- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Antara Jokowi & Prabowo


TS
nurdianshah
Antara Jokowi & Prabowo
Secara pribadi sebagai warga negara tentunya berharap presiden yang nantinya terpilih akan memegang teguh amanahnya sebagai presiden pilihan rakyat.
Di bawah ada artikel yang sangat menarik untuk dibaca agar agan semua bisa menentukan calon presiden yang memang sangat berkualitas, silakan dibaca ya, semoga dapat bermanfaat
Selamat memilih!! Semoga Allah Ta’ala memberkahi.
oleh : Ust. Farid Numan
--------------
Jangan lupa di-rate ya, tidak nolak dikasih cendol juga asal bukan dikasih bata ya
Di bawah ada artikel yang sangat menarik untuk dibaca agar agan semua bisa menentukan calon presiden yang memang sangat berkualitas, silakan dibaca ya, semoga dapat bermanfaat

Quote:
Jokowi adalah muslim, terlepas dari kadar keislaman dan pemahamannya terhadap Islam, dia punya kelebihan. Kelebihannya sudah sering diumbar oleh para pendukungnya di berbagai media. Semoga Allah Ta’ala memberikannya balasan yang setimpal.
Prabowo juga seorang muslim, terlepas dari kadar keislaman dan pemahamannya terhadap Islam, dia juga punya kelebihan. Kelebihannya pun juga sering diberitakan para pendukungnya di berbagi media. Semoga Allah Ta’ala memberikannya balasan yang setimpal.
Janganlah kelebihan kedua orang ini membuat masing-masing pendukung buta mata, mati akal, dan kerasnya hati, sampai membela keduanya secara membabi buta dan serampangan, hingga mendudukannya sekelas nabi.
Jokowi adalah seorang manusia, maka dia punya banyak kekurangan dan kesalahan. Sebagaimana kekurangannya itu disebarkan oleh lawan-lawannya juga melalui berbagai media. Semoga Allah Ta’ala mengampuninya atas kekurangan dan kesalahannya itu, dan mau menerima taubatnya jika dia bertaubat, karena ampunan-Nya begitu luas.
Prabowo juga seorang manusia, maka dia punya banyak kekurangan dan kesalahan. Sebagaimana kekurangannya itu juga disebarkan oleh lawan-lawannya melalui berbagai media. Semoga Allah Ta’ala mengampuninya juga, dan mau menerima taubatnya jika dia bertaubat, karena ampunan-Nya begitu luas.
Janganlah kekurangan dan kesalahan kedua orang ini membuat lahirnya mata kebencian dari pendukung masing-masing, lalu olok-olok, caci maki, serapah, dan fitnah, sampai mereka menjadikan lawannya sekelas setan.
Pujilah yang perlu dipuji, dan kultus bukanlah pujian…
Kritiklah yang perlu dikritik, dan fitnah bukanlah kritikan…
Pilihlah salah satu di antara mereka berdua, bukan karena benci dan cinta buta kepada pribadi, tapi karena ingin membangun negeri Indonesia, bumi Allah, bumi kaum muslimin…
Kita harus memilih salah satunya, karena tidak mungkin memilih keduanya sekaligus, tidak mungkin pula membiarkan keduanya sekaligus…
Ketika kita memilih A, bukan karena membenci dan memusuhi B, bukan pula karena B tidak cakap dan tidak mampu….
Ketika kita tidak memilih B, bukan karena A lebih jago, cakap dan mampu dibanding B. Karena selama keduanya masih “Capres” maka keduanya sama-sama belum teruji kemampuannya sebagai Presiden. Namanya juga calon, belum ngapa-ngapain, baru rencana dan impian.
Ketahuilah, cinta secara ekstrem itu buruk, dan benci secara ekstrem juga zhalim. Posisikanlah kedua Capres ini sebagai manusia biasa. Bukan malaikat, nabi, apalagi Rabb semesta alam. Tapi jangan pula posisikan mereka seperti setan yang jahat.
Bagi seorang muslim, al- Quran dan as- Sunnah adalah panduan, kapan pun dan di mana pun, dan dalam hal apa pun. Keduanya adalah pegangan hidup yang telah bergaransi anti sesat dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Pilihlah Capres yang lebih kecil keburukannya, ketika kita tahu semuanya memiliki keburukan. Sesuai kaidah irtikab akhafu dhararain (menjalankan kerusakan yang lebih ringan di antara dua kerusakan).
Pilihlah Capres yang lebih berpihak dan mengajak kepada shirathal mustaqim, Islam, dan al-Quran, yang semakin membuat kita dekat dengan Allah Ta’ala, bukan justru semakin jauh dari Allah Ta’ala dan agama, hura-hura dan maksiat, ketika kita mengetahui bahwa kedua Capres ini pasti memiliki goal setting dalam hidup mereka. Sesuai firman-Nya, “Inna Haadzal Quran Yahdi Lillati Hiya Aqwam,” (Sesungguhnya al-Quran memberikan petunjuk ke jalan yang lebih lurus).
Pilihlah Capres yang lebih dicintai ulama dan dekat dengannya, mereka pun juga mencintai ulama dan menjadikan ulama sebagai tempat bertanya. Bukan hanya ketika kampanye saja, bukan pula sowan kepada musuh-musuh agama, ketika kita tahu bahwa ulama lebih paham tentang standar baik dan buruk, benar dan salah, dibanding orang kebanyakan. Sesuai firman-Nya, “Fas’aluu Ahlaz Zikri Inkuntum Laa Ta’amun,” (Bertanyalah kepada ulama jika kalian tidak mengetahui). Juga sabda nabi, “Al-mar’u ‘Alad Diini Khaliilih,” (Keadaan agama seseorang tergantung siapa kekasihnya).
Pilihlah Capres yang di sekelilingnya berkumpul ahlul khair (pelaku kebaikan), bukan ahlul ma’shiyah (pelaku maksiat), ahlut thaa’ah (taat) bukan ahlul hawa (penyembah hawa nafsu). Sesuai sabda nabi, “Al Arwaahu Junuudun Mujannadah,” (Sesungguhnya jiwa-jiwa itu akan berkomunitas dengan orang yang setipe dengannya).
Pilihlah Ccapres yang track record-nya jujur bukan pendusta. Karena nabi bersabda, “‘Alaikum Bish Shidqi Inna Shidqa Yahdi Ilal Birr Wal Birru Yahdi Ilal Jannah,” (Hendaknya kamu jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga).
Pilihlah Capres yang track record-nya bukan pendusta, karena berdusta adalah penyakit jiwa yang sulit sembuhnya. Ketika sudah terbiasa berdusta, maka korbannya bukan lagi satu manusia tapi satu negeri. Karena nabi bersabda, “Wa Iyyakum Wal Kadzib, Innal Kadziba Yahdi Ilal Fujuur Wal Fujuur Yahdi Ilan Naar,” (Takutlah kamu terhadap dusta, karena dusta membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa kepada neraka).
Pilihlah Capres yang mampu menjaga amanah bukan mengkhianatinya. Karena Allah Ta’ala berfirman, “Yaa Ayyuhalladzina Amanuu Awfuu Bil ‘Uquud,” (Wahai orang-orang beriman penuhilah janji-janji kalian). Firman-Nya juga, “Laa Takhuunullah wa Rasuul wa Takhuunuu Amanaatikum wa Antum Ta’lamun,” (Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan mengkhianati amanah yang ada pada kalian dan kalian sendiri tahu hal itu).
Pilihlah Capres yang mampu bekerja secara genuine bukan dibesar-besarkan, dan puja puji oleh media semata, sebab kita memilih Presiden bukan aktor sandiwara.
Pilihlah capres yang kuat dan pemberani, itu modal untuk keselamatan negaramu dari serangan asing, dan modal perlindungan untuk rakyatnya.
Prabowo juga seorang muslim, terlepas dari kadar keislaman dan pemahamannya terhadap Islam, dia juga punya kelebihan. Kelebihannya pun juga sering diberitakan para pendukungnya di berbagi media. Semoga Allah Ta’ala memberikannya balasan yang setimpal.
Janganlah kelebihan kedua orang ini membuat masing-masing pendukung buta mata, mati akal, dan kerasnya hati, sampai membela keduanya secara membabi buta dan serampangan, hingga mendudukannya sekelas nabi.
Jokowi adalah seorang manusia, maka dia punya banyak kekurangan dan kesalahan. Sebagaimana kekurangannya itu disebarkan oleh lawan-lawannya juga melalui berbagai media. Semoga Allah Ta’ala mengampuninya atas kekurangan dan kesalahannya itu, dan mau menerima taubatnya jika dia bertaubat, karena ampunan-Nya begitu luas.
Prabowo juga seorang manusia, maka dia punya banyak kekurangan dan kesalahan. Sebagaimana kekurangannya itu juga disebarkan oleh lawan-lawannya melalui berbagai media. Semoga Allah Ta’ala mengampuninya juga, dan mau menerima taubatnya jika dia bertaubat, karena ampunan-Nya begitu luas.
Janganlah kekurangan dan kesalahan kedua orang ini membuat lahirnya mata kebencian dari pendukung masing-masing, lalu olok-olok, caci maki, serapah, dan fitnah, sampai mereka menjadikan lawannya sekelas setan.
Pujilah yang perlu dipuji, dan kultus bukanlah pujian…
Kritiklah yang perlu dikritik, dan fitnah bukanlah kritikan…
Pilihlah salah satu di antara mereka berdua, bukan karena benci dan cinta buta kepada pribadi, tapi karena ingin membangun negeri Indonesia, bumi Allah, bumi kaum muslimin…
Kita harus memilih salah satunya, karena tidak mungkin memilih keduanya sekaligus, tidak mungkin pula membiarkan keduanya sekaligus…
Ketika kita memilih A, bukan karena membenci dan memusuhi B, bukan pula karena B tidak cakap dan tidak mampu….
Ketika kita tidak memilih B, bukan karena A lebih jago, cakap dan mampu dibanding B. Karena selama keduanya masih “Capres” maka keduanya sama-sama belum teruji kemampuannya sebagai Presiden. Namanya juga calon, belum ngapa-ngapain, baru rencana dan impian.
Ketahuilah, cinta secara ekstrem itu buruk, dan benci secara ekstrem juga zhalim. Posisikanlah kedua Capres ini sebagai manusia biasa. Bukan malaikat, nabi, apalagi Rabb semesta alam. Tapi jangan pula posisikan mereka seperti setan yang jahat.
Bagi seorang muslim, al- Quran dan as- Sunnah adalah panduan, kapan pun dan di mana pun, dan dalam hal apa pun. Keduanya adalah pegangan hidup yang telah bergaransi anti sesat dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Pilihlah Capres yang lebih kecil keburukannya, ketika kita tahu semuanya memiliki keburukan. Sesuai kaidah irtikab akhafu dhararain (menjalankan kerusakan yang lebih ringan di antara dua kerusakan).
Pilihlah Capres yang lebih berpihak dan mengajak kepada shirathal mustaqim, Islam, dan al-Quran, yang semakin membuat kita dekat dengan Allah Ta’ala, bukan justru semakin jauh dari Allah Ta’ala dan agama, hura-hura dan maksiat, ketika kita mengetahui bahwa kedua Capres ini pasti memiliki goal setting dalam hidup mereka. Sesuai firman-Nya, “Inna Haadzal Quran Yahdi Lillati Hiya Aqwam,” (Sesungguhnya al-Quran memberikan petunjuk ke jalan yang lebih lurus).
Pilihlah Capres yang lebih dicintai ulama dan dekat dengannya, mereka pun juga mencintai ulama dan menjadikan ulama sebagai tempat bertanya. Bukan hanya ketika kampanye saja, bukan pula sowan kepada musuh-musuh agama, ketika kita tahu bahwa ulama lebih paham tentang standar baik dan buruk, benar dan salah, dibanding orang kebanyakan. Sesuai firman-Nya, “Fas’aluu Ahlaz Zikri Inkuntum Laa Ta’amun,” (Bertanyalah kepada ulama jika kalian tidak mengetahui). Juga sabda nabi, “Al-mar’u ‘Alad Diini Khaliilih,” (Keadaan agama seseorang tergantung siapa kekasihnya).
Pilihlah Capres yang di sekelilingnya berkumpul ahlul khair (pelaku kebaikan), bukan ahlul ma’shiyah (pelaku maksiat), ahlut thaa’ah (taat) bukan ahlul hawa (penyembah hawa nafsu). Sesuai sabda nabi, “Al Arwaahu Junuudun Mujannadah,” (Sesungguhnya jiwa-jiwa itu akan berkomunitas dengan orang yang setipe dengannya).
Pilihlah Ccapres yang track record-nya jujur bukan pendusta. Karena nabi bersabda, “‘Alaikum Bish Shidqi Inna Shidqa Yahdi Ilal Birr Wal Birru Yahdi Ilal Jannah,” (Hendaknya kamu jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga).
Pilihlah Capres yang track record-nya bukan pendusta, karena berdusta adalah penyakit jiwa yang sulit sembuhnya. Ketika sudah terbiasa berdusta, maka korbannya bukan lagi satu manusia tapi satu negeri. Karena nabi bersabda, “Wa Iyyakum Wal Kadzib, Innal Kadziba Yahdi Ilal Fujuur Wal Fujuur Yahdi Ilan Naar,” (Takutlah kamu terhadap dusta, karena dusta membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa kepada neraka).
Pilihlah Capres yang mampu menjaga amanah bukan mengkhianatinya. Karena Allah Ta’ala berfirman, “Yaa Ayyuhalladzina Amanuu Awfuu Bil ‘Uquud,” (Wahai orang-orang beriman penuhilah janji-janji kalian). Firman-Nya juga, “Laa Takhuunullah wa Rasuul wa Takhuunuu Amanaatikum wa Antum Ta’lamun,” (Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan mengkhianati amanah yang ada pada kalian dan kalian sendiri tahu hal itu).
Pilihlah Capres yang mampu bekerja secara genuine bukan dibesar-besarkan, dan puja puji oleh media semata, sebab kita memilih Presiden bukan aktor sandiwara.
Pilihlah capres yang kuat dan pemberani, itu modal untuk keselamatan negaramu dari serangan asing, dan modal perlindungan untuk rakyatnya.
Selamat memilih!! Semoga Allah Ta’ala memberkahi.
oleh : Ust. Farid Numan
--------------
Jangan lupa di-rate ya, tidak nolak dikasih cendol juga asal bukan dikasih bata ya
Quote:
Kisah Imam Masjid dan Supir Bus
[Kisah] Wahai Paman, Permen itu Masih Terasa di Mulutku Hingga Detik Ini
Kisah Pembebasan Jerusalem di Masa Umar bin Khattab
Istri Dambaan Suami
Kisah Ujian Kesetiaan Seorang Istri terhadap Suami
Kisah Menyentuh Prasangka Anak terhadap Kasih Sayang Ayahnya
Kisah Nyata Seorang Pemuda Miskin Menikah
Seorang yang tabah di belantara kota metropolitan
Do'a seorang yang terdholimi
Yang Salah Memang Bukan Rok Mini Tapi Pemakainya
Kisah Cinta Nyata: Pemuda yang Menikah Wanita Buta, Tuli, dan Lumpuh
Wanita Cantik, Suci, dan Cerdas Bersama Suami Yang Curiga
olahan dari buah dan air yang haram
Bermuka buruk yang sombong
Kisah 3 Orang Gila
Tak Seindah Kisah Cinderella
Kisah seorang yang lupa menyimpan harta
Kisah pilu anak SD
Kisah nyata, anak cacat itu bernama SALIM
Kisah Nabi Luth
[Kisah] Wahai Paman, Permen itu Masih Terasa di Mulutku Hingga Detik Ini
Kisah Pembebasan Jerusalem di Masa Umar bin Khattab
Istri Dambaan Suami
Kisah Ujian Kesetiaan Seorang Istri terhadap Suami
Kisah Menyentuh Prasangka Anak terhadap Kasih Sayang Ayahnya
Kisah Nyata Seorang Pemuda Miskin Menikah
Seorang yang tabah di belantara kota metropolitan
Do'a seorang yang terdholimi
Yang Salah Memang Bukan Rok Mini Tapi Pemakainya
Kisah Cinta Nyata: Pemuda yang Menikah Wanita Buta, Tuli, dan Lumpuh
Wanita Cantik, Suci, dan Cerdas Bersama Suami Yang Curiga
olahan dari buah dan air yang haram
Bermuka buruk yang sombong
Kisah 3 Orang Gila
Tak Seindah Kisah Cinderella
Kisah seorang yang lupa menyimpan harta
Kisah pilu anak SD
Kisah nyata, anak cacat itu bernama SALIM
Kisah Nabi Luth
0
3.4K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan