Tingginya tensi kampanye hitam yang mengedepankan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) memaksa tim sukses calon presiden-wakil presiden Joko Widodo (jokowi)-Jusuf Kalla (JK) membentuk tim Bravo Lima. Tugas tim tersebut untuk menangkal isu tersebut dengan aksi berkeliling ke sejumlah pondok pesantren.

Tim Bravo Lima terdiri dari, Mantan Menlu Alwi Shihab, mantan Mendag Jend. (purn) Luhut Binsar Panjaitan. Selama masa kampanye pilpres, tim ini akan mendatangi pondok-pondok pesantren yang ada di kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Penggunaan isu SARA, menurut Alwi, mirip dengan cara-cara yang digunakan kelompok Salafi Wahabi yang menghalalkan segala cara supaya bisa berkuasa. Ideologi mereka yakni pemurnian agama (Islam) yang digagas Muhammad bin Abdul Wahab sekitar abad ke-16. Para pengikut gerakan tersebut getol menolak segala praktek keagamaan atau ritual yang dianggap asing, termasuk ritual agama lainnya.

"Gerakan ini sangat berlawanan dengan tradisi Nahdlatul Ulama," jelas Alwi, dalam surat elektroniknya, Sabtu (7/6).

Saat ditanya apakah tim sukses kubu Partai Gerindra yang sempat mencantumkan pemurnian agama dalam manifesto parpol besutan Prabowo tersebut dan kemudian dihapus pelakunya , ia enggan membeberkannya. Meski demikian, ia mengakui ada penyusupan penganut Wahabi Salafi di kubu capres non Jokowi.
Sumber



waooow...