Kaskus

Hobby

ruly2404Avatar border
TS
ruly2404
Misteri Arwah Noni Belanda diLawang Sewu
Misteri Arwah Noni Belanda diLawang Sewu

Lawang Sewu, gedung tua yang berada di pusat
Kota Semarang ini sebelum zaman penjajahan
Jepang adalah kantor perkereta-apian yang
dikelola pemerintah kolonial Belanda.
Cerita misteri munculnya arwah noni Belanda ini
berawal ketika tentara Jepang mulai masuk
menyerbu gedung, dan menjadikannya sebagai
salah satu basis peristirahatan tentara Jepang.
Kala itu, terjadi pemerkosaan tentara Jepang
terhadap sekitar 20 noni Belanda. Kabarnya
semua noni ini terdiri dari 10 noni perawan dan
10 sudah nikah.
Setelah puas menyalurkan hasratnya, para tentara
Jepang memenggal kepala 20 noni tersebut. Dari
situ, mistis sering munculnya noni di sekitar
Lawang Sewu berawal.
Pengalaman Mistis
Kemunculan arwah noni Belanda ini salah
satunya dialami oleh Toha (46) warga Kampung
Prembaen, Semarang Tengah, Kota Semarang.
Toha yang mempunyai hobi memancing di sungai
sekitar Lawang Sewu ini sering melihat
penampakan sosok noni Belanda.
Dengan rambut panjang terurai dan berbusana
long dress warna putih, sosok noni Belanda itu
terlihat mondar-mandir di sekitar Lawang Sewu.
“Dia tidak mengganggu hanya menampakkan diri.
Mondar-mandir dengan parasnya yang cantik
namun penuh dengan darah di mukanya dan
menebar senyuman yang sangat mistis dan
menakutkan… Ya, menakutkan memang… tetapi
mau bagaimana lagi?,” tutur Toha, Minggu
(13/10/13).
Loji sejak era Belanda tersebut, kini lebih dikenal
dengan istilah “Lawang Sewu” atau “pintu seribu”
karena seakan-akan ada ribuan pintu dan jendela
tersebar di mana-mana.
Sebagai gambaran, lantai dua di bagian belakang
gedung memiliki sekitar 20 ruangan berjajar yang
masing-masing memiliki sebanyak 6 pintu.
Jika “lawang” bisa diartikan sebagai pintu atau
pintu yang menyerupai jendela besar, maka
diyakini seakan-akan gedung tua Lawang Sewu
memiliki 1000 pintu.
Mitos Seribu Pintu dan Ruang Bunker Bawah
Tanah
Pada kenyataannya dari berbagai pengalaman
para wisatawan baik lokal maupun mancanegara
yang mengunjunginya, saat menghitung jumlah
pintu selalu tidak akan menemukan jumlah
sampai 1000 pintu atau 1000 lawang.
Hal ini terjadi karena memang istilah kata “sewu”
atau “seribu” itu, hanyalah kata kiasan yang
mengartikan banyaknya pintu-pintu atau jendela-
jendela besar tersebut yang seakan-akan
jumlahnya seribu.
Hingga kini, istilah tersebut diyakini sebagai
mitos jika satu pintunya merupakan pintu mistis
sebagai tempat jalan masuk arwah para
penunggu gedung Lawang Sewu tersebut.
Selain rahasia pintu seribu, juga ada bagian lain
dari Lawang Sewu yaitu bunker , atau ruang
bawah tanah. Bungker ini sebetulnya adalah
tempat penyimpanan atau persediaan air bersih
pada Zaman Belanda.
Tak heran, jika sampai saat ini bangunan tersebut
terus tergenang air dan harus dipompa keluar
agar air tidak membanjiri objek wisata utama di
Lawang Sewu tersebut.
Saat pertama turun, kita akan ditunjukan tempat
yang angker dan penampakan-penampakan yang
terjadi. Di ruangan pengap tersebut, terdapat
beberapa lampu temaram yang masih terlihat
baru. Konon dipasang lampu karena banyaknya
orang yang kesurupan di tempat itu.
Saat Jepang masuk Indonesia
Pada masa Jepang, bungker itu dijadikan penjara
dadakan untuk menahan para pejuang dan
tentara Belanda yang tertangkap.
Di ruang bawah tanah itu juga terdapat 16 kolam
di setiap ruangan, delapan ruangan bagian kanan
dan delapan ruangan bagian kiri.
Selain itu, tempat itu dijadikan sebagai tempat
penyiksaan dan pembantaian tentara Belanda.
Termasuk menyiksa beberapa noni Belanda yang
dilakukan oleh tentara Jepang.
Penjara ini pada masanya dulu sering disebut
sebagai penjara jongkok . Lima sampai sembilan
orang dimasukan dalam sebuah kotak sekitar 1,5
x 1,5 meter dengan tinggi sekitar 60 cm.
Lalu mereka disuruh jongkok berdesakan,
kemudian kolam tersebut diisi air hingga setinggi
leher. Kemudian kolam tersebut ditutup terali besi
sampai mereka semua mati.
Tak hanya penjara jongkok, di ruang bawah tanah
tersebut juga terdapat penjara berdiri. Lima
sampai enam orang dimasukan dalam sebuah
kotak berdiamater sekitar 60 cm x 1 meter,
mereka berdiri berdesakan kemudian ditutup pintu
besi sampai mereka semua mati.
Namun jika dalam seminggu mereka yang
dipenjara jongkok dan penjara berdiri masih
hidup, maka kepala mereka dipengggal dalam
ruangan khusus. Mereka menggunakan bak pasir
untuk mengumpulkan mayat tersebut.
Seluruh mayat dibuang ke sebuah kali kecil yang
terletak di sebelah gedung tersebut. Menurut
cerita beberapa warga lama disekitar, kali itu
bernama Kali Garang, yang mana “garang” berarti
begis dan kejam.
Kata-kata garang dipilih karena pada masa
penjajahan Belanda dan juga pada masa
penjajahan Jepang dikala itu, sering terjadi
penyiksaan sehingga warna kali menjadi merah
karena banyaknya darah yang mengalir di kali
tersebut.
Saat pertempuran lima hari di Semarang, mayat-
mayat tersebut dijadikan satu dalam delapan
ruangan di sebelah kiri, kemudian ruangan
tersebut ditembok untuk menghilangkan bau
mayat. Wih, memang garang… dan pastinya
menyeramkan! (merdeka.com)
Misteri Arwah Noni Belanda diLawang Sewu

Diubah oleh ruly2404 06-05-2014 17:21
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
6.5K
43
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan