rajin mengikuti setiap agenda kampus. Dia memiliki semangat yang kuat untuk maju, tidak malu meskipun memiliki ayah yang hanya seorang tukang becak,” kata Alamsyah, dosen dan juga pendamping program Bidikmisi Unnes ini, Jumat (13/6/2014) kepada Tajuk.co.

Alamsyah berpesan agar Raeni tetap membumi, meskipun saat ini orang di tanah air membicarakan prestasinya yang fenomenal.

“Saya berharap Raeni tetap menjadi seorang Raeni yang bersahaja, tidak sombong, dan terus bersemangat melanjutkan studi,” kata pengajar di Fakultas Matematika dan IPA Unnes ini.

Sementara itu salah satu teman dan kakak kelas Raeni di kampus, Rizky Nurul Amalia juga mengenal Raeni sebagai sosok mahasiswi pekerja keras. “Saya kenal Raeni saat menjadi mentornya dalam pelajaran Agama Islam. Dia orang yang powerfull,” kenang Rizky, yang juga guru ngaji Raeni semasa di kampus.

Menurut Rizky, Raeni adalah sosok yang dikenal aktif, cerdas, namun tetap komitmen untuk melaksanakan segala program yang dijalankan, termasuk program mentoring mahasiswa bidik misi.

“Di tengah kesibukannya, kadang dipanggil dekan, atau sibuk di kampus, Raeni tetep komitmen datang ngaji, sehingga terus terang saya salut dengan Raeni, bukan hanya sekedar ilmu duniawi yang ia cari, tetapi ilmu akhirat juga ia terus cari, ” tandasnya.

Raeni adalah wisudawan terbaik Unnes pada wisuda periode II 2014 dengan IPK 3.96. Ayahnya, Mugiyono, adalah tukang becak dengan penghasilan Rp10-50 ribu per hari.

Untuk menambah penghasilan Mugiyono bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp450 ribu per bulan. Yang cukup unik dan akhirnya menjadi baha pemberitaan adalah saat Raeni ikut wisuda Unnes dengan diantar becak oleh ayahnya, tanpa ada perasaan rendah diri atau malu akan profesi sang ayah.

Ia justru ingin menunjukkan pada dunia, anak orang susah pun bisa menjadi pintar dan sukses, asal mau belajare dan kerja keras. (DWI)

ANE JADI IRI GAN