Kaskus

Story

efrilialuthfanAvatar border
TS
efrilialuthfan
Short story - Bagian Hati yang Tersembunyi (Part 1)
SE
Iringan lagu itu selalu saya dengar.
Kata-katanya yang menusuk
relung hati, semakin
menghanyutkan saya kedalamnya.
Saya mengerti ini semua masih
saya jalani, saya masih berdiri
disini dengan segala harap. Saya
duduk dengan kecemasan. Saya
berpikir dengan sebuah pemikiran
yang membawa saya pada
keadaan realita yang terjadi.
Kenyataannya, saya selalu berada
dalam keadaan diam tanpa kata.
Saya mempunyai banyak cinta
yang saya punya untuknya.
Mempunyai banyak kasih yang
saya persembahkan padanya. Saya
bukan wanita terbaik yang ada di
dunia ini. Dari sekian banyak wanita
yang saya temui, saya tidak ada
apa-apanya dibanding mereka.
Mereka yang teguh, pemberani,
pemikir, realistis, pintar, juga
berkharisma. Kehidupan saya penuh
dengan teka-teki. Pemecahan dari
teka-teki ini hanya diketahui
apabila saya sudah mencapai akhir
dari ini semua. Bagi banyak wanita,
mencintai itu adalah hal yang sulit.
Membawa kita pada keadaan
dimana kita harus berkorban demi
yang kita cintai. Menyayangi
adalah hal yang menyenangkan
jika dari kedua belah pihak
menyetujui kesepakatan yang
terjadi diantara mereka. Demikian
juga yang saya alami. Penampilan
saya yang biasa, membawa saya
pada kenyataan bahwa saya ingin
mempunyai seseorang yang dapat
menerima saya, apapun keadaan
saya. Saya pernah membaca
sebuah novel, yang pesan
tersiratnya adalah cintai dirimu
melebihi kamu mencintai orang lain.
Karena dengan demikian, kamu
dapat terus menghargai
kekurangan orang lain, yang
mungkin menjadi kelebihan dalam
diri kamu. Saya terbawa dalam
sebuah kisah yang ingin saya
tujukan pada Dia yang saya
sayangi. Jika kebanyakan orang
tak mengerti dan tak dapat
menjawab kala pujaan hatinya
bertanya, “mengapa anda
mencintai dan menyayangi saya?”.
Hal itu juga yang saya rasakan
ketika Dia bertanya. Sungguh saya
tahu, seberapa besar rasa ini
padanya. Mengerti bagaimana hati
ini mencintainya dengan segala
kenangan yang saya dan dia
bangun sampai detik ini.
Sebenarnya saya takut, saya
takut kembali terjatuh dalam
keadaan yang sama. Keadaan
dimana saya harus menerima
segala konsekuensinya jika kami
tidaklah berjodoh. Namun, saya
sadar itu adalah proses
pendewasaan diri. Sebuah
pendidikan yang tidak saya
dapatkan di sekolah formal.
Menegaskan sesuatu tidaklah
mudah semudah membalikkan
telapak tangan, namun hal itu
harus dilakukan ketika ingin hidup
dengan ketenangan jiwa. Saya
tidak mau menjadi seseorang yang
tidak sanggup menanggung
amanat yang diberikan kepada
saya. Saya menginginkan cinta ini
apa adanya. Saya menyayangi dia
tulus apa adanya. Terpikir tentang
cinta yang saya rasakan. Saya
rasa semua yang saya lakukan
semua saya iringi dengan sebuah
alunan indah. Alunan nada yang
menggema di dalam hatiku. Hatiku
milik siapa? Milik aku seorang.
Mungkin aku tidak mengerti apa
yang aku inginkan. Namun, saya
mencintainya. Miris rasanya saya
melihat diri saya sendiri ketika
kegalauan itu datang. Saya
menjadi malas untuk melakukan
apa saja yang saya inginkan.
“Rasanya cukup untuk hari ini.” Aku
segera membereskan buku-buku ku
yang kuletakkan di meja
perpustakaan. Aku memang memilih
untuk duduk di sini sampai jam
kuliah dimulai kembali. Sesegera
mungkin aku berjalan keluar dari
perpustakaan dan …..

0
755
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan