- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Green Lifestyle
"Tarsius" Si Lucu Yang Terancam Kepunahan !!


TS
aldiazonator
"Tarsius" Si Lucu Yang Terancam Kepunahan !!
Quote:
Bissmillahirahmanirahim...


Kali ini saya akan memberikan Informasi penting yang berhubungan dengan binatang Langka yang berasal Dari Indonesia.
Yap, "Tarsius" Primata cilik ini memang sudah dilindungi oleh pemerintah tapi saat ini jumlahnya terus menurun drastis akibat perburuan dan kerusakan alam yang terjadi dihabitat aslinya.
Binatang ini adalah binatang endemik Pulau Sulawesi, di Sulawesi dapat ditemukan 7 species Tarsius. tetapi yang paling dikenal yaitu Tarsius tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier)

Kali ini saya akan memberikan Informasi penting yang berhubungan dengan binatang Langka yang berasal Dari Indonesia.
Yap, "Tarsius" Primata cilik ini memang sudah dilindungi oleh pemerintah tapi saat ini jumlahnya terus menurun drastis akibat perburuan dan kerusakan alam yang terjadi dihabitat aslinya.
Binatang ini adalah binatang endemik Pulau Sulawesi, di Sulawesi dapat ditemukan 7 species Tarsius. tetapi yang paling dikenal yaitu Tarsius tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier)
Quote:
Quote:
Quote:


Tarsius adalah binatang endemik Pulau Sulawesi Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng. Di Taman Nasional Bantimurung dan Hutan lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara.
Tarsius hidup diatas pohon dan berkatifitas pada malam hari (Nocturnal). Tarsius berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon dengan lompatan hingga sejauh 3 meter. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Tarsius sendiri memiliki Mata yang bulat besar dan lebih besar dari otaknya sendiri, tarsius juga biasa disebut orang orang sebagai Monyet Terkecil, Padahal Tarsius bukanlah Monyet
.
Tarsius hidup diatas pohon dan berkatifitas pada malam hari (Nocturnal). Tarsius berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon dengan lompatan hingga sejauh 3 meter. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Tarsius sendiri memiliki Mata yang bulat besar dan lebih besar dari otaknya sendiri, tarsius juga biasa disebut orang orang sebagai Monyet Terkecil, Padahal Tarsius bukanlah Monyet

Quote:
Quote:


Quote:
BERITA #1
Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi, menurun drastis dalam 10 tahun terakhir. Diperkirakan jumlah satwa yang bernama Latin Tarsius spectrum ini, di sejumlah hutan di Sulawesi Utara, tersisa 1.800 ekor. Padahal, pada tahun 1998, jumlah tarsius masih berkisar 3.500 ekor. Sejumlah kalangan mencemaskan penurunan populasi tarsius.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan internasional mengenai satwa tarsius di Manado yang berakhir pada hari Jumat (7/11). Kegiatan itu dilanjutkan dengan aksi kerja dan workshop hingga 9 November besok. Pertemuan ini adalah konferensi internasional pertama yang khusus diselenggarakan untuk tarsius. Peserta datang berasal dari Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Amerika Serikat.
Tarsius sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, tetapi satwa ini bukan monyet, walaupun keduanya termasuk dalam ordo primata bersama orangutan dan kera besar lainnya. Satwa ini tubuhnya berwarna coklat kemerahan dengan kulit dasarnya berwarna kelabu. Telinganya lebar menghadap ke depan, sedangkan matanya besar. Hewan ini lebih melakukan aktivitasnya pada malam hari, sedangkan pada siang hari lebih banyak tidur. Hewan yang bisa melompat hingga 3 meter ini memakan serangga.
Dikonsumsi masyarakat
Dr Johny Tasirin, ahli ekologi konservasi dari Universitas Sam Ratulangi Manado, mengatakan, penurunan jumlah tarsius karena rusaknya hutan lindung Tangkoko dan sejumlah habitat di Pulau Siau serta Sangihe.
Ia mengatakan, tarsius merupakan satwa dilindungi, ditangkap masyarakat untuk dikonsumsi dalam pesta anak muda. ”Mereka makan tarsius sebagai camilan saat meneguk minuman beralkohol cap tikus,” katanya.
Oleh karena itu, ia mendesak Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara membuat Peraturan Daerah mengenai larangan menangkap tarsius diikuti sanksi pidana dan denda yang tinggi. ”Semua pihak seharusnya mendukung upaya konservasi tarsius yang merupakan simbol daerah,” katanya.
Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi, menurun drastis dalam 10 tahun terakhir. Diperkirakan jumlah satwa yang bernama Latin Tarsius spectrum ini, di sejumlah hutan di Sulawesi Utara, tersisa 1.800 ekor. Padahal, pada tahun 1998, jumlah tarsius masih berkisar 3.500 ekor. Sejumlah kalangan mencemaskan penurunan populasi tarsius.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan internasional mengenai satwa tarsius di Manado yang berakhir pada hari Jumat (7/11). Kegiatan itu dilanjutkan dengan aksi kerja dan workshop hingga 9 November besok. Pertemuan ini adalah konferensi internasional pertama yang khusus diselenggarakan untuk tarsius. Peserta datang berasal dari Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Amerika Serikat.
Tarsius sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, tetapi satwa ini bukan monyet, walaupun keduanya termasuk dalam ordo primata bersama orangutan dan kera besar lainnya. Satwa ini tubuhnya berwarna coklat kemerahan dengan kulit dasarnya berwarna kelabu. Telinganya lebar menghadap ke depan, sedangkan matanya besar. Hewan ini lebih melakukan aktivitasnya pada malam hari, sedangkan pada siang hari lebih banyak tidur. Hewan yang bisa melompat hingga 3 meter ini memakan serangga.
Dikonsumsi masyarakat
Dr Johny Tasirin, ahli ekologi konservasi dari Universitas Sam Ratulangi Manado, mengatakan, penurunan jumlah tarsius karena rusaknya hutan lindung Tangkoko dan sejumlah habitat di Pulau Siau serta Sangihe.
Ia mengatakan, tarsius merupakan satwa dilindungi, ditangkap masyarakat untuk dikonsumsi dalam pesta anak muda. ”Mereka makan tarsius sebagai camilan saat meneguk minuman beralkohol cap tikus,” katanya.
Oleh karena itu, ia mendesak Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara membuat Peraturan Daerah mengenai larangan menangkap tarsius diikuti sanksi pidana dan denda yang tinggi. ”Semua pihak seharusnya mendukung upaya konservasi tarsius yang merupakan simbol daerah,” katanya.
Quote:
BERITA #2
METRO, Sitaro- Keberadaan Tarsius Tumpara sebagai satwa khas Pulau Siau, makin memrihatinkan. Pasalnya, jumlah spesies asli Pulau Karangetang (sebutan lain Pulau Siau,red) terus mengalami kelangkaan, bahkan terancam punah.
Sebagaimana diungkapkan Senin (11/11/2013) oleh pentolan Komunitas Pencinta Alam Sitaro (Kompas), Buyung Mangague SH, nyaris punahnya Tarsius Tumpara disebabkan makin sempitnya habitat tempat hidup mereka. Bahkan, kesimpulan soal kepunahan tersebut sudah termuat dalam catatan yang ditulis seorang peneliti luar negeri bernama DR Mayron, berjudul ‘New Species of Tarsier From Siau Island’.
“Dalam catatan itu disebutkan jumlah Tarsius Tumpara semakin langka,” ujarnya.
Meski begitu, lanjutnya, selain habitat yang terancam, kepunahan spesies langka ini juga banyak disebabkan oleh perburuan liar yang dilakukan masyarakat.
“Kebanyakan warga masih belum mengetahui persis tentang keunikan dari hewan ini. Sehingga mereka seenaknya melakukan perburuan,” ujarnya.
Dikatakannya, beberapa waktu lalu ada sejumlah peneliti yang melakukan kunjungan ke Siau untuk meneliti perihal keberadaan hewan Tarsius Tumpara. Dari penelitian itu, kata dia, terungkap bahwa satwa ini mudah stres jika kehidupannya terancam. Nah, stres ini juga menjadi salah pemicu kepunahan Tarsius.
“Contohnya, jika habitat mereka terbakar atau dibakar, maka Tarsius akan memilih ikut membakar diri bersama alam yang di tempati,” ungkapnya.
Karena itu, Buyung berharap masyarakat dapat memahami perihal keberadaan satwa liar ini. Dia meminta, sebagai bagian dari kekayaan alam, spesies Tarsius Tumpara harus dijaga demi kepentingan bersama.
Di Siau sendiri, habitat asli Tarsius Tumpara terdapat di kawasan Pegunungan Tamata, hutan Kampung Biau, Murake, Kalihiang, Balirangeng, serta tempat dimana sementara dilaksanakan pembangunan bandara, yakni Pihise. Tarsius sendiri dikenal sebagai satwa endemik Sulut. Selain di Siau, hewan bermata besar bertubuh mungil ini juga bisa ditemukan di Bitung, dan Minahasa.
METRO, Sitaro- Keberadaan Tarsius Tumpara sebagai satwa khas Pulau Siau, makin memrihatinkan. Pasalnya, jumlah spesies asli Pulau Karangetang (sebutan lain Pulau Siau,red) terus mengalami kelangkaan, bahkan terancam punah.
Sebagaimana diungkapkan Senin (11/11/2013) oleh pentolan Komunitas Pencinta Alam Sitaro (Kompas), Buyung Mangague SH, nyaris punahnya Tarsius Tumpara disebabkan makin sempitnya habitat tempat hidup mereka. Bahkan, kesimpulan soal kepunahan tersebut sudah termuat dalam catatan yang ditulis seorang peneliti luar negeri bernama DR Mayron, berjudul ‘New Species of Tarsier From Siau Island’.
“Dalam catatan itu disebutkan jumlah Tarsius Tumpara semakin langka,” ujarnya.
Meski begitu, lanjutnya, selain habitat yang terancam, kepunahan spesies langka ini juga banyak disebabkan oleh perburuan liar yang dilakukan masyarakat.
“Kebanyakan warga masih belum mengetahui persis tentang keunikan dari hewan ini. Sehingga mereka seenaknya melakukan perburuan,” ujarnya.
Dikatakannya, beberapa waktu lalu ada sejumlah peneliti yang melakukan kunjungan ke Siau untuk meneliti perihal keberadaan hewan Tarsius Tumpara. Dari penelitian itu, kata dia, terungkap bahwa satwa ini mudah stres jika kehidupannya terancam. Nah, stres ini juga menjadi salah pemicu kepunahan Tarsius.
“Contohnya, jika habitat mereka terbakar atau dibakar, maka Tarsius akan memilih ikut membakar diri bersama alam yang di tempati,” ungkapnya.
Karena itu, Buyung berharap masyarakat dapat memahami perihal keberadaan satwa liar ini. Dia meminta, sebagai bagian dari kekayaan alam, spesies Tarsius Tumpara harus dijaga demi kepentingan bersama.
Di Siau sendiri, habitat asli Tarsius Tumpara terdapat di kawasan Pegunungan Tamata, hutan Kampung Biau, Murake, Kalihiang, Balirangeng, serta tempat dimana sementara dilaksanakan pembangunan bandara, yakni Pihise. Tarsius sendiri dikenal sebagai satwa endemik Sulut. Selain di Siau, hewan bermata besar bertubuh mungil ini juga bisa ditemukan di Bitung, dan Minahasa.
Quote:

Quote:
"GALLERY OF TARSIUS"
Spoiler for Tarsius:

Rame rame nih

Spoiler for Tarsius:

wow mata belo

Spoiler for Tarsius:

imut ya gan

Spoiler for Tarsius:

Diatas pohon

Spoiler for Tarsius:

lagi ngapain tuh ?

Spoiler for Tarsius:

diranting

Spoiler for Tarsius:

lucu nyaaa

Spoiler for Tarsius:

diatas pohon

Spoiler for Tarsius:

keren yaaa

Spoiler for Tarsius:

Bandingin sama tanga coba


Spoiler for Tarsius:

tarsius again

Spoiler for Tarsius:

Lagiii

Spoiler for Tarsius:

Imut bgt ya

Spoiler for Tarsius:

lagi ngumpet nih

Spoiler for Tarsius:

kecil yaa

Spoiler for Tarsius:

Tarcius in action

Spoiler for Tarsius:

lagi ngapain ya ?

Spoiler for Tarsius:

nempel dipohon

Spoiler for Tarsius:

lucu nyaa

Spoiler for Tarsius:

Tarcius again

Spoiler for Tarsius:

WOOW

Spoiler for Tarsius:

lucu banget dah

Spoiler for Tarsius:

Keren benget deh

Spoiler for Tarsius:

Hay tarcius

Spoiler for Tarsius:

Bergerombolan

Spoiler for Tarsius:

Tidur dipohon

Spoiler for Tarsius:

sebesar jempol

Spoiler for Tarsius:

lucu nih

Spoiler for Tarsius:

cilik ya

Spoiler for Tarsius:

wow tatapannya

Spoiler for Tarsius:
The Last ...

Quote:
Quote:


Sehubungan dengan mulai melangkanya Primata endemik nan unik asal Sulawesi ini mari kita jaga selalu Habitatnya gan Biar lestari terus 

Quote:
Yang unik dari Tarsius ini yaitu dia itu termasuk primata terkecil loh gan, ukurannya hanya sekepalan tangan manuasia aja. Selain itu Tarsius juga punya mata bulat besar yang lebih besar dari pada otaknya
Dan yang lebih menakjubkannya lagi, Tarsius ini bisa melompat dari satu pohon ke pohon lain dengan jarak lompatannya yaitu 3 Meter.
Luar Biasa bukan ?

Luar Biasa bukan ?
Quote:
Sekira segitu dulu Informasi mengenai Kelangkaan Tarsius yang bisa saya Sampaikan.
Kurang lebihnya mohon maaf ya !
Kurang lebihnya mohon maaf ya !

Quote:

Sumber terciptanya Thread ini lewat berbagai Sumber yang sedah saya pilih yang terbaik Pastinya

Tarsius Mulai Punah #Sumber

Alhamdulillah informasi penting ini bukanlah informasi Repost.. Silahkan Cek melalui Link dibawah ini
No Repost !
Saya Beri bukti Screenshot-nya biar afdol gan :

Spoiler for Jangan Lupa Rate 5 nya Juga gan Kalo Bermanfaat !:


Diubah oleh aldiazonator 09-06-2014 12:54
0
57.9K
Kutip
556
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan