Kanal Banjir Jakarta adalah kanal yang dibuat agar aliran sungai Ciliwung melintas di luar Batavia, tidak di tengah kota Batavia. Kanal banjir ini merupakan gagasan Prof H van Breen dari Burgelijke Openbare Werken atau disingkat BOW, cikal bakal Departemen PU, yang dirilis tahun 1920. Studi ini dilakukan setelah banjir besar melanda Jakarta dua tahun sebelumnya. Inti konsep ini adalah pengendalian aliran air dari hulu sungai dan mengatur volume air yang masuk ke kota Jakarta. Termasuk juga disarankan adalah penimbunan daerah-daerah rendah.
Selain sebagai pengendali banjir (meskipun kadang masih banjir juga ) ternyata Kanal Banjir Jakarta banyak mendatangkan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Spoiler for Pemandangan BKT:
Pemandangan bagian hulu Kanal Banjir Timur yang membelah permukiman Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur.
Spoiler for Tempat Hajatan:
Sebuah hajatan pernikahan dirayakan dengan pementasan irama kasidah di sebuah rumah di Bambu Kuning, Marunda, Jakarta Utara. Sejak KBT menampung aliran lima sungai, empang-empang bandeng milik warga di sini tak pernah lagi keracunan limbah pabrik.
Spoiler for Perawatan BKT:
Merawat Selokan RaksasaPara petugas dari Dinas Pertamanan DKI Jakarta tengah memangkas rumput liar di tanggul hingga bantaran KBT. Pekerjaan mereka kerap terbantu oleh petani-petani liar yang dengan sendirinya merapikan bantaran untuk bertanam kangkung atau bayam.
Spoiler for Tempat Wisata:
Rezeki kanalDarmo, berusia 26 tahun, menanti pelanggan yang hendak naik kuda untuk berkeliling di jalan inspeksi KBT. Setiap hari Minggu, kawasan Pintu Bendung Gerak Malakasari memang menjadi pusat kegiatan olahraga dan wisata bagi warga sekitarjuga aneka pedagang makanan dan minuman yang menambang rezeki.
Spoiler for Tempat Adu Burung:
Adu merpati tinggiPara penghobi merpati tinggi sedang melatih merpati andalan mereka agar terampil saat dilombakan. Di Bambu Kuning, sekitar kawasan KBT, rawa yang mengering menjadi tempat adu merpati tinggi. Saat lomba, mobil-mobil mewah menghiasi bahu jalan inspeksi.
Spoiler for Tempat Mancing:
NELAYAN MARUNDAAhmad, lelaki berusia 70 tahun dari Marunda, pulang dari melaut di Minggu sore. Setiap akhir pekan atau liburan, muara kanal ramai lalu lintas perahu yang mengantarkan penghobi pancing ke Teluk Jakarta. Sebelum adanya KBT, kawasan ini sepi pengunjung.
Spoiler for Tempat Pacaran :
Romansa kanalSetiap Sabtu malam, jalan inspeksi kanal yang membentang dari Cipinang Besar Selatan sampai Malakasari disemarakkan oleh kehidupan malam. Bahkan, seruas jalan inspeksi yang dibiarkan tak berlampu marga itu juga menawarkan pesona bermalam panjang di tepian kanal bagi pasangan muda.
Original Posted By rockokok►ane tambahin gan BKT menjelang senja...
kalo berkenan pekiwan gan...
Quote:
Original Posted By suka2kamu►Tapi kurangnya kesadaran warga untuk menjaga lingkungan menjadi sebuah tugas yang berat buat DKI
Quote:
Original Posted By devalego►buat spedaan ama main layangan gan
Quote:
Original Posted By lookin4luck►jadi inget..
dulu ane sering ksana..
tukang makanannya banyak..
bejejer sepanjang pinggir kanal..
Quote:
Original Posted By cabulerss►BKT ya gan
kalo yang ane tau sih emang bagus gan pemandangannya sekarang
cuma ya gitu deh jadi tempat pacaran muda mudi wkwkwk
Quote:
Original Posted By danpangestu►Reserved yee gan ane mau cerita bentar ;
sekarang gw lulus SMA, berarti 2 tahun lalu terakhir gw disana liat pemukiman kumuh. sekarang masih ada gak gan ?
2 tahun lalu gw diberi tugas geografi untuk sekedar observasi ke tempat pemukiman2 kumuh, setelah gw survei ke berbagai tempat gw lewat lewat kalimalang-bkt ternyata ada tumpukan seperti rumah rumah seperti habis di gusur, ini hanya pemandangan dari luar. dan gw liat ada cukup banyak orang berlalu-lalang disitu. gw simpulkan kalo disitu pasti ada tempat tinggal, akhirnya hari besoknya gw dan kelompok gw pergi kesitu dan ternyata bener, ada kehidupan disana.
gw mulai jalan dan nanya satu persatu ke orang disitu buat gw wawancara tapi selalu di oper ke entah itu ketua atau 'kepala desa' disana. gw jalan di atas tanah yang di kelilingi tumpukan kayu & seng serta banyak sampah lainnya. bahkan gw lihat ada 'gunung' sampah yang gak terlalu besar, lalu di sampingnya ada 'benteng' yang di kelilingi triplek bahkan gw gak bisa lihat apa yang ada di dalamnya dan ternyata itu kumpulan rumah orang.
gw masuk lewat pintu kecil dan ternyata banyak orang tinggal disana, gw bisa liat sedikit kendaraan bermotor roda dua terpakir disana walaupun jarang jarang, bahkan gw bisa liat warung kecil disana. setelah gw liat liat gw sampailah di satu keluarga yang bersedia gw wawancara. gw lupa bagaimana lengkap jalannya wawancara itu, tapi yang gw inget disana ternyata mereka "Ngontrak rumah, bayar air & listrik, seperti rumah pada biasanya", padahal di depan jalan gw liat ini tanah ada tulisan bahwa ini "TANAH SENGKETA". dan tepat pas gw kesana keluarga itu lagi masak banyak ayam goreng, pas gw tanya ini banyak sekali ayam buat apa ? ternyata itu sumbangan atau hajatan dari orang yang bisa dibilang bosnya. jadi mereka bayar uang bulanan air dsb ke bos mereka ini, (tapi sayangnya gw gak bertemu bosnya). masih banyak sebenernya yang gw tanya tapi gw lupa. intinya yang saya liat itu adalah tanah sengketa yang sepertinya sudah digusur, tapi tetap ada orang hidup disana.
mungkin kalo kalian lihat sendiri bakalan gak nyangka ternyata dulu bisa seburuk yang gw ceritain ini. tapi gw udah gak pernah liat lagi sih keadaan disana, setelah lihat thread ini kayaknya bkt sudah 'bagus'