- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
Raung Sejati, 1 Malam 2 Hari
TS
dahulukala
Raung Sejati, 1 Malam 2 Hari
Raung Sejati, 1 Malam 2 Hari
Setelah akhir tahun lalu melakukan pendakian di Cikuray, Pangrango, Semeru, dan Rinjanitahun ini saya baru bisa mendaki Gunung Bawakaraeng dan Raung.
Cerita ini bermula sekitar satu bulan yang lalu, sebelum mendaki Gunung Bawakaraeng di Gowa, Sulawesi Selatan. Salah seorang teman pendakian, Khusnadi alias Khusnandes alias Jhoni, berencana mendaki Gunung Raung di Banyuwangi bersama Aziz alias Teplok dan si Mantan (bukan dalam arti sebenarnya, hanya nama panggilan) pada akhir Mei yang ada beberapa hari libur. Memang kami sekarang agak jarang naik gunung lagi karena keterbatasan waktu yang disibukkan oleh pekerjaan (sebenarnya tidak terlalu sibuk juga sih, hanya karena cutinya terbatas saja). Sekembalinya dari Bawakaraeng, saya langsung nyari tiket ke Surabaya, berharap harga belum naik karena saat itu libur lumayan panjang. Dan alhamdulillah dapet tiket PP, Jumat 23 Mei dan 1 Juni 2014. Rencananya setelah mendaki Raung saya langsung pulang ke rumah, sedangkan mereka bertiga lanjut ke Gunung Argopuro.
Balikpapan - Kamis, 22 Mei 2014
Sehari sebelum berangkat, kami dapat kabar kalau Mantan tidak diijinkan cuti oleh atasannya karena harus dinas luar, saya panik karena saat itu ijin cuti saya dan Teplok juga belum keluar padahal logistik dan perlengkapan lain sudah masuk keril. Kabar buruk tak berhenti sampai disitu, Cak Nyong (Regass) yang rencanya kita minta untuk mengantar kita, ternyata sudah janjian sama orang lain. Saya langsung menghubungi teman yang pernah ke Raung awal tahun lalu, siapa tahu dia punya teman yang mau nganter. Dan sialnya, temennya teman saya itu lagi ada di Sulawesi, sedang mendaki Gunung Gandang Dewata. Untungnya dia punya kontak teman lain yang sering ngantar orang ke Gunung Raung, namanya Arif, kalau tidak mungkin kita pindah plan B, mendaki Argopuro dulu baru ke Raung. Jadi hari itu kita pastikan mulai mendaki Gunung Raung bersama Arif pada hari Minggu, setelah pertandingan final liga Champion.
Jumat, 23 Mei 2014
Rombongan kami ada 3, saya dan Teplok dari Balikpapan, tetapi beda pesawat sehingga kami janjian di terminal Bungurasih. Sedangkan Khusnandes dari Makassar. Sekitar jam 11 akhirnya tim kami lengkap. Setelah makan malam, kami langsung mencari bis tujuan Jember. Bis Surabaya-Jember memang 24 jam, kalau tidak ada yang ekonomi, yang patas pun tak masalah. Tapi kami memilih yang ekonomi saja karena lebih merakyat, hahaha. Perjalanan ke Jember sekitar 4 jam karena malam hari.
Sabtu, 24 Mei 2014
Pukul 4 pagi, kami tiba di terminal Tawang Alun, masih sepi pagi itu. Sambil menunggu bis jurusan Banyuwangi, kita hubungi Arif menanyakan tempat kita bertemu. Akhirnya setelah menunggu hampir 2 jam, bis jurusan Banyuwangi pun berangkat. Nanti kami akan turun di stasiun Kalibaru lalu dilanjutkan naik ojek sekitar 45 menit sampai rumah Pak Soeto, basecamp pendakian Gunung Raung via Wonorejo, Kalibaru. Perjalanan Jember-Kalibaru ditempuh selama 2 jam. Sebelum naik ojek ke rumah Pak Soeto, kami terlebih dahulu melengkapi perbekalan yang kurang. Disini barang logistik lumayan lengkap, jadi lebih baik membelinya disini sebelum ke basecamp.
Rumah pak Soeto sudah banyak orang ketika kami sampai pada pukul 10, mereka adalah rombongan dari Jakarta sebanyak 6 orang yang akan mulai pendakian pagi itu. Kami langsung tidur setelah sarapan dan ngobrol sebentar dengan Arif karena 2 hari ini kurang tidur, maklum lagi banyak kerjaan, haha. Ternyata nanti rombongan saya tidak hanya 4 orang saja, Arif juga diminta mengantar 3 orang dari Jogja, 2 dari Surabaya, dan 1 orang dari Bogor, jadi total ada 9 orang ditambah Arif. Tetapi sayangnya saya tak bisa tidur sama sekali, beberapa hari ini memang saya lagi kurang enak badan, namun tetap memaksakan diri buat naik Raung, mumpung ada temannya.
Datang lagi rombongan 3 orang dari Surabaya. Mereka berencana naik pagi itu juga, tetapi karena belum ijin ke Kecamatan dan Polsek setempat akhirnya mereka disuruh ijin dulu oleh Pak Soeto, setelah semua beres baru mereka boleh naik.
Setelah ashar kami bertiga sempat main-main di sekitar rumah Pak Soeto sambil menunggu rombongan lain yang datang, tetapi ternyata selepas maghrib rombongan Jogja baru tiba. Setelah itu rombongan Pataga juga datang yang dipimpin oleh Mas Yonik, salah satu orang yang membuka jalur pendakian Gunung Raung via Kalibaru tahun 2002 silam, mereka bersama 19 orang dari berbagai kota, termasuk beberapa senior Wanadri. Kami jadi minder, hanya pendaki pemula yang berambisi ke puncak sejati Raung. Jadi kami memutuskan pindah ke rumah sebelah (alasan sebenarnya karena kami ingin nonton final liga champion dan tak enak jika menganggu mereka yang sedang istirahat dengan teriakan-teriakan gak jelas)
Minggu, 25 Mei 2014
Anggota dari Surabaya dan Bogor sampai basecamp Minggu dinihari. Setelah sarapan, ijin, mengisi air masing-masing 7,5 liter per orang, dan packing ulang, serta tak lupa membungkus nasi dari rumah pak Soeto untuk makan siang, kita berangkat ke Camp 1 dengan menaiki ojek selama 30 menit. Kalau tidak ingin naik ojek, rumah Pak Soeto-Camp 1 bisa ditempuh dengan bejalan kaki selama 3 jam.
08.30-11.00 : Camp 1 (Pondok Pak Sunarya) - Camp 2
Perjalanpun dimulai, dari Camp 1 ke Camp 2 kami melewati kebun-kebun kopi hampir selama 30 menit. Tiba-tiba saya drop, mungkin karena habis sakit dan membawa beban depan belakang-keril di belakang dan daypack di depan- akhirnya saya terkapar. Disini saya sempat kepikiran untuk turun lagi, daripada nanti menyusahkan rombongan, mending saya menanggung malu ini, hahaha. Namun, berkat bantuan mas Teplok yang membawakan daypack saya dan istirahat selama 15 menit, tenaga saya pulih kembali. Perjalanan sekitar 2 jam ke Camp 2 dilalui dengan lancar. Camp 2 ini lumayan lebar, cukup untuk 3-4 tenda kapasitas 5 orang.
11.00-12.30 : Camp 2 – Camp 3
Kami hanya istirahat sebentar disini. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Camp 3 yang ditempuh dalam waktu 1,5 jam dari Camp 2. Masih melewati hutan-hutan yang cukup lebat walaupun belum terlalu terjal namun banyak tumbuhan berduri yang siap menempel di kulit jika tak memakai lengan panjang. Bahkan memakai lengan panjangpun masih bisa tembus sampai kulit. Di camp 3 kami makan separo nasi yang kami bungkus dari rumah Pak Soeto. Sisanya rencananya kami makan nanti di Camp 5. Camp 3 tidak terlalu luas, mungkin hanya cukup untuk 2 tenda kapasitas 5 orang.
13.00-15.00 : Camp 3 – Camp 4
Dari Camp 3 ini perjalanan mulai menanjak. Hutan-hutan lebat dengan banyak tumbuhan berduri masih mendominasi jalur ini. Sekitar satu jam sampai di Camp 4. Ada 1 tenda yang sudah berdiri tetapi tak ada orangnya. Kami perkirakan ini adalah toga orang rombongan dari Surabaya. Camp 4 ini adalah yang paling luas, mampu menampung 4-5 tenda. Terjadi perubahan rencana disini. Awalnya kita akan mendirikan tenda disini dan melanjutkan perjalanan kembali besok paginya, tetapi karena ada beberapa anggota tim yang dikejar waktu, maka diputuskan kita mendirikan tenda di Camp 5 dan meninggalkan semua barang disana kemudian langsung naik nanti pukul 10. Jadi rencana 4 hari 3 malam kita ubah menjadi hanya 3 hari 2 malam.
15.30-17.00 : Camp 4 – Camp 5
Jalur ini semakin menanjak. Tumbuhan-tumbuhan berduri semakin jarang. Walaupun tidak terlalu jauh, namun butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk sampai ke pos 5 karena kondisi fisik sudah mulai terkuras.
17.00-10.00 : Istirahat di Camp 5
Camp 5 ini hanya cukup menampung 1 tenda kapasitas 5 orang, jadi anggota tim lainnya termasuk saya mendirikan tenda di bawah Camp 5, sekitar 1 menit perjalanan. Setelah mendirikan tenda, kami masak makan malam dan istirahat sejenak sebelum melanjutkan pendakian. Namun lagi-lagi, saya tak bisa tidur. Akhirnya Teplok dan Khusnandes saya ajak tidak tidur sekalian, masak air untuk menyeduh kopi dan memasak mie instan. Sekitar pukul 21.30 kami siap-siap, memasukkan barang-barang penting yang akan dibawa naik, logistik, air, obat-obatan, termasuk alat-alat panjat.
22.00-23.45 : Camp 5 – Camp 6
Ini trek paling terjal dibandingkan trek yang lain dari Camp 1 sampai Camp 9 menurut saya. Untung saja kami cuma bawa sedikit barang, kalau fullpack mungkin akan memakan waktu lebih lama lagi. Ditemani udara yang mulai dingin dan angin yang meraung-raung kencang, kami berjalan perlahan dengan diterangi headlamp masing-masing. Disini kami berpapasan dengan rombongan dari Surabaya yang mendirikan tenda di Camp 4.
Lanjut di bawah ya!!!
Setelah akhir tahun lalu melakukan pendakian di Cikuray, Pangrango, Semeru, dan Rinjanitahun ini saya baru bisa mendaki Gunung Bawakaraeng dan Raung.
Cerita ini bermula sekitar satu bulan yang lalu, sebelum mendaki Gunung Bawakaraeng di Gowa, Sulawesi Selatan. Salah seorang teman pendakian, Khusnadi alias Khusnandes alias Jhoni, berencana mendaki Gunung Raung di Banyuwangi bersama Aziz alias Teplok dan si Mantan (bukan dalam arti sebenarnya, hanya nama panggilan) pada akhir Mei yang ada beberapa hari libur. Memang kami sekarang agak jarang naik gunung lagi karena keterbatasan waktu yang disibukkan oleh pekerjaan (sebenarnya tidak terlalu sibuk juga sih, hanya karena cutinya terbatas saja). Sekembalinya dari Bawakaraeng, saya langsung nyari tiket ke Surabaya, berharap harga belum naik karena saat itu libur lumayan panjang. Dan alhamdulillah dapet tiket PP, Jumat 23 Mei dan 1 Juni 2014. Rencananya setelah mendaki Raung saya langsung pulang ke rumah, sedangkan mereka bertiga lanjut ke Gunung Argopuro.
Balikpapan - Kamis, 22 Mei 2014
Sehari sebelum berangkat, kami dapat kabar kalau Mantan tidak diijinkan cuti oleh atasannya karena harus dinas luar, saya panik karena saat itu ijin cuti saya dan Teplok juga belum keluar padahal logistik dan perlengkapan lain sudah masuk keril. Kabar buruk tak berhenti sampai disitu, Cak Nyong (Regass) yang rencanya kita minta untuk mengantar kita, ternyata sudah janjian sama orang lain. Saya langsung menghubungi teman yang pernah ke Raung awal tahun lalu, siapa tahu dia punya teman yang mau nganter. Dan sialnya, temennya teman saya itu lagi ada di Sulawesi, sedang mendaki Gunung Gandang Dewata. Untungnya dia punya kontak teman lain yang sering ngantar orang ke Gunung Raung, namanya Arif, kalau tidak mungkin kita pindah plan B, mendaki Argopuro dulu baru ke Raung. Jadi hari itu kita pastikan mulai mendaki Gunung Raung bersama Arif pada hari Minggu, setelah pertandingan final liga Champion.
Jumat, 23 Mei 2014
Rombongan kami ada 3, saya dan Teplok dari Balikpapan, tetapi beda pesawat sehingga kami janjian di terminal Bungurasih. Sedangkan Khusnandes dari Makassar. Sekitar jam 11 akhirnya tim kami lengkap. Setelah makan malam, kami langsung mencari bis tujuan Jember. Bis Surabaya-Jember memang 24 jam, kalau tidak ada yang ekonomi, yang patas pun tak masalah. Tapi kami memilih yang ekonomi saja karena lebih merakyat, hahaha. Perjalanan ke Jember sekitar 4 jam karena malam hari.
Sabtu, 24 Mei 2014
Pukul 4 pagi, kami tiba di terminal Tawang Alun, masih sepi pagi itu. Sambil menunggu bis jurusan Banyuwangi, kita hubungi Arif menanyakan tempat kita bertemu. Akhirnya setelah menunggu hampir 2 jam, bis jurusan Banyuwangi pun berangkat. Nanti kami akan turun di stasiun Kalibaru lalu dilanjutkan naik ojek sekitar 45 menit sampai rumah Pak Soeto, basecamp pendakian Gunung Raung via Wonorejo, Kalibaru. Perjalanan Jember-Kalibaru ditempuh selama 2 jam. Sebelum naik ojek ke rumah Pak Soeto, kami terlebih dahulu melengkapi perbekalan yang kurang. Disini barang logistik lumayan lengkap, jadi lebih baik membelinya disini sebelum ke basecamp.
Rumah pak Soeto sudah banyak orang ketika kami sampai pada pukul 10, mereka adalah rombongan dari Jakarta sebanyak 6 orang yang akan mulai pendakian pagi itu. Kami langsung tidur setelah sarapan dan ngobrol sebentar dengan Arif karena 2 hari ini kurang tidur, maklum lagi banyak kerjaan, haha. Ternyata nanti rombongan saya tidak hanya 4 orang saja, Arif juga diminta mengantar 3 orang dari Jogja, 2 dari Surabaya, dan 1 orang dari Bogor, jadi total ada 9 orang ditambah Arif. Tetapi sayangnya saya tak bisa tidur sama sekali, beberapa hari ini memang saya lagi kurang enak badan, namun tetap memaksakan diri buat naik Raung, mumpung ada temannya.
Datang lagi rombongan 3 orang dari Surabaya. Mereka berencana naik pagi itu juga, tetapi karena belum ijin ke Kecamatan dan Polsek setempat akhirnya mereka disuruh ijin dulu oleh Pak Soeto, setelah semua beres baru mereka boleh naik.
Setelah ashar kami bertiga sempat main-main di sekitar rumah Pak Soeto sambil menunggu rombongan lain yang datang, tetapi ternyata selepas maghrib rombongan Jogja baru tiba. Setelah itu rombongan Pataga juga datang yang dipimpin oleh Mas Yonik, salah satu orang yang membuka jalur pendakian Gunung Raung via Kalibaru tahun 2002 silam, mereka bersama 19 orang dari berbagai kota, termasuk beberapa senior Wanadri. Kami jadi minder, hanya pendaki pemula yang berambisi ke puncak sejati Raung. Jadi kami memutuskan pindah ke rumah sebelah (alasan sebenarnya karena kami ingin nonton final liga champion dan tak enak jika menganggu mereka yang sedang istirahat dengan teriakan-teriakan gak jelas)
Minggu, 25 Mei 2014
Anggota dari Surabaya dan Bogor sampai basecamp Minggu dinihari. Setelah sarapan, ijin, mengisi air masing-masing 7,5 liter per orang, dan packing ulang, serta tak lupa membungkus nasi dari rumah pak Soeto untuk makan siang, kita berangkat ke Camp 1 dengan menaiki ojek selama 30 menit. Kalau tidak ingin naik ojek, rumah Pak Soeto-Camp 1 bisa ditempuh dengan bejalan kaki selama 3 jam.
Spoiler for Rumah Pak Soeto:
08.30-11.00 : Camp 1 (Pondok Pak Sunarya) - Camp 2
Spoiler for Camp 1:
Perjalanpun dimulai, dari Camp 1 ke Camp 2 kami melewati kebun-kebun kopi hampir selama 30 menit. Tiba-tiba saya drop, mungkin karena habis sakit dan membawa beban depan belakang-keril di belakang dan daypack di depan- akhirnya saya terkapar. Disini saya sempat kepikiran untuk turun lagi, daripada nanti menyusahkan rombongan, mending saya menanggung malu ini, hahaha. Namun, berkat bantuan mas Teplok yang membawakan daypack saya dan istirahat selama 15 menit, tenaga saya pulih kembali. Perjalanan sekitar 2 jam ke Camp 2 dilalui dengan lancar. Camp 2 ini lumayan lebar, cukup untuk 3-4 tenda kapasitas 5 orang.
Spoiler for Trek Awal:
Spoiler for Tersangka Arif:
Spoiler for 30 menit sudah KO:
Spoiler for Camp 2:
11.00-12.30 : Camp 2 – Camp 3
Kami hanya istirahat sebentar disini. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Camp 3 yang ditempuh dalam waktu 1,5 jam dari Camp 2. Masih melewati hutan-hutan yang cukup lebat walaupun belum terlalu terjal namun banyak tumbuhan berduri yang siap menempel di kulit jika tak memakai lengan panjang. Bahkan memakai lengan panjangpun masih bisa tembus sampai kulit. Di camp 3 kami makan separo nasi yang kami bungkus dari rumah Pak Soeto. Sisanya rencananya kami makan nanti di Camp 5. Camp 3 tidak terlalu luas, mungkin hanya cukup untuk 2 tenda kapasitas 5 orang.
Spoiler for Vegetasi Raung:
Spoiler for Makan siang di Camp 3:
13.00-15.00 : Camp 3 – Camp 4
Dari Camp 3 ini perjalanan mulai menanjak. Hutan-hutan lebat dengan banyak tumbuhan berduri masih mendominasi jalur ini. Sekitar satu jam sampai di Camp 4. Ada 1 tenda yang sudah berdiri tetapi tak ada orangnya. Kami perkirakan ini adalah toga orang rombongan dari Surabaya. Camp 4 ini adalah yang paling luas, mampu menampung 4-5 tenda. Terjadi perubahan rencana disini. Awalnya kita akan mendirikan tenda disini dan melanjutkan perjalanan kembali besok paginya, tetapi karena ada beberapa anggota tim yang dikejar waktu, maka diputuskan kita mendirikan tenda di Camp 5 dan meninggalkan semua barang disana kemudian langsung naik nanti pukul 10. Jadi rencana 4 hari 3 malam kita ubah menjadi hanya 3 hari 2 malam.
Spoiler for Camp 4:
Spoiler for Korban tumbuhan berduri (sedikit lebay) hehe:
Spoiler for Pemandangan dari Camp 4:
Spoiler for Action dulu:
15.30-17.00 : Camp 4 – Camp 5
Jalur ini semakin menanjak. Tumbuhan-tumbuhan berduri semakin jarang. Walaupun tidak terlalu jauh, namun butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk sampai ke pos 5 karena kondisi fisik sudah mulai terkuras.
Spoiler for Menanjak terus:
17.00-10.00 : Istirahat di Camp 5
Camp 5 ini hanya cukup menampung 1 tenda kapasitas 5 orang, jadi anggota tim lainnya termasuk saya mendirikan tenda di bawah Camp 5, sekitar 1 menit perjalanan. Setelah mendirikan tenda, kami masak makan malam dan istirahat sejenak sebelum melanjutkan pendakian. Namun lagi-lagi, saya tak bisa tidur. Akhirnya Teplok dan Khusnandes saya ajak tidak tidur sekalian, masak air untuk menyeduh kopi dan memasak mie instan. Sekitar pukul 21.30 kami siap-siap, memasukkan barang-barang penting yang akan dibawa naik, logistik, air, obat-obatan, termasuk alat-alat panjat.
Spoiler for Mendirikan tenda di Camp 5:
Spoiler for Masak Makan Malam:
Spoiler for Chef And The Gang:
Spoiler for Persiapan Jalan Malam:
22.00-23.45 : Camp 5 – Camp 6
Ini trek paling terjal dibandingkan trek yang lain dari Camp 1 sampai Camp 9 menurut saya. Untung saja kami cuma bawa sedikit barang, kalau fullpack mungkin akan memakan waktu lebih lama lagi. Ditemani udara yang mulai dingin dan angin yang meraung-raung kencang, kami berjalan perlahan dengan diterangi headlamp masing-masing. Disini kami berpapasan dengan rombongan dari Surabaya yang mendirikan tenda di Camp 4.
Spoiler for Menanjak Lagi:
Spoiler for Camp 6:
Lanjut di bawah ya!!!
Diubah oleh dahulukala 10-06-2014 04:31
0
15K
95
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan