- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
[BUMERANG] Tokoh2 Yg di Bully Cyber Army Jokowi


TS
smartvoter
[BUMERANG] Tokoh2 Yg di Bully Cyber Army Jokowi
Jokowi kita tau selalu dibackup oleh cyber armynya, untuk menjaga citranya tetap tinggi, siapa pun yg mengkritik pasti dihabisi, model demokrasi kebablasan, berikut tokoh yg berseberangan dengan jokowi dan di bully pasukan jasmev :
1. Yusuf Mansur
2. SBY (PTESIDEN)
3. Ridwan Saidi (budayawan)
3. Nurhayati
4. Iberamsjah (udah meninggal msh terus dibully) [PARAH]
Politik santun pernah diperkenalkan SBY dimasa mulai berkuasanya dan kekuasaanya ane pikir lebih elegan.
jokowi memperkenalkan politik 'Bully', siapa pun yg berseberangan akan di bully dan dinistakan
Sekarang jadi bumerang bagi kubu jokowi tokoh2 yg di bully nya tidak mendukungnya.
Belajar dr kondisi ini, janganlah ketika berkuasa semaunya menggunakan kekuasaan, ketika suatu saat tidak jd musuh bagi rakyat.
Silahkan tambahin gann....
Untuk mengingatkan sj kl kt mencari musuh maka siap2 bumerang itu menghampiri kita....
1. Yusuf Mansur
Spoiler for 1.yusuf mansur:
Merdeka.com - Ustad Yusuf Mansur diejek karena tweet-nya di Twitter. Sebelumnya, Ustad Yusuf Mansur sempat menulis tweet, kalau penghinaan terhadap ulama dan ustad sama saja menghina umat Islam.
Cerita berawal saat Yusuf dalam akun Twitter-nya menulis soal pemimpin yang amanah. Tiba-tiba, komentar tersebut direspon dan dikaitkan dengan gaya kepemimpinan Jokowi di Solo yang tidak amanah, lantaran tidak menyelesaikan tugasnya padahal sudah disumpah saat pelantikan.
Dalam hitungan detik, tweet itu langsung mendapat respon dari akun yang membela Jokowi. Misalnya, @kurawa yang membalas dengan kata, "Tapi ingat tad substansi & timing anda bcr spt itu jgn pikir kita ini bodoh."
Tweet tersebut dibalas Yusuf dengan, "wooo... Maaf ya. Maafin saya. Ga mikir gitu koq," tulisnya.
Mendapat reaksi keras dari para pengguna Twitter, seperti akun @asbabul_junub yang menulis, "Ente dibayar berapa sama Foke? ustad abal2 ente nih," pun ditanggapi santai oleh sang ustaz.
"Maksudnya? Saya paham, pasti ttg tweet saya ya? Itu universal Pak," kata Yusuf yang me-retweet.
Tanggapan kepada Ustad Yusuf Mansyur itu mengundang simpati dari @triomacan2000. Akun twitter yang sering menulis soal dugaan kasus korupsi para pejabat publik ini menyayangkan kondisi yang dianggap sebagai bentuk politisasi.
"Ustad Yusuf Mansyur hanya mengingatkan jemaahnya dalam akun twitternya, tiba-tiba diserang dan dihujat oleh relawan kotak-kotak dengan bahasa yang sungguh sangat menyakitkan umat muslim, ini Pemilu gaya apa?" tulis salah satu tweet yang mendukung sang ustad.
Sampai berita ini diturunkan, Ustad Yusuf Mansyur sendiri belum bisa dihubungi (kpl/adt/rea/dew) ember: http://m.merdeka.com/artis/cerita-ustad-yusuf-mansur-dengan-pendukung-jokowi-di-twitter.html
Cerita berawal saat Yusuf dalam akun Twitter-nya menulis soal pemimpin yang amanah. Tiba-tiba, komentar tersebut direspon dan dikaitkan dengan gaya kepemimpinan Jokowi di Solo yang tidak amanah, lantaran tidak menyelesaikan tugasnya padahal sudah disumpah saat pelantikan.
Dalam hitungan detik, tweet itu langsung mendapat respon dari akun yang membela Jokowi. Misalnya, @kurawa yang membalas dengan kata, "Tapi ingat tad substansi & timing anda bcr spt itu jgn pikir kita ini bodoh."
Tweet tersebut dibalas Yusuf dengan, "wooo... Maaf ya. Maafin saya. Ga mikir gitu koq," tulisnya.
Mendapat reaksi keras dari para pengguna Twitter, seperti akun @asbabul_junub yang menulis, "Ente dibayar berapa sama Foke? ustad abal2 ente nih," pun ditanggapi santai oleh sang ustaz.
"Maksudnya? Saya paham, pasti ttg tweet saya ya? Itu universal Pak," kata Yusuf yang me-retweet.
Tanggapan kepada Ustad Yusuf Mansyur itu mengundang simpati dari @triomacan2000. Akun twitter yang sering menulis soal dugaan kasus korupsi para pejabat publik ini menyayangkan kondisi yang dianggap sebagai bentuk politisasi.
"Ustad Yusuf Mansyur hanya mengingatkan jemaahnya dalam akun twitternya, tiba-tiba diserang dan dihujat oleh relawan kotak-kotak dengan bahasa yang sungguh sangat menyakitkan umat muslim, ini Pemilu gaya apa?" tulis salah satu tweet yang mendukung sang ustad.
Sampai berita ini diturunkan, Ustad Yusuf Mansyur sendiri belum bisa dihubungi (kpl/adt/rea/dew) ember: http://m.merdeka.com/artis/cerita-ustad-yusuf-mansur-dengan-pendukung-jokowi-di-twitter.html
2. SBY (PTESIDEN)
Spoiler for 2.sby:
Jakarta - Presiden SBY sering mendapat keluhan dari masyarakat salah satunya soal kemacetan Jakarta. Presiden SBY mempersilakan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi atau keluhannya kepada para kepala daerah masing-masing.
"Kalau biang kemacetan di Jakarta datanglah ke Pak Jokowi. Kalau biang kemacetan di Bandung datang ke Pak Ahmad Heryawan atau walikota Bandung, Semarang, Medan, Makassar," ungkap SBY.
Hal itu dikatakan saat SBY menerima pengurus KADIN di Istana Bogor, Jabar, Senin (4/11/2013).
SBY mengatakan saat ini Indonesia menganut sistem desentralisasi otonomi daerah. Maka dari itu tanggungjawab masalah di daerah dipegang oleh masing-masing kepala daerah.
"Jangan unjuk rasanya bolak balik di depan Istana. Sudah terbagi habis, semua bertanggungjawab. Pasti kalau bapak datang baik-baik akan direspon. Itulah tugas gubernur, bupati, walikota," imbuhnya.
SBY juga pernah ditanya oleh pemimpin negara-negara sahabat soal kemacetan Jakarta. SBY juga ditanya soal bagaimana solusi mengatasi kemacetan tersebut.
"Kan saya nggak enak ditanya bagaimana solusinya. Di Jakarta, di Bandung, di Surabaya, di mana-mana gitu. Yang harus jelaskan gubernurnya, walikotanya. Begini pak konsep kami. Pemerintah pusat bisa membantu, memberikan kemudahan-kemudahan," paparnya.
"Kalau biang kemacetan di Jakarta datanglah ke Pak Jokowi. Kalau biang kemacetan di Bandung datang ke Pak Ahmad Heryawan atau walikota Bandung, Semarang, Medan, Makassar," ungkap SBY.
Hal itu dikatakan saat SBY menerima pengurus KADIN di Istana Bogor, Jabar, Senin (4/11/2013).
SBY mengatakan saat ini Indonesia menganut sistem desentralisasi otonomi daerah. Maka dari itu tanggungjawab masalah di daerah dipegang oleh masing-masing kepala daerah.
"Jangan unjuk rasanya bolak balik di depan Istana. Sudah terbagi habis, semua bertanggungjawab. Pasti kalau bapak datang baik-baik akan direspon. Itulah tugas gubernur, bupati, walikota," imbuhnya.
SBY juga pernah ditanya oleh pemimpin negara-negara sahabat soal kemacetan Jakarta. SBY juga ditanya soal bagaimana solusi mengatasi kemacetan tersebut.
"Kan saya nggak enak ditanya bagaimana solusinya. Di Jakarta, di Bandung, di Surabaya, di mana-mana gitu. Yang harus jelaskan gubernurnya, walikotanya. Begini pak konsep kami. Pemerintah pusat bisa membantu, memberikan kemudahan-kemudahan," paparnya.
3. Ridwan Saidi (budayawan)
Spoiler for 3.ridwan saidi:
TRIBUN-MEDAN.COM - Budayawan Betawi, Ridwan Saidi, dibully di internet terkait komentarnya yang “pedas” terhadap kepemimpinan DKI Jakarta saat ini, yang dipimpin Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama.
Dimana pemberitaan sebelumnya, Ridwan Saidi menilai kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sangat berantakan. Ridwan menilai pekerjaan pemimpin gerakan Jakarta Baru tersebut lebih buruk dibanding era gubernur Fauzi Bowo atau Foke.
"Lebih buruk dan lebih hancur dalam sejarah Indonesia. Acak-acakan Jakarta," kata Ridwan seusai menjadi pembicara dalam diskusi menyambut Hari Antikorupsi Rakyat Menggugat Integritas, Jumat (6/12/2013) di Jakarta.
Saat berbicara dalam forum itu, Ridwan juga menyatakan bahwa sama sekali tidak ada pekerjaan positif yang dilakukan oleh Jokowi dan Basuki. Meski demikian, Ridwan tidak menjelaskan lebih detail seperti apa keburukan yang ia maksudkan terhadap kepemimpinan Jokowi-Basuki.
Ridwan berharap agar warga tidak tertipu dengan hal-hal yang diperlihatkan Jokowi, misalnya ketika Jokowi turun ke gorong-gorong. Ia menyayangkan warga yang terlalu mengagumi Jokowi sehingga mendorong kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2014.
Menurut Ridwan, karena kondisi Jakarta yang semakin acak-acakan, ia yakin pemerintahan Jokowi-Basuki tidak akan bertahan sampai dua tahun. "Jadi gubernur kagak bakal sampai dua tahun, dijatuhin. MRT (mass rapid transit) bakal acak-acakan, Waduk Pluit acak-acakan. Enggak ada perbaikan dari dia, makin hancur di tangan dia," kata Ridwan.
Penilaian Ridwan ini sangat berbeda dibanding pernyataan yang disampaikannya beberapa waktu lalu. Dalam berbagai forum, Ridwan menyebut Jokowi-Basuki tiada bandingnya.
Saat Jokowi-Basuki menata kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, misalnya, Ridwan menilai kepemimpinan mereka sangat baik. Ia juga mengapresiasi ketegasan Jokowi dan Basuki dalam menegakkan hukum di Ibu Kota. Hal itu, menurut Ridwan, sangat berbeda dibanding pemimpin masa lalu yang bersifat kompromistis.
"Itu dulu, sekarang kita bicara ke depan. Jangan bicara dulu, kita enggak kenal ini 'barang'," kata Ridwan mengomentari pernyataannya pada masa lalu. (*)
Dimana pemberitaan sebelumnya, Ridwan Saidi menilai kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sangat berantakan. Ridwan menilai pekerjaan pemimpin gerakan Jakarta Baru tersebut lebih buruk dibanding era gubernur Fauzi Bowo atau Foke.
"Lebih buruk dan lebih hancur dalam sejarah Indonesia. Acak-acakan Jakarta," kata Ridwan seusai menjadi pembicara dalam diskusi menyambut Hari Antikorupsi Rakyat Menggugat Integritas, Jumat (6/12/2013) di Jakarta.
Saat berbicara dalam forum itu, Ridwan juga menyatakan bahwa sama sekali tidak ada pekerjaan positif yang dilakukan oleh Jokowi dan Basuki. Meski demikian, Ridwan tidak menjelaskan lebih detail seperti apa keburukan yang ia maksudkan terhadap kepemimpinan Jokowi-Basuki.
Ridwan berharap agar warga tidak tertipu dengan hal-hal yang diperlihatkan Jokowi, misalnya ketika Jokowi turun ke gorong-gorong. Ia menyayangkan warga yang terlalu mengagumi Jokowi sehingga mendorong kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden 2014.
Menurut Ridwan, karena kondisi Jakarta yang semakin acak-acakan, ia yakin pemerintahan Jokowi-Basuki tidak akan bertahan sampai dua tahun. "Jadi gubernur kagak bakal sampai dua tahun, dijatuhin. MRT (mass rapid transit) bakal acak-acakan, Waduk Pluit acak-acakan. Enggak ada perbaikan dari dia, makin hancur di tangan dia," kata Ridwan.
Penilaian Ridwan ini sangat berbeda dibanding pernyataan yang disampaikannya beberapa waktu lalu. Dalam berbagai forum, Ridwan menyebut Jokowi-Basuki tiada bandingnya.
Saat Jokowi-Basuki menata kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, misalnya, Ridwan menilai kepemimpinan mereka sangat baik. Ia juga mengapresiasi ketegasan Jokowi dan Basuki dalam menegakkan hukum di Ibu Kota. Hal itu, menurut Ridwan, sangat berbeda dibanding pemimpin masa lalu yang bersifat kompromistis.
"Itu dulu, sekarang kita bicara ke depan. Jangan bicara dulu, kita enggak kenal ini 'barang'," kata Ridwan mengomentari pernyataannya pada masa lalu. (*)
3. Nurhayati
Spoiler for nurhayati:
akarta - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Nurhayati Ali Assegaf menyatakan kritik-kritik yang ia lontarkan ke Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) adalah pendapatnya pribadi, bukan mewakili PD. Ia juga tak bermaksud menyerang secara frontal Jokowi.
"Tidak ada kaitannya dengan partai. Justru partai sama sekali tidak tahu menahu. Dan saya juga ketika ada kejadian-kejadian yang menimpa masyarakat kecil tentunya menjadi urusan saya pribadi," tutur Nurhayati kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/10/2013).
Nurhayati menyatakan kritik yang ia lontarkan itu berasal dari dirinya sendiri sebagai masyarakat dan relawan bencana. Menurutnya, semua orang berhak untuk tolong-menolong jika terjadi bencana, dalam hal ini kebakaran di Jakarta.
"Ini sama sekali nggak ada niatan saya (menyerang Jokowi). Karena sebagai relawan saja," ucap doktor kelahiran Solo ini.
Nurhayati tak bermaksud menyerang Jokowi. Bahkan dia yakin Jokowi bisa mengatasi persoalan kebakaran yang marak di Jakarta, seperti kritik yang ia lontarkan selama ini.
"Saya yakin Pak Jokowi bisa, kan sekarang Pak Jokowi menyiapkan pemadam kebakaran dan lain sebagainya," tutupnya.
Kritik tajam Nurhayati soal 1.000 rumah terbakar di Kelapa Gading pada 1 Oktober menuai kecaman dari masyarakat. Karena rumah yang terbakar ternyata hanya rumah bedeng. Selain soal kebakaran, Nurhayati juga mengkritik Jokowi soal penolakannya terhadap mobil murah
http://news.detik..com/read/2013/10/...jokowi?9911012
"Tidak ada kaitannya dengan partai. Justru partai sama sekali tidak tahu menahu. Dan saya juga ketika ada kejadian-kejadian yang menimpa masyarakat kecil tentunya menjadi urusan saya pribadi," tutur Nurhayati kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/10/2013).
Nurhayati menyatakan kritik yang ia lontarkan itu berasal dari dirinya sendiri sebagai masyarakat dan relawan bencana. Menurutnya, semua orang berhak untuk tolong-menolong jika terjadi bencana, dalam hal ini kebakaran di Jakarta.
"Ini sama sekali nggak ada niatan saya (menyerang Jokowi). Karena sebagai relawan saja," ucap doktor kelahiran Solo ini.
Nurhayati tak bermaksud menyerang Jokowi. Bahkan dia yakin Jokowi bisa mengatasi persoalan kebakaran yang marak di Jakarta, seperti kritik yang ia lontarkan selama ini.
"Saya yakin Pak Jokowi bisa, kan sekarang Pak Jokowi menyiapkan pemadam kebakaran dan lain sebagainya," tutupnya.
Kritik tajam Nurhayati soal 1.000 rumah terbakar di Kelapa Gading pada 1 Oktober menuai kecaman dari masyarakat. Karena rumah yang terbakar ternyata hanya rumah bedeng. Selain soal kebakaran, Nurhayati juga mengkritik Jokowi soal penolakannya terhadap mobil murah
http://news.detik..com/read/2013/10/...jokowi?9911012
4. Iberamsjah (udah meninggal msh terus dibully) [PARAH]
Spoiler for Iberamsjah:
Pernyataan ini dilontarkan oleh salah seorang pengamat politik sekaligus guru besar dari UI, Prof. Dr.Iberamsjah MS pada bulan Februari 2013 lalu. Menurutnya, tingginya popularitas dan elektabilitas Jokowi dipengaruhi karena loyalitas publik terhadap Jokowi. Menurutnya pula bila survei kembali dilakukan untuk beberapa bulan mendatang tentu hasilnya akan berubah. Apakah prediksi Iberamsjah ini benar? Bila kita menilik hasil survei pada bulan Juni, ternyata elektabilitas Jokowi semakin meningkat. Hasil survei menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibanding elektabilitas tokoh-tokoh politik lainnya. Apakah dari februari hingga juni bisa mewakili pernyataan Iberamsjah tadi yang menyatakan “beberapa bulan mendatang hasilnya akan berubah”?
Tak sekali ini Iberamsjah memberikan prediksi yang keliru. Pada bulan Juni 2012, Iberamsjah juga mengatakan “Rakyat Jakarta pintar-pintar bukan seperti rakyat di Solo yang bisa ditipu Jokowi!” Dari pernyataan ini artinya Iberamsjah memprediksikan Foke akan mengalahkan Jokowi pada Pilkada DKI yang telah lalu. Tetapi apa hasilnya? Ternyata Foke yang didukung oleh beberapa partai besar harus mengakui keunggulan Jokowi. Pernyataan Iberamsjah tadi juga bisa diartikan bahwa Iberamsjah menganggap orang Solo adalah sekumpulan orang bodoh atau dia juga bisa menganggap orang Jakarta sama bodohnya seperti orang Solo karena telah memilih Jokowi sebagai gubernurnya.
Lalu apa kata Iberamsjah akhir-akhir ini? Menurutnya, meningkatnya elektabilitas Jokowi disebabkan karena tingginya intensitas Jokowi muncul di media bukan karena kinerjanya. Contoh yang diambil untuk menunjukkan ketidakbecusan Jokowi adalah terkait dengan tunggakan gaji petugas pintu air dan program lelang jabatan yang menurutnya telah menabrak undang-undang. Mengenai tunggakan gaji petugas pintu air telah diklarifikasi Ahok sebagai Wakil Gubernur, yaitu bahwa mereka bukan wewenang pemprov DKI tetapi seharusnya oleh operator swasta. Dan gajinya akhirnya ditalangi oleh pemprov DKI. Sedangkan mengenai lelang jabatan, banyak pengamat lain memberikan apresiasi atas ide dari pemprov DKI ini. Memang seharusnya lebih banyak kesempatan yang harus diberikan kepada yang berprestasi daripada karena senioritas. Sedangkan menurut Iberamsjah jabatan lebih diutamakan karena senioritasnya hal ini diakuinya karena dia mengajar ilmu pemerintahan.
Sebagai seorang professor seharusnya dia memberikan ukuran-ukuran terukur mengenai kualitas seorang capres yang distandardkan. Ukuran yang ditetapkan harus menjadi standard ukuran kepemimpinan yang ideal. Dari ukuran yang ditetapkan barulah diterapkan kepada Jokowi, apakah Jokowi masuk dalam kriteria berkwalitas atau tidak. Jika perlu ada pembanding untuk mengetahui sejauh mana kwalitas Jokowi dibandingkan dengan yang lainnya.
Ketidak akuratan pengamatan yang dilakukan oleh seorang pengamat memang jamak terjadi. Tetapi jika seorang pengamat yang bergelar professor memberikan pengamatan yang keliru tentang suatu masalah di bidangnya maka tentu saja publik pantas mempertanyakan kredibilitas tingkat keilmuannya. Pernyataan yang dikeluarkan oleh seorang pengamat seharusnya melalui pertimbangan dari hasil riset keilmuannya, bukan semata-mata hasil dari emosi dan pengamatan suka dan tidak suka terhadap sesuatu yang diamatinya. Mungkin sebaiknya seorang professor lebih memperhatikan hasil riset keilmuannya dan mempublishnya dalam jurnal ilmiah yang terukur daripada menjual ramalan murahan ke media-media untuk memenuhi asap dapurnya
Tak sekali ini Iberamsjah memberikan prediksi yang keliru. Pada bulan Juni 2012, Iberamsjah juga mengatakan “Rakyat Jakarta pintar-pintar bukan seperti rakyat di Solo yang bisa ditipu Jokowi!” Dari pernyataan ini artinya Iberamsjah memprediksikan Foke akan mengalahkan Jokowi pada Pilkada DKI yang telah lalu. Tetapi apa hasilnya? Ternyata Foke yang didukung oleh beberapa partai besar harus mengakui keunggulan Jokowi. Pernyataan Iberamsjah tadi juga bisa diartikan bahwa Iberamsjah menganggap orang Solo adalah sekumpulan orang bodoh atau dia juga bisa menganggap orang Jakarta sama bodohnya seperti orang Solo karena telah memilih Jokowi sebagai gubernurnya.
Lalu apa kata Iberamsjah akhir-akhir ini? Menurutnya, meningkatnya elektabilitas Jokowi disebabkan karena tingginya intensitas Jokowi muncul di media bukan karena kinerjanya. Contoh yang diambil untuk menunjukkan ketidakbecusan Jokowi adalah terkait dengan tunggakan gaji petugas pintu air dan program lelang jabatan yang menurutnya telah menabrak undang-undang. Mengenai tunggakan gaji petugas pintu air telah diklarifikasi Ahok sebagai Wakil Gubernur, yaitu bahwa mereka bukan wewenang pemprov DKI tetapi seharusnya oleh operator swasta. Dan gajinya akhirnya ditalangi oleh pemprov DKI. Sedangkan mengenai lelang jabatan, banyak pengamat lain memberikan apresiasi atas ide dari pemprov DKI ini. Memang seharusnya lebih banyak kesempatan yang harus diberikan kepada yang berprestasi daripada karena senioritas. Sedangkan menurut Iberamsjah jabatan lebih diutamakan karena senioritasnya hal ini diakuinya karena dia mengajar ilmu pemerintahan.
Sebagai seorang professor seharusnya dia memberikan ukuran-ukuran terukur mengenai kualitas seorang capres yang distandardkan. Ukuran yang ditetapkan harus menjadi standard ukuran kepemimpinan yang ideal. Dari ukuran yang ditetapkan barulah diterapkan kepada Jokowi, apakah Jokowi masuk dalam kriteria berkwalitas atau tidak. Jika perlu ada pembanding untuk mengetahui sejauh mana kwalitas Jokowi dibandingkan dengan yang lainnya.
Ketidak akuratan pengamatan yang dilakukan oleh seorang pengamat memang jamak terjadi. Tetapi jika seorang pengamat yang bergelar professor memberikan pengamatan yang keliru tentang suatu masalah di bidangnya maka tentu saja publik pantas mempertanyakan kredibilitas tingkat keilmuannya. Pernyataan yang dikeluarkan oleh seorang pengamat seharusnya melalui pertimbangan dari hasil riset keilmuannya, bukan semata-mata hasil dari emosi dan pengamatan suka dan tidak suka terhadap sesuatu yang diamatinya. Mungkin sebaiknya seorang professor lebih memperhatikan hasil riset keilmuannya dan mempublishnya dalam jurnal ilmiah yang terukur daripada menjual ramalan murahan ke media-media untuk memenuhi asap dapurnya
Politik santun pernah diperkenalkan SBY dimasa mulai berkuasanya dan kekuasaanya ane pikir lebih elegan.
jokowi memperkenalkan politik 'Bully', siapa pun yg berseberangan akan di bully dan dinistakan
Sekarang jadi bumerang bagi kubu jokowi tokoh2 yg di bully nya tidak mendukungnya.
Belajar dr kondisi ini, janganlah ketika berkuasa semaunya menggunakan kekuasaan, ketika suatu saat tidak jd musuh bagi rakyat.
Silahkan tambahin gann....
Untuk mengingatkan sj kl kt mencari musuh maka siap2 bumerang itu menghampiri kita....
Diubah oleh smartvoter 08-06-2014 07:12




tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
5.6K
Kutip
59
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan