- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Alasan Koala Selalu Memeluk Pohon


TS
bagaswara
Alasan Koala Selalu Memeluk Pohon

Quote:
Dalam berbagai foto atau video dokumenter, koala sering kali terlihat sedang tertidur sambil memeluk pohon atau bertengger di dahan. Ternyata, hewan khas Benua Australia ini bukannya pemalas, tapi demi kelangsungan hidup mereka.
Peneliti dari Melbourne Univerity meneliti aktivitas koala menggunakan kerah radio yang dipasangkan pada mamalia itu. Alat ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh koala dan lingkungan sekitarnya.
Agar tidak dehidrasi, koala akan memeluk pohon dengan erat, bahkan seperti menempel. Ternyata, suhu pada batang pohon yang mereka peluk biasanya bisa hingga di bawah 9 derajat Celsius. Dengan memeluk pohon, koala akan mentransfer suhu panas dari tubuh mereka agar tidak kepanasan.
Musim panas di Australia bisa mencapai 30-50 derajat Celsius, bahkan lebih. Dengan suhu sepanas ini, udara juga menjadi kering dan koala mudah sekali dehidrasi.
"Dengan memeluk pohon, koala dapat menghemat sekitar separuh kebutuhan air mereka. Tubuh koala juga kan menjadi lebih sejuk saat udara sedang panas. Tak heran, mereka terlihat begitu nyaman," kata seorang peneliti, Natalie Briscoe, seperti dilaporkan Daily Mail, Selasa, 3 Juni 2014.
Pada 2009, sekitar seperempat dari populasi koala di Queensland dan New South Wales mati karena gelombang panas yang terjadi saat itu.
Selain cuaca, perburuan liar juga mengurangi populasi koala secara signifikan. Untuk melindungi koala, pemerintah Australia telah menetapkan koala sebagai hewan yang harus dilindungi dari kepunahan.
Peneliti dari Melbourne Univerity meneliti aktivitas koala menggunakan kerah radio yang dipasangkan pada mamalia itu. Alat ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh koala dan lingkungan sekitarnya.
Agar tidak dehidrasi, koala akan memeluk pohon dengan erat, bahkan seperti menempel. Ternyata, suhu pada batang pohon yang mereka peluk biasanya bisa hingga di bawah 9 derajat Celsius. Dengan memeluk pohon, koala akan mentransfer suhu panas dari tubuh mereka agar tidak kepanasan.
Musim panas di Australia bisa mencapai 30-50 derajat Celsius, bahkan lebih. Dengan suhu sepanas ini, udara juga menjadi kering dan koala mudah sekali dehidrasi.
"Dengan memeluk pohon, koala dapat menghemat sekitar separuh kebutuhan air mereka. Tubuh koala juga kan menjadi lebih sejuk saat udara sedang panas. Tak heran, mereka terlihat begitu nyaman," kata seorang peneliti, Natalie Briscoe, seperti dilaporkan Daily Mail, Selasa, 3 Juni 2014.
Pada 2009, sekitar seperempat dari populasi koala di Queensland dan New South Wales mati karena gelombang panas yang terjadi saat itu.
Selain cuaca, perburuan liar juga mengurangi populasi koala secara signifikan. Untuk melindungi koala, pemerintah Australia telah menetapkan koala sebagai hewan yang harus dilindungi dari kepunahan.
sumber: TEMPO
hooo baru tau, ternyata ada fungsinya toh kirain hewan malas seperti ini


Spoiler for tambahan pengetahuan:
Koala Banyak Dibantai di Australia
Fakta meningkatnya penderitaan dan tingginya jumlah kematian koala di perkebunan kayu di kawasan Victoria, menjadi bukti kegagalan pemerintah Australia melindungi satwa ikonik tersebut.
Sebuah organisasi konservasi terkemuka menemukan jumlah koala yang dibantai oleh pembalak di perkebunan kayu di seluruh tenggara Australia, sudah berada pada level mengkhawatirkan.
Menurut laporan pada Senin malam sekitar pukul 19.30, beberapa koala termasuk bayi koala terkapar mati di kawasan perkebunan. Bahkan, satu koala tewas tanpa lengan, sementara yang lain terluka parah sehingga terpaksa pindah ke daerah semak baru yang tak terlihat.
Ribuan Koala saat ini mengungsi dan berlindung ke sejumlah perkebunan kayu besar di seluruh kawasan Australia Selatan, yang sebentar lagi akan memasuki masa panen. Populasi koala menurun karena berkurangnya habitat asli mereka.
Laporan tersebut menampilkan klaim bahwa populasi koala sedang berada di ambang pembantaian, yang sebagian besar disebabkan oleh praktek penebangan di beberapa wilayah barat daya Australia.
Pembalak kayu menebang pohon-pohon tanpa mempedulikan keberadaan satwa liar sehingga banyak dari satwa yang mengalami luka parah seperti punggung patah, kaki putus, maupun induk hewan mati dengan meninggalkan bayinya.
Seorang pekerja kayu anonim mengaku menemukan koala mati seperti hal lazim sehari-hari. “Kadang-kadang pasangan koala mati setiap jam. Kadang-kadang hanya satu hari. Anda biasanya akan menemukan mereka di tanah dengan keadaan mati atau terluka parah,” ujarnya seperti dikutip dari laman Mongabay, Kamis, 25 Juli 2013.
Deborah Tabart, Kepala Eksekutif the Australian Koala Foundation, mengatakan, publik Australia harus menekan pemerintah federal dan negara karena telah gagal menjaga koala. “Saya telah melihat banyak hal-hal buruk terjadi pada koala, tapi ini adalah amunisi terbaik untuk mendapatkan koala benar-benar dilindungi,” katanya.
Ia menambahkan, pemerintah bagian Victoria telah gagal untuk memeriksa dan mengawasi aktivitas para penebang hutan dalam upaya mengurangi risiko terhadap koala. Sedangkan pemerintah federal telah keliru dengan tidak memasukkan koala ke dalam daftar hewan terancam punah di Victoria, Australia.
Lee Rhiannon, senator yang peduli lingkungan, mengatakan bahwa skala kematian koala dan tingkat cedera sudah membahayakan. “Industri penebangan kayu sangat membutuhkan protokol permanen untuk memastikan pohon ditebang dengan dampak minimal terhadap koala, dan habitat koala wajib dilindungi sehingga mereka dapat bergerak leluasa,” katanya.
Jill Rowley, penyelamat satwa liar dari pegunungan Gambier di Selatan Australia, mengatakan, terkadang perusahaan kayu memanggil mereka untuk meminta bantuan menangani binatang yang terluka. “Saya tahu di lokasi seperti itu ada sekitar 20-21 koala yang terbunuh, 14 diantaranya bahkan harus saya euthanasia (suntik mati) sendiri,” katanya.
sumber: TEMPO
Fakta meningkatnya penderitaan dan tingginya jumlah kematian koala di perkebunan kayu di kawasan Victoria, menjadi bukti kegagalan pemerintah Australia melindungi satwa ikonik tersebut.
Sebuah organisasi konservasi terkemuka menemukan jumlah koala yang dibantai oleh pembalak di perkebunan kayu di seluruh tenggara Australia, sudah berada pada level mengkhawatirkan.
Menurut laporan pada Senin malam sekitar pukul 19.30, beberapa koala termasuk bayi koala terkapar mati di kawasan perkebunan. Bahkan, satu koala tewas tanpa lengan, sementara yang lain terluka parah sehingga terpaksa pindah ke daerah semak baru yang tak terlihat.
Ribuan Koala saat ini mengungsi dan berlindung ke sejumlah perkebunan kayu besar di seluruh kawasan Australia Selatan, yang sebentar lagi akan memasuki masa panen. Populasi koala menurun karena berkurangnya habitat asli mereka.
Laporan tersebut menampilkan klaim bahwa populasi koala sedang berada di ambang pembantaian, yang sebagian besar disebabkan oleh praktek penebangan di beberapa wilayah barat daya Australia.
Pembalak kayu menebang pohon-pohon tanpa mempedulikan keberadaan satwa liar sehingga banyak dari satwa yang mengalami luka parah seperti punggung patah, kaki putus, maupun induk hewan mati dengan meninggalkan bayinya.
Seorang pekerja kayu anonim mengaku menemukan koala mati seperti hal lazim sehari-hari. “Kadang-kadang pasangan koala mati setiap jam. Kadang-kadang hanya satu hari. Anda biasanya akan menemukan mereka di tanah dengan keadaan mati atau terluka parah,” ujarnya seperti dikutip dari laman Mongabay, Kamis, 25 Juli 2013.
Deborah Tabart, Kepala Eksekutif the Australian Koala Foundation, mengatakan, publik Australia harus menekan pemerintah federal dan negara karena telah gagal menjaga koala. “Saya telah melihat banyak hal-hal buruk terjadi pada koala, tapi ini adalah amunisi terbaik untuk mendapatkan koala benar-benar dilindungi,” katanya.
Ia menambahkan, pemerintah bagian Victoria telah gagal untuk memeriksa dan mengawasi aktivitas para penebang hutan dalam upaya mengurangi risiko terhadap koala. Sedangkan pemerintah federal telah keliru dengan tidak memasukkan koala ke dalam daftar hewan terancam punah di Victoria, Australia.
Lee Rhiannon, senator yang peduli lingkungan, mengatakan bahwa skala kematian koala dan tingkat cedera sudah membahayakan. “Industri penebangan kayu sangat membutuhkan protokol permanen untuk memastikan pohon ditebang dengan dampak minimal terhadap koala, dan habitat koala wajib dilindungi sehingga mereka dapat bergerak leluasa,” katanya.
Jill Rowley, penyelamat satwa liar dari pegunungan Gambier di Selatan Australia, mengatakan, terkadang perusahaan kayu memanggil mereka untuk meminta bantuan menangani binatang yang terluka. “Saya tahu di lokasi seperti itu ada sekitar 20-21 koala yang terbunuh, 14 diantaranya bahkan harus saya euthanasia (suntik mati) sendiri,” katanya.
sumber: TEMPO
0
3.5K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan