

TS
bpjskesehatan
[Info Baru] Pencitraan Buruk Obat Generik Makin Masif
Selama ini, obat generik dilabelkan sebagai obat murah bagi masyarakat kurang mampu. Padahal, khasiat obat generik sejajar dengan obat paten yang harganya selangit. Paradigma tersebut tidak hanya melekat di masyarakat, tetapi juga terjadi di kalangan tenaga kesehatan.
JAKARTA, HanTer– Pakar Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, mengatakan minimnya upaya edukasi mengenai obat generik tidak akan mampu mengubah paradigma tersebut. Di sisi lain, produsen obat gencar mempromosikan obat hasil produksinya.
“Perlu upaya dari pemerintah untuk mempromosikan obat generik secara lebih baik lagi. Bentuknya harus secara nasional dan berkelanjutan, jangan hanya sesaat,” kata Hasbullah dalam acara bertema “Obat Efektif atau Obat Murah?” di Jakarta, Selasa (20/5).
Murahnya harga obat generik, tambah dia, karena proses produksinya tidak menyertakan biaya promosi dan pemasaran. Sedangkan obat paten dan obat bermerek, 80% pengeluarannya untuk promosi. “Semuanya sama, baik mutu, khasiat, manfaat dan standar keamanannya,” ujarnya.
Menurutnya, wajar jika yang berpendapat obat generik itu obat murah adalah masyarakat, tetapi yang disayangkan jika tenaga kesehatan yang berpendapat demikian. “Perbedaan dari dua jenis obat itu adalah obat paten dipromosikan oleh pembuatnya. Sedangkan obat generik itu dijual tanpa ada promosi dan diedarkan berdasarkan zat aktifnya. Itulah mengapa terdapat perbedaan harga,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, Nurul Falah Eddy Pariang, menambahkan, obat generik ataupun obat bermerek sebenarnya memiliki zat senyawa aktif yang sama, perbedaan hanya dari harga jual.
“Karena ada biaya-biaya lain. Obat generik dikelola dan pemasarannya melalui pemerintah sehingga harganya lebih murah,” ujarnya.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt., PhD, mengatakan bahwa semua obat yang beredar secara resmi terjamin kualitasnya. Dengan kata lain, obat generik yang digunakan dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pun kualitasnya terjamin.
“Semua obat, baik obat paten, generik, maupun branded harus dijaga kualitasnya. Kalau tidak dijaga, berarti pemerintah tidak menjaga kualitas obat-obat yang beredar. Pemerintah sudah menjamin obat yang beredar efektif, bermutu, dan berkualitas,” tegasnya.
Dia menambahkan, pemerintah telah mengalokasikan biaya sekitar Rp 1,3 triliun untuk pembelian obat generik agar obat yang harganya terjangkau masyarakat semakin mudah didapat. Seperti untuk puskesmas, klinik, dan dokter praktek swasta.
(Dikutip dari Harian Terbit edisi Rabu, 21 Mei 2014 halaman 11)
Diubah oleh bpjskesehatan 22-05-2014 14:30
0
3K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan