Kaskus

News

randi.cuAvatar border
TS
randi.cu
wow!!! anak negri bisa merubah tank menjadi sapi
gan ane kasih tau emoticon-Cool kalau agan udah tau gpp sih. emoticon-Big Grin

bahwa anak negri ini bisa ciptakan baju tank , sehingga yang terlihat oleh radar musuh tank ini berubah bentuk menjadi sapi... emoticon-2 Jempol emoticon-Jempol

ane ambil sumbernya dari facebook

IDM - Penyusupan kendaraan militer
ke pihak musuh harus lolos
dari sensor termal atau panas.

Untuk itu, mahasiswa dan
dosen Teknik Elektro ITB
merintis teknologi
penyamaran untuk tank atau
pengangkut infanteri.
Kelak kendaraan itu seakan
menghilang dari pantauan,
atau berubah wujud seperti
hewan atau kendaraan sipil.

Kamuflase termal untuk
kendaraan militer itu digarap
Adrian Yopi Gazali, Claudius
Andri, dan Gregorius Famalt,
mahasiswa Teknik Elektro ITB
2010. Bentuknya semacam
sisik berupa pelat tembaga
berukuran 12,5 sentimeter
sama sisi, setebal 0,4
milimeter.

"Ukuran itu menyesuaikan
satu pixel pada kamera
pengintai termal," kata Adrian
kepada Tempo di acara
Electrical Engineering Days di
Aula Barat ITB yang
berlangsung dari 3-6 Juni
2014. Sisik-sisik kamuflase itu
menjadi pelapis luar
kendaraan militer.

Untuk
pengangkut infanteri seperti
Anoa buatan PT Pindad, kata
Adrian, kurang-lebih
diperlukan 1.200 sisik
kamuflase. Pemasangannya
perlu memakai kerangka
tambahan pada kendaraan
jadi.

Di belakang tiap sisik itu, pelat
tembaga disambungkan ke
sejumlah komponen utama,
seperti heatsink yang
membuang panas, peltier
sebagai pendingin atau
pemanas, relay untuk
mengubah pelat menjadi
panas atau dingin, serta
sensor termal untuk
mendapatkan suhu di
lingkungan sekitarnya.
Tiap sisik harus dipasang
sepasang pada posisi
berseberangan agar sanggup
membaca temperatur
lingkungan dengan optimal.

"Jika berada di hutan atau
semak, tank akan lenyap dari
pantauan karena suhunya
mengikuti kondisi sekitar,"
ujarnya.

Sisik kamuflase juga bisa
diatur agar panasnya
membentuk hewan atau
kendaraan sipil untuk
mengelabui musuh. Kamuflase
itu untuk operasi malam hari
yang pemantauan umumnya
memakai kamera termal.

Menurut Andri, studi tugas
akhir ini melanjutkan riset
tahun lalu yang menjajal pelat
dari bahan aluminium. Dari
hasil uji coba mereka, pelat
aluminium lebih lambat panas
daripada tembaga sehingga
lebih boros tenaga listriknya.

Namun mereka juga belum
puas, karena tembaga yang
sanggup panas dalam 38
detik, masih terhitung lambat
dibanding komponen peltier
yang bisa menghasilkan panas
kurang dari lima detik.

Konduktivitas termal peltier
juga lebih baik, yakni berkisar
-10 hingga 70 derajat celsius,
adapun tembaga berkisar
15-30 derajat. "Bahan itu
perlu dipelajari lagi jenis
materialnya," kata dia.
Masalah terbesar teknologi
mereka yaitu daya listrik untuk
pemakaian sisik kamuflase.

Tiap sisik tembaga misalnya,
butuh listrik hingga 60 watt.
Mereka belum menemukan
jalan keluarnya...

semoga negri kita ini menjadi lebih mandiri... emoticon-I Love Indonesia (S)
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 7 suara
bagaimana menurut agan tread ini. newbi
baik
0%
kurang baik/ lumayan
100%
buruk/ancur
0%
0
4.2K
25
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan