- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
FOOD NOT BOMBS (MAKAN ADALAH HAK SEMUA MANUSIA)


TS
jakartabergaul
FOOD NOT BOMBS (MAKAN ADALAH HAK SEMUA MANUSIA)
Spoiler for PEMBUKAAN:
Spoiler for BUKTI NO REPOST:
Spoiler for RATE 5 YA GAN :
Spoiler for FOOD NOT BOMBS:

Karena makanan adalah hak semua orang bukan hak istimewa segelintir orang saja!
Karena ada cukup makanan untuk semua orang dimana-mana!
Karena kekurangan bahan makanan pokok adalah bohong!
Karena disaat kita lapar atau kedinginan kita punya hak untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dengan cara meminta, mengamen, atau menempati bangunan-bangunan kosong!
Karena kapitalisme menjadikan makanan sebagai sumber keuntungan, bukan sebagai sumber nutrisi!
Karena makanan tumbuh pada tanaman!
Karena kita butuh lingkungan bukan kendali!
Karena kita butuh rumah bukan penjara!
Karena kita butuh makanan bukan bom!
Di berbagai penjuru dunia saat ini telah terbangun puluhan kelompok-kelompok yang aktivitasnya adalah membagi-bagikan makananvegetarian gratis untuk orang-orang miskin dan siapapun yang tidak mampu membeli makanan. Kelompok-kelompok ini selain mengkampanyekan sikap anti-kemiskinan mereka, secara lebih jauhnya bertujuan untuk menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang non-kekerasan. Dan walaupun memang banyak kelompok-kelompok yang melakukan aktivitas tersebut dalam berbagai nama, namun ada satu organisasi akar-rumput yang sangat konsisten melakukan aktivitas tersebut dan organisasi ini telah berkembang secara internasional, Food Not Bombs (FNB).
Spoiler for SEJARAH FOOD NOT BOMBS:
Bermula dari San Francisco, FNB dengan aktivitasnya begitu cepat menyebar, dari Amerika Utara, Eropa, bahkan hingga ke negara-negara Asia seperti Malaysia dan Indonesia (seperti yang terjadi belakangan ini di beberapa kota). Kebanyakan dari kita benar-benar percaya bahwa FNB dan strukturnya beserta seluruh tujuannya sangat berkaitan erat dengan orientasi anarkis. Masalah ideologis ini sendiri pada akhirnya menjadi elemen formal dari politik FNB dan sebuah statement akan visi yang diadopsi secara terbuka oleh seluruh grup dan menempatkan aksi-aksi harian ke dalam konteks politik yang lebih radikal. Statement visi ini meliputi segalanya, dari dedikasi grup terhadap perjuangan anti-seksis, hingga pembangunan kebun komunitas dan pembuatan kompos sebagai sebuah aksi yang langsung menuju sebuah tatanan masyarakat yang seimbang dengan lingkungannya.
Diharapkan tulisan ini akan membuka diskusi tentang masa depan politis dari FNB dan gerakan-gerakan sejenis sebagai sebuah gerakan transnasional yang bekerja keras melawan dominasi global dari korporasi dan kemiskinan dunia. Tulisan ini juga diharapkan dapat membantu yang lainnya dalam gerakan sosial untuk mengerti aksi-aksi seperti di atas dan sisi politisnya. Adalah politik radikal yang telah membuat kita, mengisi aktivitas kita dengan sesuatu yang berarti, yang memberi energi dan vitalitas kepada usaha-usaha harian. Disaat kita melihat bagaimana aktivitas harian berkaitan dengan gerakan yang lebih besar demi keadilan sosial dan ekonomi, hal tersebut membantu memberikan inspirasi dan motivasi yang kita butuhkan untuk terus mengumpulkan dan membagi-bagikan makanan atau juga bergumul dengan kompos atau sekedar bangun tidur lebih awal, membuat kopi dan sepotong roti yang kita miliki untuk kemudian dibagikan kepada mereka yang melakukan pemogokan. Perubahan sosial yang radikal dibangun dari hari ke hari dengan menyadari bahwa diri kita adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar dari diri kita sendiri, akan dapat membantu kita untuk melewati hari-hari dengan aktivitas yang lebih berguna.
Diharapkan tulisan ini akan membuka diskusi tentang masa depan politis dari FNB dan gerakan-gerakan sejenis sebagai sebuah gerakan transnasional yang bekerja keras melawan dominasi global dari korporasi dan kemiskinan dunia. Tulisan ini juga diharapkan dapat membantu yang lainnya dalam gerakan sosial untuk mengerti aksi-aksi seperti di atas dan sisi politisnya. Adalah politik radikal yang telah membuat kita, mengisi aktivitas kita dengan sesuatu yang berarti, yang memberi energi dan vitalitas kepada usaha-usaha harian. Disaat kita melihat bagaimana aktivitas harian berkaitan dengan gerakan yang lebih besar demi keadilan sosial dan ekonomi, hal tersebut membantu memberikan inspirasi dan motivasi yang kita butuhkan untuk terus mengumpulkan dan membagi-bagikan makanan atau juga bergumul dengan kompos atau sekedar bangun tidur lebih awal, membuat kopi dan sepotong roti yang kita miliki untuk kemudian dibagikan kepada mereka yang melakukan pemogokan. Perubahan sosial yang radikal dibangun dari hari ke hari dengan menyadari bahwa diri kita adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar dari diri kita sendiri, akan dapat membantu kita untuk melewati hari-hari dengan aktivitas yang lebih berguna.
Spoiler for FOOD NOT BOMBS INDONESIA:
Spoiler for FOOD NOT BOMBS BANDUNG:
Food Not Bombs Bandung, Ini Bukan Kegiatan Amal
11 Januari 2010
Pernahkah kamu berpikir bahwa sebenarnya sayur-sayuran yang kamu beli di Supermarket-supermarket besar ternyata selalu menyisakan sayur-mayur yang tidak layak pajang. Ya, hanya karena alasan tidak layak pajang atau tidak menarik sehingga tidak lolos quality control, sayur-sayuran tersebut dengan terpaksa dikembalikan lagi ke distributornya. Belum lagi sayur-sayuran yang sudah lewat dari batas pemajangan pun berakhir “dibuang” dan menjadi “sampah sayuran kurang segar lagi”.
Sayuran yang dikembalikan oleh pihak supermarket ke distributor pun jumlahnya terus menumpuk hingga berkarung-karung dengan status “return”. Memang sih sisa sayuran tersebut masih bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar baik diolah menjadi makanan sehari-hari, dijual kembali bahkan menjadi pakan ternak. Namun tetap saja sisa sayuran tersebut tidak habis sepenuhnya dan lagi-lagi berakhir menjadi “sampah” sayuran segar.
Beranjak dari hal tersebut, teman-teman yang terhimpun dalam Food Not Bombs chapter Bandung (selanjutnya kita sebut saja FNBBDG) menjalankan aksi mendistribusikan makanan secara gratis dengan prinsip memanfaatkan pengumpulan makanan yang bisa diperoleh secara gratis pula. Beruntungnya, teman-teman dari FNBBDG mendapatkan akses berkenalan dengan suplier sayuran Lembang, sehingga sayur-sayuran yang tidak lolos QC tersebut didonasikan untuk kegiatan FNB.
Meski kegiatan FNB membagikan makanan, mereka enggan menyebutnya dengan kegiatan amal. Aksi yang mereka lakukan lebih tepatnya disebut sebagai media kampanye politis dengan dan salah satu bentuk perlawananan terhadap sistem dengan mempergunakan isu pangan. Aksi mendistribusikan makanan gratis ini rutin dilakukan setiap hari minggu sore di Taman Cikapayang dan depan Planet Dago.
Hari minggu kemarin saya berkesempatan untuk ikut serta kegiatan teman-teman FNB. Awalnya memang tidak sengaja saya bisa ikutan. Kebetulan teman-teman FNB ini agenda masaknya selalu dilakukan di rumah senior saya yang sudah saya anggap sebagai teteh atau tante yaitu Bu Djuni. Ya, saya sering banget datang ke rumahnya terutama pada saat jam makan malam. Entah sudah keputus urat laparnya atau kepepet lapar jadi saya sudah tidak malu-malu untuk sering berkunjung. Mbah (Ibunya Bu Djuni) pun sudah memaklumi kebiasaan saya dan tidak sungkan untuk berbagi makanannya kepada makhluk menyedihkan yang satu ini. Saya memang tidak perlu bayar, cukuplah dengan mengajak anaknya Bu Djuni si Nino bermain haha hihi.
Kesibukan teman-teman FNB dimulai pada jam tiga sore di Gang Gagak. Dari menanak nasi, mengupas dan memotong sayuran, hingga akhirnya memasak dilakukan di dapur Mbah. Setiap minggunya ada hampir satu karung atau lebih sayuran yang teman-teman FNB ambil dari Carrefour PvJ yang merupakan sisa sayuran return dan sudah dilabeli dengan tulisan FNB. Menurut Joe, salah seorang relawan FNB mengatakan bahwa satu karung itu jumlah yang kecil. Ada berkarung-karung sayuran dengan label “return” menumpuk di gudang, dan FNB hanya mampu mengolah satu karung saja dan itu pun masih bersisa.
Jenis sayurannya pun beragam. Kalau teman-teman pernah belanja sayuran di supermarket, biasanya sayur-sayuran tersebut diwadahi dengan stereofoam dan dibungkus kedap udara dengan plastik bening. Begitu pula dengan isi karung yang terdiri dari kacang buncis, brokoli, kol, mentimun jepang, kentang, bawang daun, bawang putih, paria, cabe rawit, jamur kancing, dan jamur kulit masih dalam kemasan yang menarik dan barcode yang melilit. Walhasil akhirnya sayuran tersebut diolah menjadi cap cay (menu paling cepat dan mudah).
Setelah beres memasak kini kami bersiap-siap untuk berangkat ke Taman Cikapayang. Cuaca hari itu dan hari-hari sebelumnya memang sedikit kurang bersahabat sehingga FNB lebih memilih di bawah jembatan. Tidak menunggu lama, para tunawisma yang sepertinya sudah cukup kenal langsung menghampiri dan mengambil makanan yang disediakan.
Biasanya tidak butuh waktu lama agar makanan tersebut habis. Mungkin gerimis hujan membuat aktivitas disana cukup sepi daripada biasanya. Tapi pada akhirnya makanan itu habis semua tak bersisa. Pendistribusian makanan gratis telah usai, kini kami bersiap-siap membereskan segala perlengkapan dan kembali ke Gang Gagak untuk mencuci piring sendok dan gelas kotor.
Akhirnya sisa-sisa sayuran itu bisa termanfaatkan kembali. Padahal setiap harinya dunia ini membuang banyak bahan pangan layak makan hanya demi menjaga stabilitas ekonomi, sedangkan di sisi lain dunia juga dihuni oleh mereka yang tak memiliki akses yang layak pada makanan, apa yang engkau lakukan?

11 Januari 2010
Pernahkah kamu berpikir bahwa sebenarnya sayur-sayuran yang kamu beli di Supermarket-supermarket besar ternyata selalu menyisakan sayur-mayur yang tidak layak pajang. Ya, hanya karena alasan tidak layak pajang atau tidak menarik sehingga tidak lolos quality control, sayur-sayuran tersebut dengan terpaksa dikembalikan lagi ke distributornya. Belum lagi sayur-sayuran yang sudah lewat dari batas pemajangan pun berakhir “dibuang” dan menjadi “sampah sayuran kurang segar lagi”.
Sayuran yang dikembalikan oleh pihak supermarket ke distributor pun jumlahnya terus menumpuk hingga berkarung-karung dengan status “return”. Memang sih sisa sayuran tersebut masih bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar baik diolah menjadi makanan sehari-hari, dijual kembali bahkan menjadi pakan ternak. Namun tetap saja sisa sayuran tersebut tidak habis sepenuhnya dan lagi-lagi berakhir menjadi “sampah” sayuran segar.
Beranjak dari hal tersebut, teman-teman yang terhimpun dalam Food Not Bombs chapter Bandung (selanjutnya kita sebut saja FNBBDG) menjalankan aksi mendistribusikan makanan secara gratis dengan prinsip memanfaatkan pengumpulan makanan yang bisa diperoleh secara gratis pula. Beruntungnya, teman-teman dari FNBBDG mendapatkan akses berkenalan dengan suplier sayuran Lembang, sehingga sayur-sayuran yang tidak lolos QC tersebut didonasikan untuk kegiatan FNB.
Meski kegiatan FNB membagikan makanan, mereka enggan menyebutnya dengan kegiatan amal. Aksi yang mereka lakukan lebih tepatnya disebut sebagai media kampanye politis dengan dan salah satu bentuk perlawananan terhadap sistem dengan mempergunakan isu pangan. Aksi mendistribusikan makanan gratis ini rutin dilakukan setiap hari minggu sore di Taman Cikapayang dan depan Planet Dago.
Hari minggu kemarin saya berkesempatan untuk ikut serta kegiatan teman-teman FNB. Awalnya memang tidak sengaja saya bisa ikutan. Kebetulan teman-teman FNB ini agenda masaknya selalu dilakukan di rumah senior saya yang sudah saya anggap sebagai teteh atau tante yaitu Bu Djuni. Ya, saya sering banget datang ke rumahnya terutama pada saat jam makan malam. Entah sudah keputus urat laparnya atau kepepet lapar jadi saya sudah tidak malu-malu untuk sering berkunjung. Mbah (Ibunya Bu Djuni) pun sudah memaklumi kebiasaan saya dan tidak sungkan untuk berbagi makanannya kepada makhluk menyedihkan yang satu ini. Saya memang tidak perlu bayar, cukuplah dengan mengajak anaknya Bu Djuni si Nino bermain haha hihi.
Kesibukan teman-teman FNB dimulai pada jam tiga sore di Gang Gagak. Dari menanak nasi, mengupas dan memotong sayuran, hingga akhirnya memasak dilakukan di dapur Mbah. Setiap minggunya ada hampir satu karung atau lebih sayuran yang teman-teman FNB ambil dari Carrefour PvJ yang merupakan sisa sayuran return dan sudah dilabeli dengan tulisan FNB. Menurut Joe, salah seorang relawan FNB mengatakan bahwa satu karung itu jumlah yang kecil. Ada berkarung-karung sayuran dengan label “return” menumpuk di gudang, dan FNB hanya mampu mengolah satu karung saja dan itu pun masih bersisa.
Jenis sayurannya pun beragam. Kalau teman-teman pernah belanja sayuran di supermarket, biasanya sayur-sayuran tersebut diwadahi dengan stereofoam dan dibungkus kedap udara dengan plastik bening. Begitu pula dengan isi karung yang terdiri dari kacang buncis, brokoli, kol, mentimun jepang, kentang, bawang daun, bawang putih, paria, cabe rawit, jamur kancing, dan jamur kulit masih dalam kemasan yang menarik dan barcode yang melilit. Walhasil akhirnya sayuran tersebut diolah menjadi cap cay (menu paling cepat dan mudah).
Setelah beres memasak kini kami bersiap-siap untuk berangkat ke Taman Cikapayang. Cuaca hari itu dan hari-hari sebelumnya memang sedikit kurang bersahabat sehingga FNB lebih memilih di bawah jembatan. Tidak menunggu lama, para tunawisma yang sepertinya sudah cukup kenal langsung menghampiri dan mengambil makanan yang disediakan.
Biasanya tidak butuh waktu lama agar makanan tersebut habis. Mungkin gerimis hujan membuat aktivitas disana cukup sepi daripada biasanya. Tapi pada akhirnya makanan itu habis semua tak bersisa. Pendistribusian makanan gratis telah usai, kini kami bersiap-siap membereskan segala perlengkapan dan kembali ke Gang Gagak untuk mencuci piring sendok dan gelas kotor.
Akhirnya sisa-sisa sayuran itu bisa termanfaatkan kembali. Padahal setiap harinya dunia ini membuang banyak bahan pangan layak makan hanya demi menjaga stabilitas ekonomi, sedangkan di sisi lain dunia juga dihuni oleh mereka yang tak memiliki akses yang layak pada makanan, apa yang engkau lakukan?


Spoiler for FOOD NOT BOMBS JAKARTA:
FOOD NOT BOMB “MAKAN ADALAH HAK SETIAP MANUSIA”
Food Not Bomb adalah gerakan menentang kapitalisme di dalam bidang pangan yang hanya mementingkan laba dan keuntungan untuk pribadinya sendiri. Di berbagai penjuru dunia saat ini telah terbangun puluhan kelompok-kelompok yang aktivitasnya adalah membagi-bagikan makanan vegetarian gratis untuk orang-orang miskin dan siapapun yang tidak mampu membeli makanan. Kelompok-kelompok ini selain mengkampanyekan sikap anti-kemiskinan mereka, secara lebih jauhnya bertujuan untuk menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang non-kekerasan. Dan walaupun memang banyak kelompok-kelompok yang melakukan aktivitas tersebut dalam berbagai nama, namun ada satu organisasi akar-rumput yang sangat konsisten melakukan aktivitas tersebut dan organisasi ini telah berkembang secara internasional, Food Not Bombs (FNB).
Minggu, 1 Juli 2014 lalu segelintir anak muda yang tidak mau disebutkan namanya menggelar aksi Food Not Bombs itu. Aksi yang di laksanakan di daerah Cengkareng, Jakarta Barat itu berlangsung dengan damai. Ketika di tanya panitia pelaksana “semua teman-teman ngecrek untuk membeli sayuran dan bahan makanan lainnya. Kami semua membuat makanan sendiri, masak nasi dan lauk pauk lainnya” Raka.
Mereka membagikan makanan gratis untuk semua kalangan yang tengah berada di kawasan lampu merah cengkareng, Jakarta Barat tersebut. “Acara ini bagus, agar pemerintah juga melihat anak muda yang mempunyai niat untuk membangun negeri ini. Indonesia akan kaya dengan SDA dari Sabang sampai marauke. Tetapi Indonesia masih mengekspor bahan pangan dari negara lain” Menurut salah satu masyarakat sekitar.
Dengan adanya aksi ini di harapkan pemerintah maupun masyarakat mampu membuat perubahan di bidang pangan. Bukan hanya dalam pangan tetapi juga dalam semua bidang yang ada di Negara kita. Apalagi di tahun 2014 ini akan ada pesta rakyat pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia 9 Juli 2014 nanti. Diharapkan pemimpin yang terpilih akan membuat perubahan untuk Indonesia 5 tahun kedepan.
Karena makanan adalah hak semua orang bukan hak istimewa segelintir orang saja!
Karena ada cukup makanan untuk semua orang dimana-mana!
Karena kekurangan bahan makanan pokok adalah bohong!
Karena disaat kita lapar atau kedinginan kita punya hak untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dengan cara meminta, mengamen, atau menempati bangunan-bangunan kosong!
Karena kapitalisme menjadikan makanan sebagai sumber keuntungan, bukan sebagai sumber nutrisi!
Karena makanan tumbuh pada tanaman!
Karena kita butuh lingkungan bukan kendali!
Karena kita butuh rumah bukan penjara!
Karena kita butuh makanan bukan bom!


Sebenarnya masih banyak anak muda di Indonesia yang sudah melakukan aksi ini gan, tapi tadi dua itu contohnya saja yaaa
Food Not Bomb adalah gerakan menentang kapitalisme di dalam bidang pangan yang hanya mementingkan laba dan keuntungan untuk pribadinya sendiri. Di berbagai penjuru dunia saat ini telah terbangun puluhan kelompok-kelompok yang aktivitasnya adalah membagi-bagikan makanan vegetarian gratis untuk orang-orang miskin dan siapapun yang tidak mampu membeli makanan. Kelompok-kelompok ini selain mengkampanyekan sikap anti-kemiskinan mereka, secara lebih jauhnya bertujuan untuk menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang non-kekerasan. Dan walaupun memang banyak kelompok-kelompok yang melakukan aktivitas tersebut dalam berbagai nama, namun ada satu organisasi akar-rumput yang sangat konsisten melakukan aktivitas tersebut dan organisasi ini telah berkembang secara internasional, Food Not Bombs (FNB).
Minggu, 1 Juli 2014 lalu segelintir anak muda yang tidak mau disebutkan namanya menggelar aksi Food Not Bombs itu. Aksi yang di laksanakan di daerah Cengkareng, Jakarta Barat itu berlangsung dengan damai. Ketika di tanya panitia pelaksana “semua teman-teman ngecrek untuk membeli sayuran dan bahan makanan lainnya. Kami semua membuat makanan sendiri, masak nasi dan lauk pauk lainnya” Raka.
Mereka membagikan makanan gratis untuk semua kalangan yang tengah berada di kawasan lampu merah cengkareng, Jakarta Barat tersebut. “Acara ini bagus, agar pemerintah juga melihat anak muda yang mempunyai niat untuk membangun negeri ini. Indonesia akan kaya dengan SDA dari Sabang sampai marauke. Tetapi Indonesia masih mengekspor bahan pangan dari negara lain” Menurut salah satu masyarakat sekitar.
Dengan adanya aksi ini di harapkan pemerintah maupun masyarakat mampu membuat perubahan di bidang pangan. Bukan hanya dalam pangan tetapi juga dalam semua bidang yang ada di Negara kita. Apalagi di tahun 2014 ini akan ada pesta rakyat pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia 9 Juli 2014 nanti. Diharapkan pemimpin yang terpilih akan membuat perubahan untuk Indonesia 5 tahun kedepan.
Karena makanan adalah hak semua orang bukan hak istimewa segelintir orang saja!
Karena ada cukup makanan untuk semua orang dimana-mana!
Karena kekurangan bahan makanan pokok adalah bohong!
Karena disaat kita lapar atau kedinginan kita punya hak untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dengan cara meminta, mengamen, atau menempati bangunan-bangunan kosong!
Karena kapitalisme menjadikan makanan sebagai sumber keuntungan, bukan sebagai sumber nutrisi!
Karena makanan tumbuh pada tanaman!
Karena kita butuh lingkungan bukan kendali!
Karena kita butuh rumah bukan penjara!
Karena kita butuh makanan bukan bom!


Sebenarnya masih banyak anak muda di Indonesia yang sudah melakukan aksi ini gan, tapi tadi dua itu contohnya saja yaaa
Spoiler for VIDEO FOOT NOT BOMBS INDONESIA:
[YOUTUBE]<iframe width="420" height="315" src="//www.youtube.com/embed/3vxcKqpmKqc" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>[/YOUTUBE]
Kalau gak bisa kebuka nih Link menuju TKP gan FOOD NOT BOMBS INDONESIA
Kalau gak bisa kebuka nih Link menuju TKP gan FOOD NOT BOMBS INDONESIA
Sekian dulu ya ane berbagi Informasinya
Spoiler for JANGAN KASIH ANE:
Spoiler for CENDOL:

Spoiler for BATA:

KARENA ANE MEMBERI INFORMASI TANPA REPUTASI
Spoiler for JANGAN LUPA:
SUMBER
FOOD NOT BOMBS
FOOD NOT BOMB
FOOD NOT BOMBS JAKARTA
FOOD NOT BOMBS BANDUNG
TIM SUKSES MERAJALELA DIKASKUS
RADIONYA ANAK MUDA BANGET!!!
Diubah oleh jakartabergaul 04-06-2014 14:13
0
8.7K
Kutip
47
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan