SILAHKAN RAKYAT MENILAI APAKAH LAYAK DIDUKUNG ORANG2 YANG MENGHALALKAN FITNAH DEMI KEKUASAAN.....?????????
Merdeka.com - Tak tahan menanggung beban dihujat sendirian, kolomnis portal berita inilah..com, Darmawan Sepriyossaakhirnya angkat bicara. Pria yang selama ini dituding berada di balik terbitnya kampanye hitam lewat Tabloid Obor Rakyat mengungkap pelaku sebenarnya. Sang pelaku adalah Setiyardi, salah satu Komisaris PTPN XIII. Dan bukan kebetulan jika Setiyardi adalah kawan dekat Darmawan. Mereka sama-sama bekas jurnalis di Majalah TEMPO.
Dalam testimoninya di inilah..com, Darmawan berkisah.
Suatu hari di akhir April 2014, setelah Pemilihan Legislatif 2014 yang memunculkan PDI Perjuangan sebagai pemenang ia ditelepon Setiyardi. "Dia bilang, sedang coba-coba membuat tabloid politik, dan meminta saya mencarikan pengamat politik yang bisa menuliskan artikel," tulis Darmawan.
Untuk setiap artikel pendek itu, Darmawan meminta honor Rp 2 juta yang harus dibayar dua hari setelah tulisan diterima. Darmawan kemudian menghubungi penulis yang juga dosen ilmu komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Gun Gun Heryanto. Gun Gun inilah yang belakangan berang setelah tahu tulisannya muncul di Tabloid Obor Rakyat.
Lihat pengakuan Darmawan di sini : [url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2109274/tentang-obor-rakyat-dan-saya#.U5qNAPl_tVm[/url]
Dua hari kemudian, Darmawan dan Setiyardi bertemu di sebuah rumah makan. Mereka berdiskusi dalam sikap yang sama: cari cara untuk turut andil menghambat naiknya Joko Widodo jadi presiden. Sebagai bekas jurnalis di media ternama, Setiyardi telah datang dengan sebuah konsep: menerbitkan tabloid, Tabloid Obor Rakyat.
Semula Darmawan kaget dengan kenyataan bahwa tabloid itu tak dikelola sebuah tim kerja. "Waktu saya tanya soal tabloid itu, siapa saja pengelolanya. Setiyardi mengatakan belum ada, hanya dirinya. Tentu saja saya kaget. Meski bukan tidak mungkin, itu pekerjaan yang teramat sulit," kisah Darmawan.
Tapi Setiyardi sudah punya jalan keluarnya. "Kita ambil saja tulisan-tulisan kritis yang berseliweran di Facebook, Twitter, kan banyak," kata Setiyardi, seperti ditulis Darmawan.
Menurut Setiyardi, tak semua orang punya akun di Facebook dan bahkan tidak mengakses internet dalam kesehariannya. Untuk itulah dibutuhkan sebuah media cetak untuk meneruskannya ke khalayak yang tak membaca laman-laman di dunia maya. Darmawan terbujuk. Ia bersedia mengelola tabloid itu dengan nama samaran, sementara Setiyardi memampangkan namanya di kotak redaksi, tapi dengan nama panjang Setiyardi Budiono.
"Dia bahkan berkata akan menambahkan nama almarhum ayahnya dalam mashead, menjadi Setiyardi Boediono," tulis Darmawan.
Nama Setyardi Budiono ini memang terpampang sebagai Pemimpin Redaksi Tablod Obor Rakyat yang beredar di pesantren belakangan ini.
Darmawan juga sempat bertanya, dari mana dana pembuatannya. Setiyardi menjawab dananya sendiri lebih dari cukup untuk membiayai penerbitan. Darmawan percaya. Bukan sekali dua Setiyardi bikin media cetak. Pada sekitar 2005-2005 lalu, misalnya, perusahaannya, Senapati Media, sempat membuat majalah bulanan luks bernama 69+, yang dia bagikan gratis. Biaya produksi dll semuanya ditutup oleh iklan.
Setiyardi sendiri di halaman Facebook-nya benar-benar lantang memuja Prabowo dan menghujat Joko Widodo. Dalam banyak status, ia mendorong Kejaksaan Agung untuk menyatakan Joko Widodo sebagai tersangka dalam kasus Trans Jakarta. Pada Rabu 11 Juni lalu, ia menulis status ini: "Ya Allah, jangan biarkan pemerintah kami dikuasai orang-orang PDI Perjuangan.... "
Beberapa kali pula Setiyardi menyatakan kemarahannya akan informasi bahwa PDI Perjuangan mengajukan mayoritas calon anggota legislatif non-muslim.
Lalu siapa Setiyardi? Lelaki asal Lampung ini lulusan STT Telkom Bandung. Ia berpindah jalur jadi wartawan Majalah TEMPO sejak majalah berita itu terbit kembali pasca bredel tahun 1998. Sebuah skandal keuangan kecil membuat ia diminta keluar dari majalah tersebut.
Pada saat Pilkada DKI tahun 2012, Setiyardi aktif sebagai anggota tim media di tim sukses Fauzi Bowo yang kemudian dikalahkan oleh Joko Widodo.
Kendati kalah, Setiyardi telah punya cantolan hidup langsung di pusat kekuasaan: Andi Arief, staf khusus Presiden RI bidang bencana. Setiyardi adalah kawan sekampung Andi Arief, sama-sama dari Lampung. Tapi entah bagaimana prosesnya, Setiyardi kemudian jadi asisten Velix Wanggai, staf khusus Presiden RI bidang otonomi daerah.
Tahun 2013, Setiyardi diangkat menjadi Komisaris PT. Perkebunan Nasional XIII -- sebuah BUMN perkebunan yang mengelola perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit dan karet di Pulau Kalimantan. Ayah tiga anak ini kini bermukim di Komplek PWI di kawasan Cipinang, Jakarta Timur.
Bagaimana pun, pengakuan Darmawan dan juga bukti keterlibatan Setiyardi masih menyisakan pertanyaan: siapa penyandang dana penerbitan tabloid kampanye hitam yang menyebar masif itu? Untuk itu kita menunggu investigasi penegak hukum. (skj)
MASIHKAH KITA MENDUKUNG ORANG-ORANG YANG MENGHALALKAN SEGALA CARA UNTUK AMBISI KEKUASAANNYA....???? KALO BOHONG DAN FITNAH SUDAH HALAL BAGINYA.... MAKA TIDAK HERAN JIKA MENCURI UANG RAKYAT ITU PUN... BAIK BAGI MEREKA.....!!!!!!!!
PEMIMPIN OBOR RAKYAT MENGAKU ORANG ISTANA
SABTU, 14 JUNI 2014 | 14:11 WIB
Sumber ;
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/14/269584954/Pemimpin-Obor-Rakyat-Mengaku-Orang-Istana
-------------------------------------------
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin tabloid Obor Rakyat Setiyardi Boediono mengaku sebagai salah satu asisten staf Istana Kepresidenan. Dia merupakan anak buah Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah Velix Wanggai.
"Saya nyatakan secara terbuka, saya memang salah satu asisten staf di sana," katanya saat menjadi pembicara dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Juni 2014. Setiyardi juga mengaku dekat dengan Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam Andi Arief.
2014-06-14 11:25:54
JUBIR ISTANA JULIAN : TIDAK ADA NAMA SETYARDI DI ISTANA
Sumber ; http://www.politikindonesia.com/m/index.php?ctn=1&k=politik&i=57588
---------------------------------------------
Politikindonesia - Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menegaskan pihak tidak terkait dengan pemberitaan dalam tabloid Obor Rakyat yang oleh kubu pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla mendiskreditkan pihaknya. Setiardi Budiono, orang yang disebut dibalik Tabloid itu bukan deputi staf khusus presiden, seperti yang ditudingkan sejumlah pihak.
"Sudah saya cek tidak ada nama Setiardi sebagai deputi Staf Khusus Presiden," ujar Julian kepada pers, Jumat (13/06).
SETYARDI PAKAI BAJU KOTAK-KOTAK UNTUK MENGELABUI PERS DAN RAKYAT
Sumber ;
http://m.detik.com/news/pemilu2014/read/2014/06/14/211137/2608297/1562/ini-alasan-pimred-obor-rakyat-berbaju-kotak-kotak-di-diskusi-warung-daun
-----------------------------------------
"Saya pakai kotak-kotak karena saya warga Jakarta yang dulu pilih Jokowi waktu jadi Gubernur. Saya juga merasa berhak pakai baju kotak-kotak seperti ini," ucap Setiyardi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/6/2014).
INI SEPENGGAL CERITA TENTANG ANDI ARIEF
Spoiler for andi arief:
Quote:
Original Posted By sabil.haq►BUNG ANDI ARIEF DENGAN KLENIK GUNUNG PADANGNYA.......
Dalam laporan itu ditulis bahwa Andi Arief kerap kedatangan orang-orang dari perkumpulan tarekat. Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam ini pun makin yakin di bawah bukit itu ada peninggalan masa lalu yang sangat maju. "Penerawangan ahli tarekat juga begitu," katanya tiga pekan lalu.
Jika semua asumsi itu terbukti, Andi yakin temuan Gunung Padang tak hanya akan mengguncang dunia arkeologi, tapi juga sejarah umat manusia. "Ganjarannya hadiah Nobel," ujarnya. Jika kelak penelitian ini berbuah Nobel, kata Andi Arief, "Pemerintah mesti mengganti biayanya berlipat-lipat."selengkapnya
Jakarta - Pernyataan Staf Khusus Presiden Andi Arief yang akan tetap melanjutkan proyek penelitian Terpadu Mandiri terhadap pencarian piramida dan peradaban tinggi di Gunung Padang Cianjur sangat beresiko akan memalukan citra bangsa Indonesia di mata dunia akademika Internasional.
Rekomendasi yang diberikan 3 departemen: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Menristek dan ESDM bahwasannya tidak ditemuinya indikasi adanya bangunan didalam Gunung Padang malah dijawab dengan tudingan ketiga kementerian melakukan manipulasi laporan penelitian terhadap situs Gunung Padang.
Bahkan Andi Arief meminta ketiga menteri yang memimpin bersama seorang wakil menteri untuk mundur dari jabatannya akibat bertindak manipulatif.Selanjutnya
"Mereka tidak menjelaskan di mana letak tidak ilmiahnya. Apakah yang dimaksud ilmiah itu adalah duplikasi riset seperti yang berulangkali dilakukan oleh peneliti atas sebuah objek seperti praktek selama ini? Ataukah yang disebut ilmiah itu adalah habisnya uang pemerintah namun proyek penelitian di Trowulan, misalnya, gagal dibereskan oleh Prof. Munardjito?" gugat Andi Arief kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (27/4).selengkapnya
Riset Gunung Padang Pakai Ledakan, Tim Terpadu Dipukul Warga
Sayangnya ledakan ini justru menimbulkan polemik. Sebab, saat peledakan terjadi, sekitar 20 orang datang ke lokasi ledakan dan langsung mengeroyok para peneliti. Kata Erick, mereka datang tanpa komunikasi dan langsung berteriak-teriak.
"Mereka yang mengeroyok dan memukul para peneliti yang sedang bertugas sampai babak belur," ujar Erick. "Di antara tim yang kena hajar adalah teknisi senior berusia hampir 60 tahun."selengkapnya
Ia juga mempertanyakan kapasitas Andi Arief, staf khusus SBY yang tidak memiliki latar belakang kesejarahan megalitikum sama sekali, tetapi dipercaya memfasilitasi Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang ini. “Entah sudah berapa belas miliar rupiah yang dipakai untuk proyek ini, mungkin saja ratusan miliar uang sudah dipakai untuk semua itu. “Yang pasti tidak ada yang berani mengauditnya,” ucapnya.
“Saya curiga, jangan-jangan proyek Gunung Padang ini akan dijadikan lahan korupsi baru seperti proyek kawasan olahraga terpadu Bukit Hambalang, tapi dengan modus baru (penelitian). Kalau “bukit” saja bisa merugikan keuangan negara triliunan rupiah, bagaimana pula dengan “gunung”. Agar kemungkinan buruk itu tidak terjadi, kita minta KPK dan PPATK untuk mewaspadai hal ini,” pungkasanya. (HEL)Selengkapnya
Andi Arief melanjutkan, kalau melihat sejarahnya maka justru Jusuf Kalla yang pernah dipecat oleh Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur (saat itu) dari kursi Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Seperti diketahui sebagian kalangan, alasan sesungguhnya Gus Dur memecat JK adalah indikasi korupsi yang dilakukan JK. Namun indikasi korupsi JK tidak pernah ditindaklanjuti. Selengkapnya
SEBELUMNYA JK MENANTANG SIAPAPUN YANG BISA MEMBUKTIKAN DIA KORUPSI
"Kalau ada satu pun orang bisa membawa bukti, saya JK selama aktif di pemerintahan mengambil kebijakan yang menguntungkan perusahaan keluarga saya, saya kasih satu miliar rupiah," katanya.
"Tapi kalau dia tidak bisa buktikan, dia musti bayar saya satu persen saja, kalau salah bayar saya 100 juta," ujar JK. Selengkapnya
BUNG ANDI...... MAJUUU.... BUKTIKAN.... JANGAN JADI BANCI.................!!!!!!!!!!!!!!!!!!