- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pemkab Bandung Jalin Kerja Sama dengan Zimbabwe


TS
zambia.zimbabwe
Pemkab Bandung Jalin Kerja Sama dengan Zimbabwe
Quote:
SOREANG-Pemerintah Kabupaten Bandung bekerja sama dengan pihak kedutaan Cina dan Zimbabwe untuk mengembangkan energy alternatif dengan bahan baku kemiri sunan dan kain tenun.
Hal itu dijelaskan Kadisperindag Hj. Popi Hopipah usai pertemuan Bupati Bandung Dadang Naser yang didampingi Asisten Pemerintahan Yudi Haryanto, Kadin Kab. Bandung dan Kadisperindag dengan Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan, Wakil Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Susilo Siswoutomo dan para duta besar Asia, di Jakarta, belum lama ini.
Pertemuan itu, kata Popi, difasilitasi APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia).”Energi alternatif ini akan disosialisasikan kepada masyarakat dengan melibatkan UKM. Hal ini dilakukan untuk membuka peluang bisnis yang akan dijalani melalui kementrian dengan negara negara Asia,” sambung Popi kepada Soreangonline.com, Rabu (5/3/2014).
Ia menambahkan, pemerintah mencari alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan bahan bakar Nabati (BBN). Pasalnya, selain cadangan BBM terus menipis, juga beban subsidi membebani anggaran keuangan negara.
Pengganti BBM itu, ada beberapa alternatif, yaitu jarak pagar (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae), nyamplung (Calophyllum inophyllum) dan kemiri sunan (Aleurites Trisperma).
Dari ketiga alternatif tersebut, kemiri sunan lebih bagus dan ekonomis karena memiliki kandungan minyak nabati untuk keperluan bahan bakar biodiesel.”Bupati Bandung sudah menanam ribuan pohon kemiri disejumlah wilayah di Kab. Bandung,” tutur Popi.
Berdasarkan catatan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri endosperma biji tanaman ini mengandung minyak yang dapat diproses menjadi minyak pengganti solar atau biodiesel dengan komposisi minyaknya terdiri atas asam palimitat 10 %, asam stearat 9 %, asam oleat 12 %, asam linoleat 19 %, dan asam a-elaeostearat 51 %.
Menurut Wakil Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Susilo Siswoutomo,
Kemiri sunan dapat dijadikan sebagai tanaman konservasi termasuk lahan bekas tambang (reklamasi paska tambang) karena pohon ini tidak memerlukan air yang banyak (cocok ditanam pada lahan kritis) dan sangat rimbun sehingga suhu dibawahnya itu dapat menjadi lebih rendah 11 derajat.
Kerimbunan daun dari kemiri sunan, lebih dari 80.000 helai/phn, dan mampu mengikat CO2 dalam jumlah besar untuk kemudian menghasilkan O2. Disamping itu tanaman kemiri sunan juga memiliki perkaran yang kuat dan dalam. Dalam 4 tahun pajang akar bisa mencapai 4 meter.
Tanaman yang diperkirakan masuk ke Indonesia sejak abad ke-19 oleh pedagang asal Cina ini sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai bahan baku bahan bakar nabati. Dari pertanaman Kemiri Sunan setiap 1 ha bisa diperoleh 10 ton minyak kasar/ tahun. Hasil ini jauh lebih tinggi dari kelapa sawit yakni sekitar 6 ton/ha/tahun minyak kasar. (bung wir/net)**
Hal itu dijelaskan Kadisperindag Hj. Popi Hopipah usai pertemuan Bupati Bandung Dadang Naser yang didampingi Asisten Pemerintahan Yudi Haryanto, Kadin Kab. Bandung dan Kadisperindag dengan Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan, Wakil Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Susilo Siswoutomo dan para duta besar Asia, di Jakarta, belum lama ini.
Pertemuan itu, kata Popi, difasilitasi APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia).”Energi alternatif ini akan disosialisasikan kepada masyarakat dengan melibatkan UKM. Hal ini dilakukan untuk membuka peluang bisnis yang akan dijalani melalui kementrian dengan negara negara Asia,” sambung Popi kepada Soreangonline.com, Rabu (5/3/2014).
Ia menambahkan, pemerintah mencari alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan bahan bakar Nabati (BBN). Pasalnya, selain cadangan BBM terus menipis, juga beban subsidi membebani anggaran keuangan negara.
Pengganti BBM itu, ada beberapa alternatif, yaitu jarak pagar (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae), nyamplung (Calophyllum inophyllum) dan kemiri sunan (Aleurites Trisperma).
Dari ketiga alternatif tersebut, kemiri sunan lebih bagus dan ekonomis karena memiliki kandungan minyak nabati untuk keperluan bahan bakar biodiesel.”Bupati Bandung sudah menanam ribuan pohon kemiri disejumlah wilayah di Kab. Bandung,” tutur Popi.
Berdasarkan catatan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri endosperma biji tanaman ini mengandung minyak yang dapat diproses menjadi minyak pengganti solar atau biodiesel dengan komposisi minyaknya terdiri atas asam palimitat 10 %, asam stearat 9 %, asam oleat 12 %, asam linoleat 19 %, dan asam a-elaeostearat 51 %.
Menurut Wakil Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Susilo Siswoutomo,
Kemiri sunan dapat dijadikan sebagai tanaman konservasi termasuk lahan bekas tambang (reklamasi paska tambang) karena pohon ini tidak memerlukan air yang banyak (cocok ditanam pada lahan kritis) dan sangat rimbun sehingga suhu dibawahnya itu dapat menjadi lebih rendah 11 derajat.
Kerimbunan daun dari kemiri sunan, lebih dari 80.000 helai/phn, dan mampu mengikat CO2 dalam jumlah besar untuk kemudian menghasilkan O2. Disamping itu tanaman kemiri sunan juga memiliki perkaran yang kuat dan dalam. Dalam 4 tahun pajang akar bisa mencapai 4 meter.
Tanaman yang diperkirakan masuk ke Indonesia sejak abad ke-19 oleh pedagang asal Cina ini sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai bahan baku bahan bakar nabati. Dari pertanaman Kemiri Sunan setiap 1 ha bisa diperoleh 10 ton minyak kasar/ tahun. Hasil ini jauh lebih tinggi dari kelapa sawit yakni sekitar 6 ton/ha/tahun minyak kasar. (bung wir/net)**
Quote:
nah gan, tingkat kabupaten udah kerja sama, sama negara luar ? hebat gan !
0
1.6K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan